Hipogonadisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar seks menghasilkan hormon dalam jumlah yang sangat sedikit atau tidak sama sekali.
Kelenjar seks, atau yang juga bisa disebut dengan gonad, biasanya terdapat di dalam testis pada pria dan ovarium pada wanita.
Hormon seks adalah hormon yang membantu mengendalikan perubahan fisik pada laki-laki dan perempuan, seperti saat memasuki masa pubertas.
Hormon ini juga berperan dalam memproduksi sperma pada pria dan siklus menstruasi pada wanita.
Dikutip dari Mayo Clinic, secara umum hipogonadisme dibagi menjadi dua, yaitu hipogonadisme primer dan sekunder.
Kondisi ini terjadi akibat adanya masalah pada kelenjar seks atau organ seks. Otak masih memberikan sinyal ke gonad untuk memproduksi hormon, tetapi testis atau ovarium tidak dapat melakukannya.
Pada hipogonadisme sekunder atau sentral, otak gagal memberikan sinyal ke kelenjar seks untuk memproduksi hormon.
Kesalahan terletak pada bagian hipotalamus dan kelenjar pituitari yang ada di otak.
Hipogonadisme adalah kondisi yang lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita.
Kondisi ini lebih banyak dialami oleh pria, yaitu sekitar 1 dari 500-1.000 orang. Sementara wanita hanya sekitar 1 per 2500 hingga 10.000 orang.
Selain itu, jenis primer lebih sering terjadi dibanding jenis sekunder.
Hipogonadisme dapat menyerang pada usia berapa pun. Namun, gejala dan konsekuensi yang diderita oleh masing-masing kelompok umur berbeda.
Misalnya, apabila kondisi ini terjadi saat sebelum lahir, bayi akan terlahir dengan jenis kelamin yang bermasalah.
Jika kondisi ini terjadi setelah masa pubertas, penderitanya akan mengalami masalah kesuburan, disfungsi seksual, dan kemandulan.
Penyakit ini merupakan suatu kondisi yang bisa dimulai selama masa perkembangan janin, sebelum pubertas, atau selama usia dewasa.
Tanda dan gejala tergantung kapan kondisinya berkembang.
Pada pria, gejala utama terjadinya hipogonadisme adalah gangguan hormon testosteron pada pria.
Kondisi ini dapat didiagnosis saat testosteron tergolong rendah, kelelahan, energi semakin berkurang, serta dorongan seksual yang juga berkurang.
Lalu, gejala lainnya adalah adanya masalah kesuburan atau infertilitas pada pria.
Maka dari itu, hal ini bisa menjadi salah satu hambatan ketika Anda dan pasangan ingin melakukan program hamil.
Hal ini karena kadar sperma yang sedikit di dalam tubuh.
Selain itu, gejala hipogonadisme lain pada pria seperti:
Sementara itu, gejala hipogonadisme pada wanita, yaitu:
Mungkin masih terdapat beberapa gejala yang tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya tentang gejala, konsultasikan kepada dokter.
Temui dokter jika memiliki gejala hipogonadisme di atas atau ingin bertanya lebih lanjut. Selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi kondisi Anda.
Ada dua jenis hipogonadisme, yaitu primer dan sekunder.
Penyebab umum hipogonadisme primer meliputi:
Sementara penyebab umum hipogonadisme sekunder, seperti:
Namun, secara garis besar penyebab hipogonadisme, yaitu:
Kondisi ini kemungkinan bisa muncul sejak bayi masih di dalam kandungan. Beberapa penyakit yang dapat memicu terjadinya kondisi ini adalah:
Hipogonadisme juga bisa saja terjadi tanpa diturunkan dan terjadi akibat faktor dari luar, seperti:
Selain penyebab yang sudah dijelaskan di atas, ada kemungkinan kondisi hipogonadisme terjadi pada Anda tetapi tidak diketahui apa penyebab pastinya.
