backup og meta

Kenali Spasmofilia, Kondisi Ketika Otot Kram dan Berkedut

Kenali Spasmofilia, Kondisi Ketika Otot Kram dan Berkedut

Pernah mendengar istilah spasmofilia? Ini merupakan salah satu masalah saraf motorik yang ditandai dengan kekakuan otot. Sebenarnya apa itu spasmofilia? Apa penyebabnya? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut ini.

Apa itu spasmofilia?

Spasmofilia adalah suatu kondisi di mana saraf motorik menunjukkan sensitivitas abnormal terhadap rangsangan elektrik ataupun mekanik.

Spasmofilia seringnya ditandai dengan kekakuan otot, kram, atau kedutan di bagian tubuh tertentu yang diikuti dengan serangan kecemasan atau serangan panik.

Jika kondisinya parah, kaku otot bisa menyebabkan kejang.

Seberapa umum kondisi ini?

Spasmofilia mungkin bukan istilah yang terdengar akrab di telinga Anda.

Namun, berdasarkan data pengamatan awal di RSUP Dr. Kariadi Semarang, pasien spasmofilia umumnya didominasi oleh kalangan muda di usia produktif, antara usia 14—35 tahun.

Apa tanda dan gejala spasmofilia?

cara mengatasi kram jari kaki

Seseorang yang mengalami spasmofilia biasanya akan mengalami gejala psikis maupun fisik.

Secara umum, gejala fisik yang sering kali dialami oleh penderita spasmofilia adalah kekakuan otot, kedutan otot pada tangan atau kaki, kram otot pada lambung, punggung, dan leher, serta rasa sedak di dada.

Namun secara khusus, bentuk gejala yang dialami penderita tergantung pada organ tubuh yang terserang. Berikut penjelasannya.

  • Jika yang terserang adalah bagian dada, maka akan mengalami kram di otot dada. Gejala yang dialami akan cenderung sama dengan penyakit jantung koroner, seperti nyeri dada di sebelah kiri, susah bernapas, detak jantung meningkat, hiperventilasi, dan berkeringat banyak.
  • Saat yang terserang otot leher, maka akan mengalami kaku di leher, nyeri kepala, mudah berkeringat, gelisah, depresi, dan kejang.
  • Jika yang terserang otot dinding perut, maka akan mengalami gejala yang mirip dengan sakit maag atau gastritis, seperti nafsu makan turun, nyeri di ulu hati, mual, dan muntah.

Sementara itu, gejala psikis yang sering dialami oleh penderita spasmofilia adalah serangan panik, depresi dan rasa cemas.

Hal tersebut dapat terjadi karena penderita spasmofilia cenderung berprasangka buruk terhadap sesuatu hal.

Penderita spasmofilia juga kerap merasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang akan terjadi. 

Mereka selalu berpikir bahwa hal yang mereka takutkan akan benar-benar terjadi. Akibatnya, mereka akan cenderung mengalami insomnia, tidur gelisah, dan mengalami mimpi buruk.

Apa penyebab spasmofilia?

Dokter sering kali menghubungkan spasmofilia dengan hipokalsemi, yaitu kondisi di mana kadar kalsium dalam darah menurun.

Penyebab kekurangan kalsium di antaranya adalah:

  • asupan kalsium yang rendah,
  • diare,
  • kekurangan vitamin D,
  • hipoparatiroid (kekurangan hormon paratiroid),
  • hipoalbumin (kekurangan protein albumin) akibat penyakit hati kronis (sirosis),
  • malnutrisi (kekurangan kalori protein),
  • pankreatitis (radang di pankreas),
  • gagal ginjal kronis, dan
  • sepsis (infeksi berat menyeluruh).

Selain karena pola makan yang buruk, spasmofilia juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan.

Bentuk yang paling umum dari faktor keturunan adalah serangan panik yang dialami oleh orangtua.

Bagaimana mendiagnosis kondisi spasmofilia?

Dokter spesialis penyakit dalam

Untuk bisa mengetahui pasti apakah kejang otot yang Anda alami adalah spasmofilia, maka dokter perlu menjalankan tes spasmofilia seperti berikut ini.

1. Chvostek’s Sign

Ini merupakan pemeriksaan dengan cara menyentuh pipi atau memukul ringan 2 cm di depan Tragus telinga (bagian telinga yang menonjol kecil di daerah pipi/jambang).

Adanya kontraksi dari otot-otot wajah adalah tanda positif. 

Bergantung pada tingkat kalsium, respons bertingkat akan terjadi. Awalnya, kedutan akan terjadi di sudut mulut, kemudian hidung, mata, dan otot-otot wajah.  

2. Trousseau’s sign

Prosedur ini dilakukan dengan cara membuat iskemi di daerah lengan saat mengukur tekanan darah.

Tes ini bertujuan untuk melihat rata-rata sistolik dan diastolik dengan mempertahankan tekanan darah tersebut beberapa menit.

Trousseau’s sign lebih spesifik daripada Chvostek’s sign, tetapi memiliki sensitivitas yang tidak lengkap.

3. Tes darah

Dokter mungkin akan meminta Anda melakukan tes darah untuk memeriksa kadar kalsium dan magnesium dalam darah Anda. 

Kadar magnesium darah yang normal adalah 1,8 sampai 2,2 miligram per desiliter (mg/dL).

Sementara itu, kadar kalsium dalam darah yang normal adalah 8.8–10,4 miligrams per desiliter (mg/dL) atau 2,2–2,6 millimoles per liter (mmol/L).

4. Pemeriksaan penunjang dengan EMG (elektromiografi)

Elektromiografi atau EMG adalah prosedur diagnostik untuk menilai kesehatan otot dan sel-sel saraf yang mengendalikan mereka.

Hasil EMG dapat mengungkapkan disfungsi saraf, disfungsi otot, atau masalah dengan transmisi sinyal dari saraf ke otot. 

Neuron motorik mengirimkan sinyal listrik yang menyebabkan otot berkontraksi. EMG menggunakan perangkat kecil yang disebut elektroda untuk menerjemahkan sinyal-sinyal ini ke dalam grafik, suara, atau nilai numerik, yang kemudian ditafsirkan oleh spesialis.  

Pemeriksaan ini bergradasi sesuai dengan kadar kalsium dalam darah, yaitu sebagai berikut.

  • Grade 1: kedutan di sudut bibir.
  • Grade 2: kedutan di hidung.
  • Grade 3: kedutan di mata.
  • Grade 4: kedutan di otot-otot wajah.

Pemeriksaan ini berkaitan dengan hiperventilasi (pernapasan yang cepat). Tanpa pemeriksaan ini, diagnosis spasmofilia tidak dapat ditentukan.

Hasil dari pemeriksaan adalah diketahuinya grade spasmofilia yang Anda miliki, yaitu sebagai berikut.

  • Ringan (1 : positif 1).
  • Sedang (II : positif 2).
  • Berat (III : positif 3).
  • Amat berat (IV : positif 4).

Apa saja pilihan pengobatan untuk mengatasi spasmofilia?

Secara umum, penderita spasmofilia dapat dirawat lewat rawat jalan atau inap dan diberikan obat yang mengandung kalsium, magnesium dan obat penenang.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan bagi penderita spasmofilia adalah dengan makan makanan yang banyak mengandung kalsium, seperti susu sapi, telur, ikan, tahu, sayur dan buah, olahraga teratur, dan relaksasi dengan pijat atau fisioterapi.

Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya magnesium dan kalium untuk melengkapi asupan kalsium.

Sebagian besar dapat dimakan mentah atau dimasak ringan. Dikutip dari jurnal The Theory of Endobiogeny, berikut makanan yang baik untuk mengobati spasmofilia.

  • Bayam.
  • Lentil.
  • Alpukat.
  • Pakcoy.
  • Bit.
  • Pepaya.
  • Brokoli.
  • Tomat.
  • Asparagus.
  • Labu.
  • Biji wijen.
  • Kacang hitam.
  • Biji bunga matahari.
  • Nasi merah.

Jika tidak diobati dengan tepat, spasmofilia dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti berikut.

  • Asma.
  • Penyakit paru obstruktif kronis.
  • Stroke.
  • Gangguan detak jantung.
  • Arthrosis.
  • Radang sendi.
  • Multiple sclerosis.
  • Migrain.
  • Tumor serebral.
  • Epilepsi.
  • Kanker payudara.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Kesimpulan


  • Spasmofilia adalah kondisi di mana saraf motorik menunjukkan sensitivitas terhadap rangsangan elektrik maupun mekanik.
  • Kondisi ini ditandai dengan kekakuan otot atau kedutan di bagian tubuh tertentu.
  • Spasmofilia sering kali dihubungkan dengan hipokalsemi, yaitu kondisi di mana kadar kalsium dalam darah menurun.
  • Untuk mengatasi kondisi ini pasien dapat diberikan obat yang mengandung kalsium atau magnesium.
  • Selain itu, penderita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi kalsium, seperti susu sapi, ikan, telur, dan tahu.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hedayat, K., & Lapraz, J. (2019). Spasmophilia. The Theory Of Endobiogeny, 155-193. doi: 10.1016/b978-0-12-816908-7.00011-6. Retrieved 4 April 2024, from https://www.researchgate.net/publication/333937619_Spasmophilia 

Spasmophilia: A Clinical  Neurophysiopathological and Biochemical Study. Retrieved 4 April 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3666553

Spasmophilia. Retrieved 4 April 2024, from  http://orthomolecular.org/library/jom/1988/pdf/1988-v03n03-p145.pdf

Horenstein M. (1986). Spasmophilie ou attaque de panique? [Spasmophilia or panic attack?]. Presse medicale (Paris, France : 1983), 15(26), 1230–1236. Retrieved 4 April 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3018720/ 

(1970). Annals of Internal Medicine, 72(2), 298. Retrieved 4 April 2024, from https://doi.org/10.7326/0003-4819-72-2-298_3 

Spasmophilia. (n.d.). Retrieved 4 April 2024, from https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/spasmophilia

Versi Terbaru

03/04/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Kenali 10 Gejala dan Tanda Anda Mengalami Penyakit Saraf

Kenali Kejang Otot, Mulai dari Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan