Radikulopati lumbal adalah kondisi yang dapat mengakibatkan nyeri hingga kelemahan otot pada seseorang. Kira-kira apa itu radikulopati lumbal? Apa penyebab yang mendasarinya? Simak jawabannya melalui ulasan ini.
Apa itu radikulopati lumbal?
Radikulopati lumbal adalah penyakit yang berhubungan dengan saraf tulang belakang dan akar saraf di sumsum tulang belakang.
Kondisi ini terjadi ketika saraf-saraf dari tulang belakang di daerah pinggang bawah (lumbosakral) terjepit. Ini dapat mengakibatkan berbagai gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Radikulopati lumbal sangat umum terjadi. Bahkan menurut data dari penelitian yang diterbitkan oleh Cureus, jumlah kasus keseluruhan kondisi ini mencapai 3%–5% dari populasi dunia.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, pria maupun wanita. Pria di usia 40-an dan wanita umur 50 sampai 60 tahun lebih sering mengalami penyakit radikulopati ini.
Apa saja tanda dan gejala radikulopati lumbal?
Sebenarnya, gejala dari radikulopati lumbal bervariasi tergantung pada seberapa parah tekanan yang terjadi pada saraf-saraf tulang belakang.
Namun, merangkum dari Penn Medicine, berikut ini adalah beberapa gejala umum yang terjadi saat seseorang mengalami radikulopati lumbal.
- Nyeri. Rasa nyeri yang tajam ini mungkin akan terjadi di sepanjang jalur saraf yang terkena, sering kali menjalar dari pinggang ke bokong, paha, atau kaki.
- Kelemahan otot. Radikulopati lumbal juga dapat menyebabkan kelemahan otot di area yang terkena, sehingga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berjalan, berdiri, dan melakukan aktivitas fisik lainnya.
- Kesemutan atau mati rasa. Seseorang mungkin akan merasakan sensasi kesemutan atau mati rasa di daerah yang terkena, seperti kaki atau jari kaki.
- Hilangnya refleks. Ketika saraf-saraf tulang belakang di daerah pinggang bawah terjepit, maka dapat terjadi gangguan pada jalur sinyal yang mengatur refleks, sehingga mengakibatkan hilangnya atau penurunan refleks.
Kapan harus mengunjungi dokter?
Anda mungkin harus segera mengunjungi dokter jika nyeri yang dialami terus-menerus terjadi atau lebih dari berhari-hari. Apalagi, rasa nyeri yang dialami dapat membuat Anda sulit untuk tidur pada malam hari.
Selain itu, segera periksakan diri ke dokter bila rasa nyeri yang terjadi disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti inkontinensia urine atau mati rasa di area genital.
Tahukah Anda?
Apa penyebab radikulopati lumbal?
Seiring bertambahnya usia, maka bantalan di tulang belakang mulai merosot dan menonjol. Bantalan tulang belakang ini juga bisa mulai mengering dan mengeras.
Nah, tubuh biasanya akan merespons perubahan ini dengan menciptakan tulang taji untuk memperkuat cakram.
Namun, sayangnya hal ini dapat mengakibatkan jalan keluar akar saraf menyempit dan akhirnya saraf akan terjepit. Kondisi ini biasanya dikenal dengan herniasi diskus.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan radikulopati lumbal. Berikut di antaranya.
1. Spinal stenosis
Spinal stenosis atau stenosis tulang belakang adalah kondisi di mana terjadi penyempitan ruang di dalam saluran tulang belakang yang dapat menyebabkan tekanan pada saraf-saraf tulang belakang di area tersebut.
Tekanan yang terjadi akibat stenosis tulang belakang dapat mengiritasi atau bahkan mengompresi akar saraf, yang kemudian menghasilkan gejala radikulopati lumbal.
2. Spondilolistesis
Radikulopati lumbal juga dapat terjadi akibat spondylolisthesis, yaitu kondisi di mana tulang belakang bergeser dari tempat seharusnya.
Tulang belakang ini bergeser keluar dari tempatnya ke posisi tulang yang berada di bawahnya. Ini menyebabkan penyempitan dan tekanan pada saraf-saraf tulang belakang di daerah tersebut.
3. Patah tulang
Cedera traumatis, seperti patah tulang, juga dapat menjadi penyebab terjadinya radikulopati lumbal.
Trauma atau cedera fisik pada tulang belakang, seperti akibat jatuh atau olahraga, dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tulang belakang dan tekanan pada saraf-saraf tulang belakang di area pinggang.
4. Hemangioblastoma
Hemangioblastoma adalah jenis tumor yang jarang terjadi yang bisa muncul di sumsum tulang belakang atau sekitar saraf tulang belakang.
Ketika tumbuh, tumor ini bisa menekan atau mengiritasi saraf-saraf tulang belakang di daerah tersebut, yang kemudian dapat menghasilkan gejala radikulopati.
Apa saja faktor risiko radikulopati lumbal?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, yaitu:
- sering melakukan aktivitas fisik yang berat,
- memiliki riwayat trauma punggung,
- merokok,
- mengalami batuk kronis,
- kelebihan berat badan, hingga
- tidak aktif secara fisik.
Perlu diingat, tidak ada faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini. Tanda-tanda ini hanya berlaku sebagai acuan. Anda harus konsultasi kepada dokter spesialis untuk lebih jelasnya.
Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?
Diagnosis radikulopati lumbal sering melibatkan evaluasi medis menyeluruh oleh dokter atau spesialis tulang belakang. Prosedur diagnostik yang mungkin dipesan oleh dokter termasuk berikut ini.
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kekuatan otot, refleks, dan gejala saraf lainnya.
- Pencitraan medis. Pencitraan seperti X-ray, MRI (magnetic resonance imaging), atau CT scan dapat membantu dokter melihat adanya kerusakan pada tulang belakang atau tekanan pada saraf-saraf tulang belakang.
- Elektromiografi (EMG). Tes elektromiografi dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dan membantu membedakan antara radikulopati lumbal dan masalah saraf lainnya.
Apa pilihan pengobatan untuk radikulopati lumbal?
Untuk mengobati kondisi ini sebenarnya perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya.
Namun, berikut ini adalah beberapa opsi pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi radikulopati lumbal.
1. Obat pereda nyeri
Dokter mungkin akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau obat penghilang nyeri opioid untuk membantu mengurangi nyeri dan peradangan yang terjadi.
2. Terapi fisik
Latihan terapi fisik yang dirancang khusus dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang, meningkatkan fleksibilitas, serta mengurangi tekanan pada saraf-saraf tulang belakang.
3. Kortikosteroid
Bila tidak juga membaik setelah diberikan pereda nyeri di atas, dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi yang kuat, seperti prednison, untuk menghilangkan rasa sakit.
Obat ini dapat diminum sebagai pil atau bahkan disuntikkan langsung ke area punggung yang terkena.
4. Pembedahan
Jika pengobatan konservatif tidak memberikan perbaikan yang cukup, pembedahan mungkin direkomendasikan untuk mengurangi tekanan pada saraf-saraf tulang belakang dan memperbaiki kondisi struktural yang mendasarinya.