backup og meta

10 Penyebab Dehidrasi yang Perlu Anda Waspadai

10 Penyebab Dehidrasi yang Perlu Anda Waspadai

Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan cairan lebih banyak yang dari yang dikonsumsi. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda mengetahui berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab dehidrasi.

Penyebab dehidrasi pada tubuh

Dehidrasi pada umumnya terjadi saat beraktivitas di lingkungan bertemperatur tinggi atau ketika berolahraga dalam intensitas tinggi.

Kondisi ini juga bisa muncul saat mengalami gangguan kesehatan, seperti luka bakar, diare, muntah-muntah, atau gangguan pencernaan lainnya.

Selain itu, ternyata ada beberapa penyebab dehidrasi lain yang mungkin belum Anda ketahui. Apa saja? Simak lebih lanjut penjelasan berikut ini.

1. Diabetes

diabetes di indonesia

Siapa sangka, diabetes bisa menjadi penyebab dehidrasi. Sebenarnya, salah satu tanda umum diabetes adalah buang air lebih sering.

Kondisi diabetes terjadi saat glukosa atau gula darah akan menumpuk di dalam darah.

Untuk menyaring dan menyerap kadar glukosa yang berlebih, ginjal bekerja dengan keras sampai akhirnya tidak sanggup bekerja dengan optimal.

Akibatnya, glukosa ikut keluar melalui urine dan menarik cairan dari bagian tubuh lainnya.

Hal ini membuat Anda buang air kecil lebih banyak sehingga memunculkan gejala kekurangan cairan tubuh.

2. Siklus menstruasi

Siklus haid ternyata berpengaruh terhadap munculnya dehidrasi. Selama siklus haid, hormon estrogen dan progesteron memengaruhi kadar cairan dalam tubuh.

Mengutip riset terbitan Frontiers In Physiology, kadar progesteron dan estrogen lebih rendah pada fase folikular (hari pertama haid hingga ovulasi)

Ternyata, fase siklus menstruasi ini membuat kadar arginine vasopressin (AVP) berkurang. Perlu Anda ketahui, AVP berguna untuk menyimpan air pada tubuh.

Selain itu, penurunan kedua hormon ini menurunkan rasa haus sehingga Anda rentan lupa minum air dan mengalami dehidrasi.

3. Konsumsi obat tertentu

obat antasida

Obat diuretik bekerja pada ginjal dengan membantu mengeluarkan garam dan air melalui urine.

Bila penggunaannya tidak terkontrol, Anda berisiko buang air terlalu sering. Hal ini bisa menjadi penyebab dehidrasi.

Selain itu, obat laksatif juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Sebenarnya, obat ini bekerja untuk melancarkan BAB, tapi ada risiko efek samping berupa diare.

Obat antasida atau obat maag juga bisa menjadi penyebab dehidrasi. Bila tubuh kekurangan cairan, antasida bisa mengambil sisa cairan tubuh.

Terlebih, antasida dengan kandungan magnesium memicu efek samping berupa diare. Obat lain yang punya efek samping serupa juga bisa menyebabkan dehidrasi.

4. Konsumsi alkohol

Alkohol memang terkenal buruk untuk kesehatan Anda. Salah satu dampak buruk minum alkohol adalah menyebabkan dehidrasi.

Alkohol mampu mengurangi pelepasan hormon vasopresin dalam tubuh. Padahal, hormon ini berguna untuk menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh.

Alkohol juga bersifat diuretik sehingga rentan buang air kecil terus-menerus.

Semakin banyak konsumsi alkohol, semakin banyak air dan elektrolit keluar dari tubuh dan membuat Anda dehidrasi.

5. Stres kronis

hormon stres

Saat stres, kelenjar adrenal akan melepaskan hormon stres atau kortisol. Kelenjar adrenal akan berhenti menghasilkan kortisol ketika Anda berhasil mengelola stres.

Namun, stres yang terjadi terus-menerus bisa mengganggu fungsi kelenjar adrenal (insufisiensi adrenal). Kondisi ini bisa menjadi penyebab dehidrasi.

Begini, kelenjar adrenal kelelahan karena tak henti memproduksi hormon kortisol. Akibatnya, kelenjar adrenal juga mengurangi produksi hormon aldosterone.

Padahal, hormon aldosterone berperan penting dalam menjaga kadar air dan garam pada tubuh.

Bekurangnya aldosterone bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengarah pada dehidrasi.

6. Diet rendah karbohidrat

Menurut riset terbitan Journal of Applied Physiology, karbohidrat mampu menghambat penyerapan cairan dari saluran pencernaan menuju pembuluh darah.

Mekanisme tersebut membuat kadar air pada tubuh tetap seimbang. Dehidrasi bisa terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat yang memadai.

Berkurangnya asupan karbohidrat bisa membuat cairan lebih cepat mengalir menuju ke pembuluh darah yang megarah ke ginjal.

Alhasil, cairan akan dibuang bersama dengan zat sisa lainnya sebelum diserap sepenuhnya oleh tubuh. Jadilah, tubuh bisa kehilangan cairan dengan cepat.

Itulah sebabnya berat badan bisa turun secara signifikan setelah menjalani diet rendah karbo.

7. Inflammatory bowel syndrome (IBS)

gejala sindrom iritasi usus

Inflammatory bowel syndrome (IBS) terjadi akibat gangguan kontraksi usus besar sehingga timbul masalah pencernaan seperti diare dan mual.

Gejala IBS seperti diare bisa muncul ketika Anda mengonsumsi makanan tertentu, biasanya kadar airnya tinggi, yang mengakibatkan iritasi atau luka pada usus.

Diare akibat IBS bisa berlangsung lebih parah daripada diare pada umumnya. Pasien IBS bisa mengalami diare rata-rata 12 kali seminggu.

Feses yang keluar pun biasanya cair dan berlendir karena sebagian besar merupakan cairan tubuh. Kondisi ini tentunya bisa menjadi penyebab dehidrasi.

8. Kehamilan dan menyusui

Kehamilan bisa membuat tubuh membutuhkan cairan yang lebih banyak daripada biasanya.

Saat tidak hamil, umumnya Anda harus memenuhi asupan air sebanyak 2 liter per hari. Namun, saat hamil, Anda harus memperbanyak konsumsi air hingga 3 liter.

Bila Anda hanya memenuhi asupan air seperti Anda sebelum hamil, hal ini bisa menjadi penyebab dehidrasi.

Terlebih, saat hamil Anda rentan muntah akibat morning sickness sehingga cairan tubuh dan elektrolit menurun.

Selain itu, menyusui membuat kadar air tubuh cenderung berkurang bersamaan dengan keluarnya ASI yang mengandung elektrolit, protein, dan zat gizi lainnya.

9. Tinggal di dataran tinggi

badan lansia terasa kedinginan

Suhu udara di dataran tinggi cukup rendah. Agar tubuh tetap hangat, pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke kulit berkurang dan suhu tubuh terjaga.

Proses tersebut meningkatkan tekanan darah. Ginjal pun lebih aktif bekerja menyaring cairan di dalam darah dan mengeluarkannya melalui urine.

Jika terlalu sering buang air kecil, tubuh bisa kekurangan cairan. Belum lagi, tubuh juga beradaptasi saat berada di ketinggian dengan meningkatkan frekuensi napas.

Proses ini sebenarnya penting untuk menyeimbangkan kadar oksigen. Sayangnya, hal ini memicu cairan lebih banyak keluar melalui uap air pernapasan.

10. Usia lanjut

Usia lanjut menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami dehidrasi karena penurunan kemampuan merasakan haus atau lapar.

Lansia juga lebih sulit untuk menyadari tanda-tanda dehidrasi karena lebih mudah lupa atau mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Jika mengalami kondisi tersebut, Anda akan kesulitan untuk minum air putih secara rutin untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dalam sehari.

Ternyata ada berbagai penyebab dehidrasi yang mungkin selama ini luput dari perhatian Anda, padahal bisa mengancam kessehatan tubuh.

Jika Anda menjalani aktivitas yang bisa memicu dehidrasi atau memiliki kondisi penyebabnya, sebaiknya pastikan tubuh selalu terhidrasi dengan baik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Diabetes symptoms: When diabetes symptoms are a concern. (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/diabetes-symptoms/art-20044248

Tan, B., Philipp, M., Hill, S., Che Muhamed, A., & Mündel, T. (2020). Pain Across the Menstrual Cycle: Considerations of Hydration. Frontiers In Physiology, 11. doi: 10.3389/fphys.2020.585667

Oxford Academic Health Science Network. (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://www.patientsafetyoxford.org/wp-content/uploads/2018/02/Medicines-that-affect-fluid-balance-in-the-body-draft-SJ-v2.0.pdf

The Risks of Mixing Alcohol And Summer Heat. (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://health.clevelandclinic.org/dangers-of-too-much-alcohol-summer-heat/

Aldosterone | You and Your Hormones from the Society for Endocrinology. (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://www.yourhormones.info/hormones/aldosterone/

Addison’s Disease – NORD (National Organization for Rare Disorders). (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://rarediseases.org/rare-diseases/addisons-disease/

Adrenal Insufficiency (Addison’s Disease). (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/underactive-adrenal-glands–addisons-disease

How much water should I drink during pregnancy?. (2021). Retrieved 10 November 2021, from https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/ask-acog/how-much-water-should-i-drink-during-pregnancy

Arkansas Urology. (2017). Retrieved 10 November 2021, from https://arkansasurology.com/what-is-cold-diuresis/

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Dehidrasi pada Ibu Hamil, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!

Kenali Tanda Dehidrasi pada Anak serta Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan