Faktanya, baik air mani maupun urin pria keluar dari satu lubang penis yang sama. Namun cara kerjanya berbeda, karena memiliki pemicu rangsangan yang berbeda (rangsangan “kebelet” dan rangsangan seksual). Itu sebabnya ketika Anda merasa ingin pipis, air mani seharusnya tidak ikut keluar. Begitu pun sebaliknya. Ini juga karena “lalu lintas” aliran urin dan air mani diatur oleh sebuah cincin otot (sfingter) di dalam saluran kandung kemih.
Normalnya, otot ini akan menutup saat penis ereksi untuk memungkinkan air mani bisa keluar dari penis, sementara mencegahnya bocor masuk ke dalam saluran kandung kemih. Sebaliknya, saat Anda ingin buang air kecil, otot ini akan menutup agar mencegah air mani ikut keluar.
Ejakulasi terbalik terjadi ketika otot cincin pada kandung kemih tersebut mengalami gangguan atau melemah, sehingga saat Anda akan ejakulasi, sperma yang tadinya hendak keluar penis, malah mengalir atau bocor masuk ke dalam kandung kemih.
Apa saja tanda dan gejala ejakulasi terbalik?
Terkadang, ejakulasi retrogade juga disebut orgasme kering. Ini karena Anda tetap bisa ereksi dan berorgasme, tapi hanya mengeluarkan sedikit air mani atau bahkan tidak sama sekali. Kondisi ini tidak menyebabkan rasa sakit, baik saat buang air kecil atau saat seks, juga tidak mengurangi kenikmatan seksual.
Hal lainnya yang mungkin menandakan Anda memiliki ejakulasi terbalik adalah warna urin yang keruh karena mengandung sperma, terutama jika Anda kencing setelah berhubungan seks.
Siapa yang berisiko terkena ejakulasi terbalik?
Penyebab ejakulasi retrogade adalah otot saluran kemih yang terbuka atau melemah, menyebabkannya tidak menutup sempurna saat penis ereksi sehingga sperma masuk ke dalam kandung kemih.Beberapa kondisi dapat menyebabkan masalah pada otot tersebut, di antaranya: