backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Spinal Muscular Atrophy

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 06/09/2023

Spinal Muscular Atrophy

Kesehatan dan fungsi otot dipengaruhi oleh kondisi kesehatan saraf di dalam tubuh. Namun, terkadang sistem saraf bisa mengalami gangguan akibat kelainan genetik, seperti pada kondisi spinal muscular atrophy. Pada kondisi ini, gangguan saraf bisa menyebabkan penurunan fungsi otot hingga menyebabkan sejumlah gejala pada tubuh. Ketahui selengkapnya di sini.

Apa itu spinal muscular atrophy

Spinal Muscular Atrophy (SMA) adalah penyakit genetik langka yang memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penurunan fungsi otot.

Penyakit ini, atau juga dikenal sebagai atrofiotrofia spinal atau penyakit Werdnig-Hoffmann, merupakan penyakit keturunan atau genetik resesif.

Ini berarti seseorang harus mewarisi dua salinan gen yang bermutasi (satu dari masing-masing orangtua) untuk mengembangkan penyakit ini.

Jika seseorang hanya memiliki satu salinan gen yang bermutasi, ia disebut sebagai pembawa (carrier) SMA dan biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit ini.

Tanda dan gejala spinal muscular atrophy

nyeri otot

Gejala penyakit spinal muscular atrophy (SMA) dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

Berikut adalah gambaran umum dari gejala yang terkait dengan beberapa tipe SMA.

1. SMA Tipe 1 (SMA infantil)

Tipe ini adalah yang paling parah dan biasanya gejala muncul segera setelah lahir atau dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Gejala yang mungkin terjadi meliputi berikut ini.

  • Kekurangan gerakan otot, termasuk sulit mengangkat kepala atau duduk tanpa dukungan.
  • Kesulitan dalam bernapas, pengisapan, dan menelan karena otot-otot pernapasan dan tenggorokan juga terpengaruh.
  • Refleks tendon yang lemah atau hilang.
  • Otot-otot yang semakin melemah seiring waktu.

2. SMA Tipe 2

Gejala tipe ini biasanya muncul pada masa balita atau anak-anak muda. Gejalanya meliputi berikut ini.

  • Keterlambatan dalam mencapai perkembangan motorik, seperti duduk tanpa dukungan atau berdiri dengan bantuan.
  • Kesulitan berjalan atau berdiri sendiri.
  • Memiliki kemampuan untuk bergerak dan duduk, tetapi mungkin memerlukan bantuan untuk melakukan beberapa aktivitas fisik.
  • 3. SMA Tipe 3

    Gejala tipe ini sering kali mulai muncul pada masa anak-anak lebih tua atau remaja. Gejalanya meliputi berikut ini.

    • Keterlambatan dalam mencapai perkembangan motorik, seperti berjalan.
    • Kemampuan untuk berdiri dan berjalan mungkin dipertahankan, tetapi kemampuan ini dapat menurun seiring waktu.
    • Beberapa anak dengan SMA tipe 3 dapat tetap mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

    4. SMA Tipe 4

    Pada tipe ini, pertama kali gejala muncul biasanya lebih lambat, yang sering kali pada masa dewasa. Gejalanya meliputi berikut ini.

    • Kelemahan otot yang terjadi secara perlahan.
    • Kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik yang memerlukan kekuatan otot.

    Kapan harus ke dokter?

    Penting untuk diingat bahwa gejala spinal muscular atrophy dapat sangat beragam. Jika Anda mencurigai adanya gejala SMA pada diri sendiri atau seseorang yang Anda kenal, segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat dideteksi dan didiagnosis dengan tepat. Pengamatan seorang dokter yang berpengalaman dalam merawat pasien dengan SMA sangatlah penting untuk menentukan diagnosis yang akurat dan merencanakan perawatan yang sesuai.

    Penyebab spinal muscular atrophy

    epigenetik

    Penyebab spinal muscular atrophy (SMA) adalah mutasi genetik pada gen SMN1 (Survival Motor Neuron 1).

    Gen ini berperan dalam menghasilkan protein survival motor neuron (SMN) yang penting bagi kesehatan sel saraf motorik yang mengendalikan gerakan otot.

    Normalnya, gen SMN1 berfungsi untuk menghasilkan jumlah cukup protein SMN yang dibutuhkan oleh sel-sel saraf motorik.

    Namun, dalam kasus SMA, terjadi mutasi genetik pada gen SMN1 yang mengganggu atau menghentikan kemampuan gen tersebut untuk memproduksi protein SMN dengan efektif.

    Gen SMN1 memiliki beberapa salinan dalam genom manusia. Pada orang-orang yang mengalami SMA, biasanya terjadi penghapusan atau mutasi pada salah satu atau kedua salinan gen SMN1 ini.

    Semakin banyak salinan yang hilang atau bermutasi, semakin rendah jumlah protein SMN yang dihasilkan. Inilah yang menyebabkan gangguan dalam fungsi sel saraf motorik dan perkembangan otot.

    Ada juga gen lain yang disebut SMN2 yang memiliki peran serupa dalam menghasilkan protein SMN. Namun, gen SMN2 menghasilkan jumlah protein SMN yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen SMN1.

    Mutasi pada gen SMN1 biasanya mengurangi atau menghentikan produksi protein SMN di dalam tubuh. Sementara itu, kelainan pada gen SMN2 dapat memengaruhi seberapa banyak protein SMN yang dihasilkan.

    Faktor risiko spinal muscular atrophy

    Faktor genetik menentukan jenis penyakit SMA dan tingkat keparahannya.

    Dilansir dari Kids Health, jika seseorang mewarisi dua salinan gen SMN1 yang bermutasi (salinan dari masing-masing orangtua), maka ia berisiko mengalami SMA.

    Jika hanya satu salinan gen SMN1 yang bermutasi, orang tersebut adalah pembawa (carrier) SMA.

    Orang dengan kondisi ini biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit, tetapi dapat menurukan risiko penyakit kepada keturunannya.

    Diagnosis spinal muscular atrophy

    Penting untuk diingat bahwa mendiagnosis spinal muscular atrophy (SMA) dengan akurat memerlukan keahlian dari ragam profesional medis, seperti ahli saraf, ahli genetika, dan konselor genetik.

    Diagnosis SMA melibatkan sejumlah langkah klinis dan tes genetik untuk mengidentifikasi penyakit. Berikut beberapa langkah umum dalam proses diagnosis SMA.

    1. Pemeriksaan klinis

    Ahli saraf (neurolog) biasanya akan melakukan tanya jawab terkait kondisi medis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

    Dokter akan membimbing pasien melalui tes yang tepat dan memberikan saran berdasarkan gejala dan riwayat medis pasien.

    Dokter juga akan mencari tanda dan gejala, seperti kelemahan otot, tonus otot yang buruk, kesulitan dalam keterampilan motorik, dan keterlambatan perkembangan lainnya.

    2. Tes genetik

    Tes genetik adalah komponen kunci dalam mendiagnosis SMA. Gen Survival Motor Neuron 1 (SMN1) merupakan gen utama yang terkait dengan SMA.

    Biasanya, sampel darah atau air liur diambil untuk menganalisis materi genetik (DNA) guna mencari mutasi dalam gen SMN1. Sebagian besar orang dengan SMA memiliki mutasi dalam gen ini.

    3. Tes pemantauan elektromiografi dan konduksi saraf

    Tes ini mengukur aktivitas listrik otot dan respons saraf. Elektromiografi (EMG) dapat membantu menentukan kesehatan neuron motor dan otot.

    Jenis tes ini mungkin digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menilai tingkat keparahan keterlibatan neuron motor.

    4. Biopsi otot

    Dalam beberapa kasus, biopsi otot mungkin dilakukan untuk memeriksa jaringan otot di bawah mikroskop. Ini dapat memberikan informasi tambahan tentang kesehatan neuron motor dan otot.

    5. Tes pemindaian genetik (genetic scanning)

    Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi mutasi dalam gen SMN1 atau gen terkait lainnya.

    6. Pemeriksaan lanjutan

    Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merujuk pasien untuk pemeriksaan lanjutan, seperti MRI tulang belakang atau tes lainnya, untuk mengidentifikasi komplikasi terkait SMA.

    7. Penggolongan klinis

    Berdasarkan usia timbul dan tingkat keparahan gejala serta faktor lainnya, dokter mungkin akan menggolongkan jenis SMA yang Anda derita, misalnya tipe 1, 2, 3, atau 4.

    Penggolongan ini membantu dalam menentukan pengobatan dan keputusan perawatan.

    Pengobatan spinal muscular atrophy

    Fisioterapi

    Pengobatan untuk spinal muscular atrophy (SMA) telah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan munculnya terapi genetik yang ditargetkan pada akar penyebab genetik SMA.

    Metode pengobatan SMA sering melibatkan tim medis yang terdiri dari berbagai spesialis, termasuk ahli saraf, dokter pernapasan, terapis fisik dan okupasi, dan ahli gizi.

    Namun, jenis pengobatan yang tepat akan sangat tergantung pada jenis SMA yang diderita, tingkat keparahan, dan kondisi masing-masing pasien.

    Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan untuk menangani SMA.

    1. Terapi gen SMA (gene therapy)

    Terapi genetik seperti onasemnogene abeparvovec-xioi (Zolgensma) adalah terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan protein yang diakibatkan oleh mutasi genetik dalam SMA.

    Prosedur terapi ini melibatkan pemberian gen normal SMN1 yang hilang atau rusak kepada pasien melalui terapi vektor virus yang dimodifikasi. Namun, terapi ini biasanya lebih efektif jika diberikan pada usia dini.

    2. Terapi ASO (antisense oligonucleotide)

    Terapi seperti nusinersen (Spinraza) bekerja dengan memengaruhi sintesis protein SMN yang rusak.

    Ini adalah terapi yang memerlukan injeksi intratekal (ke dalam ruang sekitar sumsum tulang belakang) secara berkala untuk mempertahankan produksi protein SMN yang diperlukan.

    3. Terapi fisik dan rehabilitasi

    Meskipun tidak menyembuhkan SMA, terapi fisik dan rehabilitasi dapat membantu memertahankan atau meningkatkan mobilitas, kekuatan otot, dan kualitas hidup.

    Terapis fisik dan okupasi dapat membantu merancang program latihan yang sesuai dengan tingkat keparahan dan usia pasien.

    4. Perawatan saluran pernapasan

    Pasien dengan SMA, terutama yang memiliki bentuk lebih parah, mungkin memerlukan perawatan saluran pernapasan, seperti alat bantu pernapasan atau ventilasi mekanis.

    Tujuan pengobatan ini untuk membantu menjaga fungsi pernapasan yang memadai.

    5. Mengatur asupan nutrisi

    Beberapa orang dengan SMA mungkin mengalami kesulitan makan dan menelan. Dalam kasus ini, mengatur asupan nutrisi yang tepat diperlukan untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai.

    6. Perawatan kesehatan menyeluruh 

    Pengobatan SMA sering melibatkan tim medis yang terdiri dari berbagai spesialis, termasuk ahli saraf, dokter pernapasan, terapis fisik dan okupasi, serta ahli gizi, sesuai kebutuhan masing-masing pasien.

    Penting untuk bekerja sama dengan tim medis untuk merancang rencana pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dengan penyakit spinal muscular atrophy.

    Perlu Anda Ketahui

    Perlu dicatat bahwa terapi genetik dan terapi lainnya masih berada dalam pengembangan, dan hasilnya dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi masing-masing pasien.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 06/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan