Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Spinal stenosis adalah kondisi penyempitan satu atau lebih ruang di dalam tulang belakang. Menyempitnya ruang di dalam tulang belakang pada struktur tulang, dapat membatasi ruang yang tersedia untuk sumsum tulang belakang dan saraf yang bercabang dari sumsum tulang belakang.
Ruang yang sempit ini akan menyebabkan sumsum tulang belakang atau saraf menjadi tertekan (terjepit) dan akhirnya menjadi iritasi. Kondisi inilah yang nantinya akan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.
Penyempitan pada tulang belakang ini dapat terjadi di bagian tulang belakang mana pun. Akan tetapi, paling sering umum menyerang bagian atas dan bawah tubuh. Oleh karena itu, secara umum spinal stenosis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Lumbar spinal stenosis adalah penyempitan ruang pada tulang belakang bagian bawah, yang disebut lumbar. Orang dengan kondisi ini kemungkinan mengalami masalah pada anggota sistem gerak pada tubuh bagian bawah, seperti kaki.
Cervical spinal stenosis adalah penyempitan ruang pada tulang belakang bagian atas dekat leher. Orang dengan kondisi ini sangat mungkin mengalami masalah pada leher dan anggota sistem gerak pada tubuh bagian atas, seperti tangan.
Spinal stenosis adalah gangguan muskuloskeletal yang umum terjadi. Pada kebanyakan kasus, penyakit ini lebih banyak menyerang seseorang yang berusia di atas 50 tahun.
Penyempitan ruang pada tulang belakang pada tahap awal perkembangan, kerap kali tidak menimbulkan tanda dan gejala. Proses penyempitan memang lambat sehingga akan memburuk dalam waktu yang lama.
Jadi, seseorang yang merasakan gejala ringan pada awalnya, tidak menyadari kondisi tersebut sebagai spinal stenosis dan membiarkannya, tentu gejalanya akan semakin memburuk seiring waktu.
Gejala spinal stenosis bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Ini juga bergantung dengan area tulang belakang mana yang terpengaruh.
Lebih jelasnya, berikut adalah gejala spinal stenosis yang mungkin terjadi bergantung dengan area tulang belakang yang terkena:
Rasa nyeri punggung yang umum dirasakan yaitu digambarkan seperti nyeri dialiri tekanan listrik, dicubit kecil, atau sensasi terbakar. Rasa nyeri dapat muncul secara mendadak dan menghilang dengan sendirinya, namun persisten.
Selain pada punggung, rasa nyeri juga muncul pada bokong dan dapat menyebar hingga ke kaki. Rasa nyeri pada punggung, bokong hingga ke kaki ini biasanya memburuk ketika Anda berdiri dalam waktu lama, berjalan, dan menuruni tangga.
Rasa nyeri akan sedikit membaik ketika Anda bersandar, berdiri sedikit membungkuk ke depan, berjalan menanjak atau menaiki tangga, dan duduk. Ini adalah gejala yang paling umum dari lumbar spinal stenosis.
Rasa nyeri juga menjadi gejala cervical spinal stenosis. Namun, area yang menimbulkan rasa nyeri atau sakit pada leher. Sementara penyempitan yang menyerang tulang belakang bagian tengah (toraks) akan menimbulkan nyeri di area punggung tengah.
Gejala spinal stenosis lain yang umumnya menyertai adalah mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada anggota gerak.
Jika cervical spinal stenosis menyerang tangan, sementara lumbar spinal stenosis menyerang kaki. Kelemahan pada kaki ini juga bisa membuat keseimbangan tubuh jadi terganggu.
Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, contohnya susah untuk menulis, berjalan, atau mengancingkan kemeja.
Pada kasus parah, orang dengan kondisi ini juga mengalami masalah dalam mengendalikan kandung kemih dan libido menurun.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Tubuh masing-masing orang berbeda. Gejala yang muncul antara Anda dengan orang lain bisa saja berbeda. Konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Penyempitan ruang pada tulang belakang disebabkan oleh banyak hal. Meski begitu, kesemuanya memiliki kesamaan yakni mengubah struktur tulang belakang sehingga menyebabkan ruang di sekitar tulang belakang menyempit.
Berbagai penyebab spinal stenosis yang mungkin Anda miliki adalah:
Peradangan pada tulang, seperti osteoarthritis dapat merusak tulang rawan di persendian termasuk tulang belakang Anda. Tulang rawan adalah pelindung yang menutupi sendi. Saat tulang rawan melemah, tulang mulai bergesekan satu sama lain sehingga tubuh merespons untuk menumbuhkan tulang baru.
Tulang baru ini tumbuh berlebihan (taji tulang) yang terjadi di sekitar tulang belakang dapat meluas dan mempersempit ruang pada tulang belakang dan menjepit saraf pada area tersebut.
Penyakit paget pada tulang juga dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada tulang belakang yang akhirnya bisa menekan saraf.
Penyakit Paget pada tulang juga dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari tulang di tulang belakang, menekan saraf.
Di setiap vertebra (tulang yang membentuk punggung) terdapat bantalan bulat yang dapat dan ini disebut dengan disk vertebra.
Seiring bertambahnya usia, disk vertebra akan mengalami retakan di tepi luar yang menyebabkan cairan khusus dari disk ini menembus lapisan luar yang lemah. Disk akan menggembung, memakan ruang pada tulang belakang dan menekan saraf di dekat disk.
Ligamen adalah pita serat yang menahan tulang belakang. Arthritis dapat menyebabkan ligamen menebal dari waktu ke waktu sehingga memakan ruang sehingga penyempitan dapat terjadi.
Tulang patah, terkilir (keseleo), atau peradangan yang terjadi di dekat tulang belakang dapat mempersempit ruang kanal dan memberi tekanan pada saraf tulang belakang.
Pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam dan di antara di sumsum tulang belakang atau pada tulang belakang itu sendiri dapat mempersempit ruang dan mengiritasi saraf di sekitarnya.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyempitan ruang pada tulang belakang, di antaranya:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Penyempitan ruang pada tulang belakang sulit diketahui karena gejala yang muncul bisa mirip dengan tanda dari masalah kesehatan lain. Untuk mendiagnosis spinal stenosis, dokter akan meminta Anda akan menjalani serangkaian tes kesehatan, seperti:
Dokter akan memeriksa area tulang belakang yang menimbulkan gejala dan mengecek riwayat kesehatan tubuh Anda.
Tes kesehatan ini dapat membantu dokter melihat perubahan tulang, seperti adanya taji tulang (pertumbuhan tulang abnormal) yang mempersempit ruang di dalam kanal tulang belakang.
Tes kesehatan menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar penampang tulang belakang. Dengan begitu, dapat mendeteksi kerusakan pada disk atau ligamen, serta menunjukkan area saraf yang mendapatkan tekanan berlebihan.
Jika Anda tidak dapat menjalani tes mRI, Anda akan diminta menjalani tes kesehatan ini. Anda disuntik dengan zat pewarna khusus yang kemudian mengalir ke sumsum tulang belakang dan saraf. Dengan zat pewarna ini, dokter dapat mendeteksi adanya hernia, taji tulang, dan tumor pada tulang belakang.
Pengobatan untuk spinal stenosis akan disesuaikan dengan keparahan kondisi dan lokasi tulang yang terkena. Lebih jelas, cara mengobati penyakit spinal stenosis baik jenis lumbar atau cervical adalah:
Dilansir dari situs Mayo Clinic, beberapa obat yang diresepkan dokter untuk mengobati spinal stenosis adalah:
Gangguan muskuloskeletal ini dapat membuat tubuh menjadi tidak aktif. Alih-alih mencegah rasa nyeri kambuh, tidak aktif bergerak malah membuat otot jadi lebih lemah, bahkan memperparah rasa nyeri.
Oleh karena itu, terapi fisik diperlukan sebagai bagian pengobatan spinal stenosis. Tujuannya tidak hanya mengurangi gejala, tapi membantu membangun ketahan tulang, mempertahankan fleksibilitas dan stabilitas tulang.
Akar saraf yang mengalami iritasi dan membengkak di bagian yang terjepit bisa menimbulkan rasa nyeri parah. Jika Anda mengalami, dokter mungkin akan menyuntikan steroid. Meskipun tidak menyembuhkan spinal stenosis, cara ini bisa membantu meringankan gejala.
Sayangnya, pengobatan ini tidak efektif untuk semua orang. Di samping itu, penyuntikan berulang dapat melemahkan tulang dan jaringan ikat di sekitarnya. Oleh sebab itu, Anda hanya bisa mendapatkan suntikan ini beberapa kali dalam setahun.
Prosedur ini menggunakan jarum untuk menghilangkan sebagian ligamen yang menebal di bagian belakang tulang punggung untuk memberikan ruang tambahan dan menghilangkan tekanan pada akar saraf.
Namun, pengobatan ini lebih diperuntukkan pasien lumbar spinal stenosis yang berisiko tinggi menjalani operasi pembedahan.
Jika pengobatan di atas tidak efektif dalam mengobati spinal stenosis, operasi akan dilakukan. Beberapa jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pada tulang belakang ini antara lain:
Dalam kebanyakan kasus, operasi pembuatan ruang ini membantu mengurangi gejala stenosis tulang belakang. Akan tetapi, pada beberapa orang tetap merasakan gejala yang sama atau bahkan lebih buruk setelah operasi.
Efek samping dari pengobatan ini adalah infeksi, robekan pada membran yang menutupi sumsum tulang belakang, penggumpalan darah, atau kerusakan saraf.
Selain pengobatan dokter, spinal stenosis juga perlu perawatan rumahan untuk membantu meringankan gejala sekaligus mengurangi keparahannya, seperti:
Rasa nyeri yang muncul bisa diredakan dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran, seperti paracetamol, ibuprofen, dan naproxen. Meski cukup aman, agar lebih aman penggunaannya, jangan ragu untuk konsultasi pada dokter.
Selain minum obat pereda nyeri, Anda juga bisa menggunakan kompres es atau air panas untuk mengurangi rasa nyeri. Namun, pastikan tidak menempelkan kompres lebih dari 15 menit ke kulit.
Jika Anda memiliki berat badan yang berlebihan, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mengikuti diet agar berat badan jadi lebih ideal. Tujuannya untuk mengurangi stres dan tekanan di sekitar tulang belakang.
Jika Anda mengalami masalah keseimbangan yang membuat Anda sulit berjalan dengan baik, memakai tongkat atau alat bantu jalan dapat mempermudah Anda untuk berpindah tempat.
Gejala yang timbul bisa mengurangi mobilitas tubuh. Oleh karena itu, ikuti olahraga secara rutin yang dibimbing atau diarahkan terapis.
Sebagian besar kasus penyempitan ruang pada tulang belakang ini disebabkan oleh penurunan kesehatan tulang yang berkaitan menuanya usia. Oleh karena itu, tidak ada cara yang 100% dapat mencegah penyakit ini.
Meskipun tidak mencegah sepenuhnya, ada beberapa cara yang bisa membantu Anda menurunkan risiko atau memperlambat perkembangan penyakit spinal stenosis, yaitu:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar