Saat mengalami orgasme, seharusnya tubuh pria mengeluarkan air mani dan sperma. Namun, ada sebagian pria yang mengalami masalah ejakulasi sehingga menyebabkan sperma tidak keluar.
Lantas, apa saja penyebabnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Ragam penyebab sperma tidak keluar saat orgasme
Dalam istilah medis, kondisi orgasme yang tidak diikuti keluarnya sperma disebut anejakulasi.
Anejakulasi terjadi ketika Anda mencapai klimaks setelah berhubungan intim atau masturbasi, tetapi penis hanya mengeluarkan sedikit air mani atau tidak sama sekali.
Ada beragam kondisi yang dapat menyebabkan air mani dan sperma tidak keluar, berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Ejakulasi tertunda
Laki-laki dengan masalah ejakulasi tertunda (delayed ejaculation) membutuhkan rangsangan yang lebih lama (biasanya lebih dari 30 menit) untuk mencapai klimaks dan mengeluarkan sperma.
Bahkan, beberapa pengidap ejakulasi tertunda tidak dapat berejakulasi sama sekali. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit tertentu, konsumsi obat-obatan, atau gangguan mental.
Kondisi ini mungkin hanya bersifat sementara. Namun, bukan tidak mungkin ejakulasi tertunda menjadi masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi seumur hidup.
2. Ejakulasi retrograde
Ejakulasi retrograde terjadi jika air mani yang seharusnya keluar melalui penis ketika orgasme justru masuk ke dalam kandung kemih.
Akibatnya, pria mungkin hanya mengeluarkan sedikit sperma atau tidak sama sekali. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini bisa membuat pria tidak subur dan sulit punya keturunan.
Selain sperma tidak keluar, ejakulasi retrograde ditandai dengan warna urine lebih pucat dan agak kental karena mengandung air mani yang seharusnya keluar saat orgasme.
3. Operasi prostat
Bedah prostat dengan laser biasanya dilakukan untuk mengobati pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH).
Pembedahan laser ini membantu mengecilkan atau mengangkat jaringan berlebih pada prostat. Dengan begitu, gangguan kandung kemih akibat pembesaran prostat dapat teratasi.
Beberapa gangguan tersebut antara lain infeksi saluran kemih, sering buang air kecil, dan laju air kencing lambat.
Sayangnya, efek samping dari prosedur ini bisa memicu orgasme kering. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak mampu mengeluarkan sperma ketika mencapai puncak kenikmatan seksual.
4. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi saat tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron. Hormon ini merupakan kunci dari pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi pada pria.
Gangguan pada organ reproduksi pria serta kurangnya kadar hormon testosteron dalam tubuh pria bisa saja memengaruhi produksi sperma normal.
Akibatnya, air mani dan sperma mungkin tidak keluar saat ejakulasi. Anda pun memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami impotensi.
5. Penyumbatan saluran sperma
Penyumbatan bisa terjadi pada epididimis dan vas deferens dalam testis. Akibatnya, hal ini bisa mengganggu proses pengangkutan sperma untuk dikeluarkan melalui penis.
Infeksi, prosedur steril pria (vasektomi), dan permasalahan pada prostat bisa menjadi penyebab saluran sperma tersumbat.
Penyumbatan saluran sperma bisa membuat volume ejakulasi berkurang di bawah 1,5 mililiter. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan tidak menunjukkan gejala yang pasti.
6. Gangguan saraf
Gangguan pada sistem saraf yang mengatur ejakulasi juga bisa membuat sperma tidak keluar. Hal ini bisa disebabkan oleh diabetes, multiple sclerosis, dan cedera tulang belakang.
Kondisi-kondisi tersebut bisa memicu ejakulasi retrograde. Ini karena kerusakan saraf membuat otot leher kandung kemih tidak mampu mengencang dan menutup dengan baik.
Akibatnya, air mani dan sperma yang seharusnya dikeluarkan lewat penis malah mengalir masuk ke dalam kandung kemih saat ejakulasi.
7. Efek samping obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya tamsulosin untuk mengobati pembesaran prostat jinak, bisa menyebabkan volume sperma berkurang atau tidak keluar sama sekali.
Penelitian telah menunjukkan obat golongan alpha-blocker menyebabkan penurunan volume ejakulasi hingga 30% pada kebanyakan orang yang memakainya.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk BPH atau kondisi lain, lebih baik konsultasikan dengan dokter guna mengetahui dampaknya pada kesuburan.
8. Kelainan genetik
Ejakulasi kering juga bisa terjadi karena tubuh Anda kurang memproduksi sperma. Hal ini lebih sering dipengaruhi kelainan genetik, salah satunya sindrom Klinefelter.
Sindrom Klinefelter merupakan kondisi genetik yang terjadi ketika seorang anak laki-laki terlahir dengan salinan tambahan kromosom X.
Pria yang mengidap sindrom ini biasanya memiliki testis berukuran lebih kecil dari biasanya. Produksi testosteron dalam tubuhnya pun lebih rendah dibandingkan dengan pria sehat.
9. Terlalu banyak ejakulasi
Sperma tidak keluar juga bisa disebabkan oleh faktor yang cukup ringan, seperti terlalu banyak ejakulasi saat berhubungan intim dengan pasangan.
Ejakulasi yang terjadi berulang dalam waktu singkat dapat menghabiskan air mani dan sperma dalam tubuh Anda. Akibatnya, ejakulasi berikutnya mungkin terasa kering.
Jika mengalami kondisi ini, Anda sebenarnya tidak perlu khawatir. Pasalnya, ejakulasi normal biasanya bisa kembali lagi setelah beberapa jam istirahat.
Kesimpulan
- Kondisi sperma tidak keluar saat orgasme dalam istilah medis disebut anejakulasi.
- Anejakulasi terjadi saat pria meraih klimaks setelah berhubungan seks atau masturbasi, tetapi hanya sedikit atau tidak sama sekali mengeluarkan sperma.
- Berbagai kondisi bisa menyebabkan sperma tidak keluar, mulai dari ejakulasi tertunda, ejakulasi retrograde, hipogonadisme, hingga sekadar terlalu banyak ejakulasi.
- Apabila kondisi ini berulang kali terjadi dan mengganggu kehidupan Anda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
[embed-health-tool-bmi]