Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan cairan lebih banyak yang dari yang dikonsumsi. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda mengetahui berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab dehidrasi.
Penyebab dehidrasi pada tubuh
Dehidrasi pada umumnya terjadi saat beraktivitas di lingkungan bertemperatur tinggi atau ketika berolahraga dalam intensitas tinggi.
Kondisi ini juga bisa muncul saat mengalami gangguan kesehatan, seperti luka bakar, diare, muntah-muntah, atau gangguan pencernaan lainnya.
Selain itu, ternyata ada beberapa penyebab dehidrasi lain yang mungkin belum Anda ketahui. Apa saja? Simak lebih lanjut penjelasan berikut ini.
1. Diabetes
Siapa sangka, diabetes bisa menjadi penyebab dehidrasi. Sebenarnya, salah satu tanda umum diabetes adalah buang air lebih sering.
Kondisi diabetes terjadi saat glukosa atau gula darah akan menumpuk di dalam darah.
Untuk menyaring dan menyerap kadar glukosa yang berlebih, ginjal bekerja dengan keras sampai akhirnya tidak sanggup bekerja dengan optimal.
Akibatnya, glukosa ikut keluar melalui urine dan menarik cairan dari bagian tubuh lainnya.
Hal ini membuat Anda buang air kecil lebih banyak sehingga memunculkan gejala kekurangan cairan tubuh.
2. Siklus menstruasi
Siklus haid ternyata berpengaruh terhadap munculnya dehidrasi. Selama siklus haid, hormon estrogen dan progesteron memengaruhi kadar cairan dalam tubuh.
Mengutip riset terbitan Frontiers In Physiology, kadar progesteron dan estrogen lebih rendah pada fase folikular (hari pertama haid hingga ovulasi)
Ternyata, fase siklus menstruasi ini membuat kadar arginine vasopressin (AVP) berkurang. Perlu Anda ketahui, AVP berguna untuk menyimpan air pada tubuh.
Selain itu, penurunan kedua hormon ini menurunkan rasa haus sehingga Anda rentan lupa minum air dan mengalami dehidrasi.
3. Konsumsi obat tertentu
Obat diuretik bekerja pada ginjal dengan membantu mengeluarkan garam dan air melalui urine.
Bila penggunaannya tidak terkontrol, Anda berisiko buang air terlalu sering. Hal ini bisa menjadi penyebab dehidrasi.
Selain itu, obat laksatif juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Sebenarnya, obat ini bekerja untuk melancarkan BAB, tapi ada risiko efek samping berupa diare.
Obat antasida atau obat maag juga bisa menjadi penyebab dehidrasi. Bila tubuh kekurangan cairan, antasida bisa mengambil sisa cairan tubuh.
Terlebih, antasida dengan kandungan magnesium memicu efek samping berupa diare. Obat lain yang punya efek samping serupa juga bisa menyebabkan dehidrasi.
4. Konsumsi alkohol
Alkohol memang terkenal buruk untuk kesehatan Anda. Salah satu dampak buruk minum alkohol adalah menyebabkan dehidrasi.
Alkohol mampu mengurangi pelepasan hormon vasopresin dalam tubuh. Padahal, hormon ini berguna untuk menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh.
Alkohol juga bersifat diuretik sehingga rentan buang air kecil terus-menerus.
Semakin banyak konsumsi alkohol, semakin banyak air dan elektrolit keluar dari tubuh dan membuat Anda dehidrasi.
5. Stres kronis
Saat stres, kelenjar adrenal akan melepaskan hormon stres atau kortisol. Kelenjar adrenal akan berhenti menghasilkan kortisol ketika Anda berhasil mengelola stres.
Namun, stres yang terjadi terus-menerus bisa mengganggu fungsi kelenjar adrenal (insufisiensi adrenal). Kondisi ini bisa menjadi penyebab dehidrasi.
Begini, kelenjar adrenal kelelahan karena tak henti memproduksi hormon kortisol. Akibatnya, kelenjar adrenal juga mengurangi produksi hormon aldosterone.
Padahal, hormon aldosterone berperan penting dalam menjaga kadar air dan garam pada tubuh.
Bekurangnya aldosterone bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengarah pada dehidrasi.