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Ketika mendiagnosis kelainan ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Seluruh bagian tubuh akan diperiksa, apakah perkembangannya sesuai dengan usia atau tidak.
Dokter mungkin akan mengecek massa otot, rambut di seluruh tubuh, dan organ reproduksi Anda.
Kemudian, apabila diperlukan, dokter akan menyarankan Anda melakukan beberapa tes tambahan, seperti:
Apabila dokter menduga Anda mengidap hipogonadisme, pemeriksaan yang akan dilakukan berikutnya adalah mengecek kadar hormon di dalam tubuh.
Dokter akan melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon follicle-stimulating (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Selain itu bagi perempuan, dokter akan mengukur kadar hormon estrogen.
Pada laki-laki, yang diukur adalah kadar hormon testosteron. Tes ini biasanya dilakukan di pagi hari, saat kadar hormon sedang mencapai puncaknya.
Tes jumlah sperma biasanya juga akan dilakukan oleh dokter ke pasien laki-laki. Hal ini karena hipogonadisme dapat mengurangi jumlah sperma di dalam tubuh.
Dokter mungkin juga akan mengecek kadar zat besi di dalam darah karena zat besi dapat memengaruhi produksi hormon seks manusia.
Beberapa dokter juga akan mengecek kadar prolaktin dan hormon tiroid Anda. Prolaktin adalah hormon yang berperan dalam pertumbuhan payudara dan ASI.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan hormon ini ditemukan di kedua jenis kelamin.
Sementara tiroid yang bermasalah biasanya menunjukkan gejala yang menyerupai hipogonadisme.
Sejumlah tes gambaran dibutuhkan, misalnya sonogram ovarium atau testis. Jika penyakit pituitari terdeteksi, MRI atau CT scan otak mungkin dilakukan.
Pengobatan serta perawatan dari kondisi hipogonadisme cukup bervariasi karena dilihat dulu dari apa penyebabnya dan untuk siapa.
Berikut beberapa pengobatan atau penanganan yang biasa dilakukan, seperti:
Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan pria sebelum memutuskan untuk terapi penggantian testosteron sebagai pengobatan hipogonadisme.
Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kadar hormon testosteron agar kembali normal.
Perlu diketahui bahwa pria membutuhkan testosteron agar gairah seksual pun kembali.
Beberapa jenis terapi penggantian hormon untuk pria adalah:
Dari beberapa jenis terapi, terdapat efek samping seperti penurunan produksi sperma, gangguan tidur, timbul jerawat, hingga peningkatan produksi sel darah merah.
Ada pula pengobatan atau perawatan yang bisa dilakukan bagi anak laki-laki yang mengalami delayed puberty (pubertas tertunda).
Cara mengatasinya adalah dengan memberikan suplemen testosteron selama 3 hingga 6 bulan. Hormon bisa diberikan melalui suntikan.
Pengobatan yang dilakukan untuk wanita dengan kondisi hipogonadisme adalah dengan meningkatkan jumlah hormon seks di dalam tubuh.
Meningkatkan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat memperkuat tulang serta mendorong gairah seks.
Estrogen dan progesteron terkadang dikombinasikan untuk menurunkan kemungkinan berkembangnya kanker endometrium.
Wanita dengan hipogonadisme yang gairah seksualnya menurun mungkin juga diresepkan testosteron dosis rendah.
Hal ini tidak menutup kemungkinan kadar hormon seks Anda akan berkurang jika menghentikan pengobatan.
Perlu diperhatikan, apabila kondisi hipogonadisme disebabkan tumor pada kelenjar pituitari (organ di bawah otak), maka Anda membutuhkan terapi radiasi hingga pembedahan.
Hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah hipogonadisme. Namun, Anda bisa melakukan beberapa hal seperti perubahan gaya hidup.
Seperti mempertahankan berat badan normal dengan olahraga atau mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang baik untuk tubuh.
Lalu, sebaiknya hindari terlebih dahulu akohol dan obat-obatan secara berlebihan untuk membantu menjaga kadar testosteron tetap normal.
Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar