backup og meta

Obat Kurap, Dari Pengobatan Medis Hingga Bahan Alami

Obat Kurap, Dari Pengobatan Medis Hingga Bahan Alami

Kurap, atau yang dikenal juga sebagai kadas, adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi jamur (tinea). Bercak merah, bersisik, serta gatal pada kulit merupakan beberapa tanda khas kurap.

Siapa pun bisa dengan mudah terkena penyakit menular ini, terutama kelompok orang yang imunnya lemah. Namun jangan khawatir, tersedia berbagai obat-obatan untuk mengatasi gejala kurap.

Obat-obatan medis untuk mengatasi kurap

Pengobatan utama yang harus dilakukan tentunya adalah menggunakan obat-obatan medis. Pengobatan akan bergantung pada seberapa parah infeksi kulit dan letak kemunculan gejalanya.

Kebanyakan obat-obatan ini dapat dibeli di apotek dan digunakan tanpa resep dokter. Namun, ada pula beberapa obat yang harus didapatkan dengan resep dokter.

Obat kurap topikal

obat kurap
Sumber: Medical Xpress

Bila kurap muncul pada kulit tubuh seperti kaki (kutu air) atau selangkangan, dokter biasanya akan merekomendasikan obat bebas topikal. Obat topikal merupakan obat yang digunakan untuk penggunaan luar dengan cara dioleskan atau disemprot, bentuknya dapat berupa krim, gel, bedak, atau losion.

Obat topikal untuk atasi kurap adalah golongan obat antijamur. Obat antijamur dibuat untuk menghambat enzim jamur serta menghambat kerja ergosterol, sebuah komponen utama yang berperan dalam pembentukan dinding sel jamur. Beberapa jenis obatnya meliputi clotrimazole, miconazole, terbinafine, dan ketoconazole.

Untuk menggunakannya, Anda cukup mengoleskan obat ini di atas area yang terkena kurap sekaligus area kulit normal yang mengelilinginya. Biasanya obat digunakan sebanyak dua kali sehari selama dua sampai empat minggu, lalu dilanjutkan kembali selama satu atau dua minggu setelah ruam menghilang.

Durasi pemakaian obat dapat berbeda-beda bergantung pada jenis kurap yang diderita. Pada kutu air misalnya, kebanyakan pasien melakukan perawatan selama dua minggu. Sedangkan pada tinea cruris atau kurap selangkangan, perawatan biasanya dilakukan selama 10 – 14 hari.

Terdapat pula obat topikal berwujud sampo yang biasanya digunakan untuk pasien yang mengalami tinea capitis atau kurap kulit kepala. Bahan-bahan yang kerap digunakan dalam sampo khusus ini adalah ketoconazole, miconazole, dan ciclopirox.

Obat kurap oral

golongan obat oral diabetes

Pada beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat oral atau minum. Pasien yang membutuhkan obat ini adalah pasien yang mengalami kurap pada area berambut seperti kepala dan dagu, atau jika infeksinya lebih parah dan tidak kunjung sembuh walau telah diberikan obat-obatan topikal.

Beberapa jenis obat-obatannya meliputi griseofulvin, itraconazole (sporanox), dan fluconazole (diflucan).

Obat griseofulvin bekerja dengan menghentikan pembelahan jamur, tetapi tidak membunuhnya secara langsung. Oleh karena itu, pengobatan dengan obat ini perlu dilakukan selama beberapa minggu atau bulan.

Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet dan harus diminum setelah makan. Bagi Anda yang sedang hamil atau menjalani program kehamilan, obat ini sangat tidak disarankan karena dapat menyebabkan cacat lahir.

Obat itraconazole dan fluconazole dapat mengikat enzim dalam jamur dan menghentikan produksi erogsterol, komponen utama pembentuk dinding sel jamur. Itraconazole dikonsumsi setelah makan, sedangkan fluconazole dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Kedua obat ini juga tidak disarankan untuk ibu hamil.

Obat-obatan alami untuk mengatasi kurap

Selain obat medis, ada beberapa bahan alami yang ternyata berpotensi mengatasi gejala kurap. Sebelum menggunakan berbagai pilihan obat kurap alami ini, pastikan Anda telah membersihkan area kulit dengan sabun dan air terlebih dahulu.

1. Cuka apel

khasiat cuka apel

Cuka apel diyakini punya sifat anti jamur yang kuat, sehingga bisa membantu mengobati beragam penyakit yang disebabkan oleh jamur. Cara pakainya dengan mengusapkan kapas yang telah direndam dalam cuka apel sebelumnya pada kulit Anda yang terkena kurap. Lakukan secara rutin selama tiga kali sehari.

2. Lidah buaya

Lidah buaya termasuk obat kurap alami karena mengandung agen antiseptik yang dapat memerangi jamur, bakteri, serta virus. Selain itu, lidah buaya juga menimbulkan sensasi dingin saat digunakan sehingga menenangkan kulit yang gatal, meradang, hingga membengkak.

Tidak harus dari tanamannya langsung, Anda juga dapat memakai krim atau gel yang mengandung lidah buaya. Cara menggunakannya sebagai obat kurap, Anda cukup mengoleskan gel lidah buaya secara langsung pada kulit yang mengalami kurap sebanyak dua sampai tiga kali sehari.

3. Minyak kelapa

Minyak kelapa dapat mengobati infeksi jamur berkat sifat antimikroba dan anti jamur yang dimilikinya. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan minyak kelapa bisa menjadi mengobati infeksi kulit yang ringan hingga sedang.

Cara pakainya pun mudah. Anda hanya perlu menghangatkan minyak kelapa sampai mencair kemudian langsung dioleskan ke area kulit yang bermasalah. Ulangi hal ini selama tiga kali sehari.

4. Kunyit

kunyit untuk bayi

Sudah tidak diragukan lagi bahwa kunyit adalah rempah-rempah populer yang terkenal dengan sifat antiradang, antijamur, serta antibakteri. Ini semua berkat kandungan senyawa kurkumin di dalamnya. Ternyata, kurap juga bisa menjadi salah satu obat alami untuk mengatasi kurap.

Aturan pakainya tidak sulit, Anda bisa mencampurkan bubuk kunyit dengan sedikit air hingga membentuk pasta. Selanjutnya oleskan langsung pada kulit dan biarkan hingga kering, lalu bilas sampai bersih.

5. Minyak pohon teh

Minyak pohon teh (tea tree oil) telah lama dikenal ampuh untuk mengobati infeksi jamur kulit berkat sifat antijamur dan antibakteri yang dimilikinya.

Tidak sulit, lho! Anda bisa mengoleskan minyak pohon teh langsung ke daerah kurap selama dua atau tiga kali per hari menggunakan kapas. Jika kulit Anda tergolong sensitif, sebaiknya campurkan minyak pohon teh bersama minyak pelarut terlebih dahulu.

6. Minyak oregano

Minyak oregano juga berpotensi dalam mengobati infeksi jamur kulit. Pasalnya, oregano mengandung dua komponen antijamur yang kuat yakni thymol dan carvacrol.

Cara menggunakannya adalah dengan mencampurkan beberapa tetes minyak oregano dengan minyak pembawa, kemudian oleskan selama tiga kali sehari.

Ingatlah bahwa obat apa pun yang dipilih, Anda tetap harus berhati-hati dan menggunakannya sesuai dengan aturan. Bila gejala tidak kunjung membaik dalam 2 minggu, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis kulit. Terlebih jika Anda memilih obat-obatan alami.

Dalam beberapa kasus, kurap tidak dapat diatasi sama sekali dengan bahan-bahan alami. Bila Anda ragu, segera konsultasikan hal ini pada dokter.

Anda bisa booking dokter spesialis kulit terdekat melalui platform Hello Sehat agar lebih mudah prosesnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Topical Antifungal Medication. (2003). DermNet NZ. Retrieved 21 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/topical-antifungal-medication/

Fluconazole. (2003). DermNet NZ. Retrieved 21 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/fluconazole/

Itraconazole. (2004). DermNet NZ. Retrieved 21 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/itraconazole/

Griseofulvin. (2003). DermNet NZ. Retrieved 21 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/griseofulvin/

Ringworm (Tinea). (2019). Harvard Health Publishing. Retrieved 21 September 2020, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/ringworm-tinea-a-to-z

Treatment & Outcomes of Dermatophytes. (2019). CDC. Retrieved 21 September 2020, from https://www.cdc.gov/fungal/diseases/ringworm/treatment.html

RingwormL Diagnosis and Treatment. (n.d.). American Academy od Dermatology. Retrieved 21 September 2020, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/ringworm-treatment

Things You Should Know About Ringworm Skin Infectious. (n.d.). Sharda Hospital. Retrieved 21 September 2020, from https://www.shardahospital.org/blog/things-ringworm-skin-infection/

Zorofchian Moghadamtousi, S., Abdul Kadir, H., Hassandarvish, P., Tajik, H., Abubakar, S., & Zandi, K. (2014). A Review on Antibacterial, Antiviral, and Antifungal Activity of Curcumin. Biomed Research International, 2014, 1-12. doi: 10.1155/2014/186864

Versi Terbaru

07/10/2022

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Ragam Penyakit Kulit Kepala yang Umum dan Perlu Anda Waspadai

6 Penyebab Telinga Gatal yang Sering Luput dari Perhatian


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan