Hormon merupakan salah satu komponen utama yang tidak pernah lepas untuk mendukung seluruh fungsi di dalam tubuh. Selain dari otak, salah satu tempat produksi hormon lainnya yakni kelenjar tiroid yang terletak pada leher.
Kelenjar tiroid memproduksi hormon yang berguna untuk berbagai proses di dalam tubuh, dari metabolisme hingga pengaturan denyut jantung. Supaya Anda lebih paham, selami lebih dalam mengenai kelenjar penting yang satu ini, yuk!
Apa itu kelenjar tiroid?
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian pangkal leher, tepatnya di bawah jakun dan di atas tulang dada. Setiap harinya, kelenjar tiroid memproduksi hormon triiodothyronine (T3), tiroksin (T4), dan kalsitonin.
Hormon-hormon tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga sel-sel di dalam tubuh agar bisa bekerja secara normal. Hormon tiroid berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan jaringan tubuh, serta penggunaan energi.
Saat memproduksi hormon, kelenjar tiroid membutuhkan yodium sebagai salah satu bahan utamanya. Karena tubuh manusia tidak dapat menghasilkan yodium sendiri, Anda perlu mendapatkan asupannya dari makanan sumber yodium.
Nantinya, yodium dari makanan akan diserap ke dalam aliran darah di usus. Kemudian, yodium dibawa ke kelenjar tiroid dan digunakan untuk membuat hormon.
Bergantung dengan situasi, ada kalanya tubuh membutuhkan hormon tiroid yang lebih banyak atau lebih sedikit. Untuk memproduksi jumlah hormon yang tepat, kelenjar tiroid membutuhkan bantuan dari kelenjar lainnya, yakni kelenjar pituitari.
Kelenjar pituitari menghasilkan dan mengirim hormon bernama thyroid-stimulating hormone (TSH). Kemudian, TSH memberi tahu kelenjar tiroid seberapa banyak hormon yang harus diproduksi dan dilepas ke aliran darah.
Bagian-bagian kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terbagi menjadi dua lobus (belahan), yaitu lobus kiri dan lobus kanan. Kedua lobus ini dihubungkan oleh sepotong jaringan yang disebut isthmus (ismus).
Setiap lobus berisikan folikel yang mengandung hormon. Hormon inilah yang nantinya akan dikeluarkan dan dialirkan melalui pembuluh darah untuk membantu berbagai fungsi tubuh.
Kelenjar tiroid diselubungi oleh kapsul, yakni lapisan luar yang terhubung ke otot pita suara dan saraf di sekitarnya. Salah satu lapisan ini juga berfungsi membantu pergerakan tiroid saat menelan atau berbicara.
Jaringan tiroid terbentuk dari dua jenis sel, yakni sel folikel dan sel parafolikuler. Kedua sel ini berfungsi untuk memproduksi hormon yang kemudian akan dikeluarkan oleh kelenjar tiroid ke dalam aliran darah.
Sel folikel bertugas untuk membuat tiroksin dan triiodothyronine, sedangkan sel parafolikuler atau sel C bekerja untuk menghasilkan kalsitonin.
Jenis penyakit yang menyerang kelenjar tiroid
Sama halnya seperti berbagai organ lain di dalam tubuh, kelenjar tiroid juga bisa mengalami gangguan. Gangguan ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon tiroid di dalam tubuh Anda, yang kemudian menimbulkan penyakit tiroid.
Terkadang kelenjar tiroid bisa menjadi kurang aktif sehingga produksi hormon menjadi lebih sedikit. Begitu pun sebaliknya, kelenjar tiroid bisa bekerja terlalu aktif sehingga jumlah hormon yang dihasilkan terlalu banyak.
Meski bisa dialami oleh siapa pun, kasus gangguan tiroid pada wanita cenderung lebih tinggi ketimbang pria.
Efek dari penyakit tiroid dapat membuat Anda merasa tidak nyaman. Untungnya, sebagian besar kondisi akibat gangguan tiroid dapat diatasi dengan baik jika didiagnosis dan dirawat dengan benar.
Berikut merupakan berbagai jenis gangguan yang dapat terjadi pada kelenjar tiroid.
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (hipertiroid) merupakan kondisi yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Kondisi ini membuat metabolisme tubuh menjadi lebih cepat.
Hipertiroidisme dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis yang tidak disengaja dan membuat jantung berdetak lebih cepat atau tidak teratur.
Pada hipertiroid yang disebabkan oleh penyakit Graves, biasanya ditemukan gejala lain, seperti pembengkakan pada tulang kering kaki, bola mata yang menonjol, penurunan penglihatan, penglihatan ganda, dan luka di kornea mata.
2. Hipotiroidisme
Kebalikan dari hipertiroid, hipotiroidisme (hipotiroid) adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan hormon tiroid. Alhasil, metabolisme tubuh pun melambat.
Gejala penyakit hipotiroid bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, secara umum gejala hipotiroid cenderung berkembang perlahan dan dapat memakan waktu selama beberapa tahun.
Awalnya mungkin Anda tidak menyadari gejala hipotiroid seperti kelelahan dan kenaikan berat badan. Namun, semakin lama kondisi ini akan membuat proses metabolisme Anda terus melambat. Jika ini terjadi, Anda akan merasakan gejala yang lebih jelas.
3. Nodul tiroid
Nodul tiroid atau gondok lokal ditandai dengan kemunculan benjolan padat atau berisi cairan yang terbentuk di dalam tiroid. Kebanyakan kasus nodul tiroid tidak menimbulkan gejala.
Meski jarang bersifat kanker, pasien tetap harus melakukan pemeriksaan guna mengetahui sebaran gondok lokal.
4. Gondok
Gondok mengacu pada pembesaran jaringan tiroid yang abnormal. Kondisi ini bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi hipertiroidisme maupun hipotiroidisme.
Untuk mengetahui apakah ditemukan hipotiroid atau hipertiroid, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid pasien.
Meski tidak terasa sakit, gondok yang terlalu besar dapat menyebabkan rasa tak nyaman, batuk-batuk, atau sulit menelan.
5. Tiroiditis
Tiroiditis merupakan penyakit peradangan dan pembengkakan pada kelenjar tiroid yang membuat produksi hormon jadi berlebihan atau berkurang.
Kondisi ini terdiri dari berbagai jenis yang berbeda. Jenis yang paling umum menyerang orang-orang yakni tiroiditis Hashimoto.
6. Kanker tiroid
Kanker juga bisa tumbuh di jaringan tiroid. Ada empat jenis kanker tiroid yang umum, yakni kanker tiroid papiler, meduler, folikel, dan anaplastik.
Kanker tiroid yang berhasil dideteksi pada awal kemunculan penyakitnya masih bisa disembuhkan. Jadi, penting untuk melakukan deteksi dini terkait dengan kondisi ini.
Cara menjaga kesehatan kelenjar tiroid
Penyakit tiroid dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh. Agar penyakitnya tidak terjadi, penting bagi Anda untuk selalu menjaga kesehatan kelenjar tiroid dengan melakukan langkah berikut.
1. Berhenti merokok
Asap rokok mengandung banyak racun yang dapat merusak jaringan tiroid, salah satunya adalah senyawa tiosianat yang dapat mengganggu penyerapan yodium dan menghambat produksi hormon tiroid.
Sebuah penelitian pada 2014 juga menunjukkan, perokok lebih berisiko terkena penyakit Graves, kondisi yang kerap menjadi penyebab utama penyakit hipertiroidisme. Maka dari itu, usahakan segera berhenti bila Anda masih merokok.
2. Batasi asupan lemak jenuh dan lemak trans
Salah satu fungsi hormon tiroid yakni mengatur penggunaan kolesterol dan produksi asam lemak yang menyimpan energi bagi tubuh.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa orang-orang dengan hormon tiroid yang rendah cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Solusinya, batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti daging olahan, keju, dan makanan siap saji.
Terapkan juga pola makan untuk penyakit tiroid dengan memerbanyak asupan lemak dari sumber yang lebih sehat seperti ikan tinggi omega-3 dan kacang-kacangan.
3. Penuhi kebutuhan yodium
Ingat, tubuh tidak bisa menghasilkan yodium sendiri. Demi menjaga fungsi kelenjar tiroid, pemenuhan kebutuhan yodium dari asupan makanan sangatlah penting.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan pembesaran tiroid, hipotiroidisme, dan masalah intelektual pada bayi dan anak-anak.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
Bila Anda termasuk kelompok yang berisiko tinggi terkena penyakit tiroid, misalnya memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tiroiditis atau penyakit Graves, Anda perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Dokter akan menguji kadar hormon tiroid Anda setiap tahunnya. Bila ada masalah pada kelenjar hormon Anda, dokter bisa mendeteksi penyakit lebih awal dan segera memberikan perawatan yang sesuai.
[embed-health-tool-bmi]