backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

9

Tanya Dokter
Simpan

Obat dan Perawatan untuk Mengatasi Reaksi Alergi Makanan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 04/07/2022

    Obat dan Perawatan untuk Mengatasi Reaksi Alergi Makanan

    Alergi makanan adalah reaksi abnormal yang dimunculkan tubuh karena sistem imun keliru menganggap asupan makanan tertentu sebagai zat membahayakan. Apa saja penanganan dan obat alergi makanan yang bisa dengan cepat mengatasi gejalanya?

    Obat untuk mengatasi alergi makanan

    obat antihistamin untuk alergi

    Beberapa makanan penyebab alergi antara lain seperti telur, susu, makanan laut, kacang, gandum, serta beberapa sayuran dan buah tertentu. Memakan makanan tersebut, baik disengaja maupun tidak dan dalam porsi yang sedikit atau banyak, dapat memicu sistem imun melepaskan histamin.

    Pelepasan histamin dalam jumlah banyak menyebabkan tubuh bereaksi negatif dengan memicu peradangan. Efek peradangan kemudian memunculkan gejala alergi makanan berupa hidung meler, gatal-gatal di seluruh badan, pembengkakan pada bibir, lidah, mata, hingga mual-muntah, dan diare.

    Pada beberapa orang, alergi makanan juga dapat menyebabkan mereka sesak napas atau mengeluarkan bunyi yang juga disebut mengi.

    Bila Anda kerap mengalami reaksi dan telah terdiagnosis memiliki alergi, ada berbagai pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani alergi agar tidak semakin memburuk sehingga berujung pada anafilaksis.

    Obat-obatan minum

    Salah satu hal pertama yang harus dilakukan ketika Anda mulai merasakan gejala alergi makanan adalah minum obat. Obat dapat bekerja untuk meredakan gejala dengan cepat dan efektif. Berikut adalah obat-obatan yang biasanya disarankan untuk mengobati reaksi alergi makanan.

    1. Antihistamin

    Jika Anda memiliki alergi makanan, antihistamin adalah salah satu obat yang wajib Anda bawa ke mana-mana. Obat antihistamin berfungsi menghentikan produksi histamin yang memicu gejala alergi.

    Beberapa contoh obat antihistamin adalah diphenhydramine, cetirizine, loratadine, dan fexofenadine. Obat ini dapat dibeli secara bebas di apotek, meski dalam kasus tertentu mungkin ada yang membutuhkan resep dokter.

    Beberapa efek samping umum dari antihistamin yang perlu Anda perhatikan adalah rasa mengantuk, sakit kepala, sakit perut, dan mulut kering. Minumlah obat seperti yang dijelaskan dalam kemasan obat, atau seperti yang disarankan oleh apoteker atau dokter.

    Antihistamin sering dijadikan obat andalan untuk mengatasi alergi makanan. Namun, tidak semua gejala dapat tuntas diatasi dengan antihistamin. Anda mungkin butuh obat pendamping lain yang bekerjasama dengan antihistamin untuk meredakan gejala. 

    2. Kortikosteroid 

    Kortikosteroid atau steroid adalah obat yang sering diresepkan dokter bersamaan dengan obat antihistamin untuk mengatasi alergi makanan

    Obat steroid berfungsi untuk mengobati hidung tersumbat dan/atau meler, bersin-bersin, dan gatal-gatal akibat alergi. Steroid juga berguna untuk meredakan pembengkakan pada bibir, lidah, mata, dan bagian tubuh lainnya sebagai reaksi alergi.

    Beberapa contoh obat korkosteroid yang umum untuk mengobati alergi makanan adalah sebagai berikut.

  • Prednisolone dan methylprednisolone dalam bentuk pil dan cairan suspensi.
  • Steroid inhaler untuk gejala yang terkait asma.
  • Betamethasone dalam bentuk obat oles untuk meredakan gatal dan ruam merah di kulit.
  • Fluorometholone dalam bentuk obat tetes mata, untuk meredakan mata merah berair.
  • Budesonide dan fluticasone furoate untuk meredakan hidung tersumbat, bersin dan pilek.
  • 3. Dekongestan

    Selain steroid dan antihistamin, kemungkinan dokter akan meresepkan obat dekongestan seperti pseudoephedrine apabila alergi makanan menyebabkan hidung mampet dan ingusan. Obat alergi makanan ini tersedia dalam bentuk pil, cairan, tetes, dan juga semprotan hidung. 

    Dekongestan bekerja mengempiskan pembengkakan di pembuluh darah hidung yang membuat saluran napas jadi tersumbat. Meski demikian, dekongestan tidak dapat membantu meredakan gejala bersin atau gatal di hidung.

    4. Mast cell (sel mast) stabilizer

    Sel mast adalah sel darah putih di dalam sistem kekebalan tubuh yang bertugas merespon alergen sampai tubuh bereaksi. 

    Mast cell stabilizer adalah obat yang berfungsi menghentikan tubuh mengeluarkan histamin. Dokter umumnya baru akan meresepkan obat ini ketika obat alergi umum, seperti antihistamin, tidak bekerja dengan baik.

    Obat mast cell stabilizer biasanya akan diresepkan dokter apabila mengalami gejala rhinitis (hidung tersumbat) dan konjungtivitis (mata merah gatal). Obat ini aman digunakan selama beberapa hari sampai gejala membaik, namun tidak disarankan dipakai dalam waktu terlalu lama.

    5. Obat antidiare

    Diare adalah gejala alergi makanan yang dapat muncul pada beberapa orang. Jika diare tidak diobati, masalah pencernaan ini bisa menyebabkan Anda lemas karena dehidrasi.

    Maka untuk mengatasi gejala alergi makanan satu ini, Anda dapat menggunakan obat diare generik di apotek. Namun, obat seperti loperamide (Imodium) dan bismut subsalisilat (Pepto-Bismol) dapat diresepkan dokter apabila gejala alergi makanan sampai membuat Anda diare parah, misalnya sampai feses yang keluar hanya cairan. 

    Loperamide bekerja memperlambat gerakan feses di sepanjang usus untuk memungkinkan kelebihan cairan di dalamnya terserap oleh tubuh. Sementara itu, bismut subsalisilat bekerja dengan cara menyeimbangkan jumlah cairan yang ada di usus. Alhasil, feses yang dihasilkan akan lebih padat dan keras. 

    6. Obat pereda mual (antiemetik)

    Alergi makanan juga dapat menyebabkan mual dan berakhir muntah. Apabila Anda mengalami gejala ini, dokter bisa meresepkan obat pereda mual (antiemetik) seperti bismuth subsalisilat dengan merek Kaopectate atau Pepto-Bismol.

    Di sisi lain, obat antihistamin seperti dimenhydrinate juga dapat membantu mencegah atau meredakan mual dan muntah. Antihistamin ini bekerja dengan memblokir pesan ke bagian otak yang mengendalikan mual dan muntah.

    7. Inhibitor leukotrien

    Inhibitor leukotrien adalah obat resep yang menghambat keluarnya leukotrien, bahan kimia lain yang diproduksi tubuh untuk memicu reaksi alergi muncul. Obat ini bisa meredakan gejala alergi makanan yang berupa hidung tersumbat, pilek, dan bersin. 

    Sayangnya, obat ini punya efek samping yang dapat berdampak bagi psikologis penggunanya, seperti mudah marah, cemas, susah tidur, depresi, dan bahkan halusinasi. 

    Suntik epinefrin, untuk alergi makanan yang parah

    pertolongan pertama serangan jantung

    Pada beberapa kasus tertentu, memakan makanan pemicu alergi sedikit saja dapat memicu reaksi parah yang disebut syok anafilaksis. Syok anafilaksis dapat muncul cepat dengan gejala yang langsung terasa parah memberatkan.

    Syok anafilaksis dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Untuk itu, diperlukanlah obat alergi khusus berupa suntikan epinefrin. Syok anafilaksis sangat rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki alergi kacang.

    Saat mengalami reaksi anafilaksis, suntikan obat epinefrin dapat membantu meningkatkan kerja pernapasan, menaikan tekanan darah Anda, menstabilkan denyut jantung, dan mengurangi pembengkakan saat alergi.

    Obat alergi makanan ini hanya diresepkan oleh dokter ahli, tidak dijual bebas di pasaran. Simpan suntikan di tempat yang sejuk, jauh dari sinar matahari, dan jangan disimpan di kulkas. Ini karena paparan suhu berlebih dapat mengubah kandungan obat. Jangan lupa juga memerhatikan tanggal kedaluwarsa obat setiap mau digunakan.

    Efek obat ini memang cepat, tetapi tidak bertahan lama untuk mengatasi gejala alergi makanan yang parah. Apabila Anda atau orang lain langsung membaik setelah disuntikkan epinefrin, Anda tetap harus dibawa ke dokter untuk diperiksa dan ditangani lebih lanjut.

    Imunoterapi

    Pilihan lainnya untuk perawatan alergi makanan adalah melakukan imunoterapi. Perlu diketahui, imunoterapi bukan bertujuan untuk menyembuhkan alergi secara sepenuhnya, tetapi perawatan ini akan meringankan kondisi alergi yang Anda miliki.

    Pengobatan berfokus untuk membuat tubuh lebih terbiasa terhadap paparan alergi, nantinya diharapkan tubuh tidak lagi mengeluarkan reaksi yang terlalu parah. Selain itu, Anda juga mungkin akan lebih jarang minum obat alergi setelah menjalani metode ini.

    Beberapa jenis perawatan imunoterapi adalah:

    • Imunoterapi suntik (SCIT). Suntikan alergi adalah bentuk imunoterapi alergi yang paling umum dan efektif. Suntikan ini akan membantu mengubah sistem kekebalan tubuh yang akan mencegah perkembangan alergi dan asma. Suntikan akan dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu dalam rentang waktu enam bulan.
    • Imunoterapi sublingual (SLIT). SLIT dilakukan dengan meletakkan obat tablet yang mengandung alergen di bawah ludah. Setelah itu obat akan diserap ke dalam tubuh. Tablet dapat mengurangi gejala dengan membangun daya tahan tubuh terhadap efek alergen. Sayangnya, tablet hanya mengobati satu jenis alergi dan tidak dapat mencegah perkembangan alergi yang baru.

    Perawatan alergi makanan di rumah

    Selain obat medis atau yang diberikan dari dokter, Anda juga dapat melakukan beberapa tindakan untuk meringankan reaksi alergi yang Anda rasakan. Berikut adalah berbagai pilihannya.

    Oleskan krim pereda gatal

    Salep kudis dan scabies di tangan

    Seringnya, reaksi alergi makanan akan menimbulkan gejala berupa gatal-gatal atau timbul ruam merah. Memang, jika sudah muncul Anda sering kali tak bisa menahan untuk segera menggaruknya. Namun, cara ini malah akan membuat kulit semakin gatal dan bisa menimbulkan luka atau bahkan iritasi.

    Untuk mengatasinya, lebih baik segera oleskan krim pada area yang terasa gatal. Jenis krim yang sering digunakan adalah obat kortikosteroid oles dan losion calamine.

    Seperti obat kortikosteroid minum, obat oles ini juga mengandung steroid yang berfungsi untuk meredakan peradangan di kulit yang memicu gatal-gatal. Sedangkan losin calamine akan melindungi kulit dengan kandungan astringentnya yang dapat mengurangi rasa gatal. Losion calamine dapat Anda temukan di apotek.

    Selain kortikosteroid oles dan calamine, Anda juga bisa menggunakan pelembap yang bisa menyejukkan kulit seperti gel lidah buaya. Untuk alternatif yang lebih praktis, tempelkan kain yang telah dibasahi air dingin atau kompres es pada kulit yang gatal selama 10 menit.

    Setelah itu, pakailah pakaian yang lebih longgar dan berbahan menyerap keringat agar iritasi pada kulit tidak semakin memburuk.

    Berendam di air hangat

    Cara lain yang dapat dilakukan sebagai perawatan untuk reaksi alergi makanan adalah berendam dalam air hangat. Cara ini akan membantu mengurangi rasa gatal yang menyiksa saat reaksi terjadi. Selain meredakan gatal pada kulit, berendam air hangat juga dipercaya dapat membuat tubuh lebih rileks.

    Ingat, air yang digunakan adalah air hangat suam kuku dan bukanlah air panas. Air panas justru akan memperparah iritasi dan membuat kulit kering.

    Minum air putih

    Sebagian orang mengalami reaksi alergi seperti mual atau muntah setelah mengonsumsi makanan pemicu. Ada pula orang yang mengalami diare. Bila Anda mengalaminya, selain minum obat pereda alergi sebaiknya bantu juga dengan minum air putih yang cukup.

    Tubuh mengeluarkan banyak cairan saat diare atau muntah, pada saat inilah Anda akan lebih rentan mengalami dehidrasi. Maka dari itu, pastikan kebutuhan cairan Anda cukup dengan minum lebih banyak air putih.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 04/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan