4. Gangguan usus
Enteropati (penyakit usus atau saluran pencernaan) ditandai dengan hilangnya protein, termasuk albumin, melalui saluran gastrointestinal (pencernaan). Kondisi ini menyebabkan hipoalbumin.
5. Kehilangan di ekstravaskular
Hilangnya albumin dari intravaskuler (pembuluh darah) ke ekstravaskuler (di luar pembuluh darah) dapat menyebabkan hipoalbumin.
6. Luka bakar
Luka bakar dapat meningkatkan proses hilangnya albumin dari intravaskuler ke ekstravaskuler. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat memengaruhi proses pembentukan protein di hati yang menyebabkan penurunan jumlah albumin.
7. Sepsis
Sepsis dapat menyebabkan kebocoran kapiler yang akan mengakibatkan hilangnya albumin dari pembuluh darah.
8. Gagal jantung
Hipoalbuminemia sering terjadi pada orang dengan gagal jantung. Kondisi ini merupakan kombinasi berbagai faktor, termasuk malnutrisi, inflamasi, dan kakeksia.
Risiko hipoalbumin dengan gagal jantung meningkat pada orang dengan usia lanjut.
Komplikasi parah yang dapat disebabkan oleh hipoalbumin adalah kolaps sirkulasi yang bisa mengakibatkan kegagalan organ hingga komplikasi serius lainnya.
Kondisi ini juga kerap disebut sebagai gagal vaskular perifer, syok, atau penghentian vaskular perifer.
Apa tanda dan gejala kekurangan albumin?

Albumin memiliki banyak peran penting dalam tubuh, seperti menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mengangkut berbagai macam zat dan nutrisi penting bagi tubuh.
Itu sebabnya, hipoalbuminemia bisa menimbulkan gejala berupa:
1. Asites
Asites adalah kondisi penumpukan cairan pada rongga perut. Jika Anda sebelumnya pernah didiagnosis mengalami penyakit hati, risiko asites muncul akan lebih besar.
Bila Anda mengalami gejala dengan melihat pembengkakan yang tidak normal di daerah perut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar