backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Pusing Setelah Makan? Ini 4 Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Pusing Setelah Makan? Ini 4 Hal yang Bisa Jadi Penyebabnya

    Merasa ngantuk setelah makan adalah salah satu fenomena yang cukup sering terjadi. Namun, tak hanya itu, Anda juga bisa saja mengalami sakit kepala atau pusing setelah makan. Biasanya, rasa sakit kepala atau pusing yang muncul cukup tajam, seolah kepala Anda sedang ditusuk jarum. Ternyata, ada beberapa penyebab munculnya hal ini. Mulai dari kondisi kesehatan hingga makanan yang Anda konsumsi. Nah, apa saja penyebab kepala terasa pusing setelah makan? Simak penjelasannya berikut ini.

    Penyebab pusing atau sakit kepala setelah makan

    pola pikir tidak bahagia sedih depresi stres pusing

    Ada beberapa kondisi kesehatan yang perlu Anda waspadai, karena dapat menyebabkan kepala terasa pusing setelah Anda makan, seperti berikut ini:

    1. Gula darah rendah

    Salah satu kondisi yang mungkin menjadi penyebabnya adalah hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Kondisi ini terjadi karena kadar gula darah menurun secara drastis atau tiba-tiba.

    Glukosa dalam darah biasanya Anda dapatkan dari makanan yang kaya akan karbohidrat. Kemudian, tubuh menyerap karbohidrat dari makanan. Dengan bantuan insulin, karbohidrat yang telah menjadi glukosa akan diserap oleh tubuh dan diubah menjadi sumber energi.

    Nah, pankreas adalah organ yang menghasilkan insulin. Jika pankreas menghasilkan insulin terlalu banyak dalam tubuh, kadar gula Anda pun dapat tiba-tiba menurun dengan drastis.

    Hal ini mungkin terjadi karena insulin langsung menghabiskan suplai glukosa dalam darah Anda. Akibatnya, Anda akan merasakan pusing setelah makan.

    Untuk mencegah hipoglikemia sesudah makan, hindari makanan yang mengandung kadar gula atau karbohidrat terlalu tinggi. Zat tersebut bisa mendorong pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin lagi. Jika Anda memang ingin makan makanan yang kaya akan karbohidrat, lebih baik batasi porsinya.

    2. Migrain

    Migrain atau sakit kepala sebelah mungkin menjadi penyebab Anda merasa nyeri kepala setelah makan. Sama dengan namanya, jenis sakit kepala yang satu ini muncul pada salah satu sisi kepala saja dan terasa berdenyut tajam.

    Jenis-jenis makanan dan minuman tertentu dapat memicu terjadinya migrain. Pemicu migrain yang paling umum adalah tiramin, yaitu zat yang terdapat pada yoghurt, keju, dan krim asam.

    Selain itu, makanan seperti ati ayam, kecap, daging yang sudah diawetkan, dan jeruk juga bisa menjadi penyebab migrain Anda muncul kembali. Ini artinya, makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan pusing setelah makan.

    Selain  sakit kepala, Anda mungkin akan mengalami gejala lain, seperti mual, muntah, peka terhadap cahaya, dan ingin pingsan. Cara terbaik untuk mencegah migrain adalah menghindari makanan pemicunya.

    3. Hipertensi

    Jika merasa pusing setelah makan, bisa jadi hal tersebut adalah tanda bahwa Anda mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Oleh sebab itu, perhatikan menu makanan Anda.

    Makanan yang memiliki kandungan natrium yang terlalu tinggi biasanya dapat menyebabkan tekanan darah Anda meningkat. Natrium yang biasanya banyak ditemukan pada garam ini diatur oleh organ ginjal.

    Jika kadar natrium dalam tubuh terlalu tinggi, tubuh akan mengalirkan air lebih banyak ke dalam darah. Akibatnya, volume darah pun meningkat, sehingga tekanan darah juga ikut melonjak naik.

    Hal ini dapat menjadi penyebab Anda mengalami sakit kepala setelah makan. Bila Anda memang punya penyakit hipertensi, sebaiknya batasi jumlah sodium atau garam yang Anda konsumsi sehari-hari. Selain itu, konsultasikan langsung dengan dokter untuk menangani kondisi ini.

    4. Reaksi alergi

    Mengalami pusing setelah makan bisa jadi salah satu reaksi alergi terhadap makanan atau zat tertentu. Reaksi alergi dapat menyebabkan tubuh memproduksi histamin, senyawa yang penting untuk menjaga daya tahan tubuh.

    Histamin akan bereaksi secara berlebihan dan menyebabkan kulit gatal, mual, bersin-bersin, atau sakit kepala. Sekali lagi, perhatikan apa yang Anda santap.

    Anda mungkin alergi makanan laut, telur, susu dan produk olahannya, serta zat-zat aditif seperti micin (MSG), sakarin, dan pengawet buatan. Hindari penyebab alergi Anda untuk mencegah sakit kepala sesudah makan.  

    Cara mengatasi pusing setelah makan

    minum mengatasi bau urin menyengat

    Anda bisa mengatasi rasa sakit kepala atau pusing setelah makan berdasarkan penyebabnya. Namun, secara umum, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan kondisi ini, seperti berikut:

    1. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang

    Menurut Cleveland Clinic, salah satu cara untuk mengatasi sakit kepala setelah makan adalah dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ini artinya, hindari mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan.

    Apalagi, makanan-makanan yang memang dapat memicu munculnya pusing dan sakit kepala. Lalu, hindari makanan atau minuman yang berpotensi menjadi stimulan seperti kafein, alkohol, dan makanan yang kaya akan kandungan natrium.

    2. Memperbanyak minum air

    Upayakan untuk banyak minum air, setidaknya delapan gelas setiap harinya. Pasalnya, kekurangan cairan tubuh, atau dehidrasi, dapat menjadi penyebab Anda merasakan pusing, termasuk setelah makan.

    Minum air yang cukup akan membuat, tubuh Anda akan terhidrasi dengan baik. Alhasil, risiko mengalami sakit kepala atau pusing akibat dehidrasi pun menurun.

    3. Mengonsumsi makanan sedikit tapi sering

    Alih-alih makan dalam jumlah besar tapi hanya satu dua kali dalam sehari, lebih baik makan berkali-kali meski hanya dalam porsi yang sedikit. Mengapa?

    Saat mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih banyak, tubuh membutuhkan lebih banyak energi dan aliran darah untuk mencerna makanan. Dengan begitu, risiko mengalami sakit kepala atau pusing setelah makan pun berkurang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan