backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Seperti Apa Sih Ciri-Ciri Sperma yang Tidak Sehat?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 23/12/2020

    Seperti Apa Sih Ciri-Ciri Sperma yang Tidak Sehat?

    Keberhasilan untuk memiliki momongan tidak hanya ditentukan oleh seberapa sering Anda berhubungan seksual, tapi juga kualitas dan kesehatan sperma. Seperti halnya sperma yang subur dan sehat, sperma yang tidak sehat pun memiliki ciri tertentu yang dapat diamati. Apa saja ciri-ciri tersebut?

    Beragam tanda sperma tidak sehat

    Melansir dari laman Mayo Clinic, kualitas sperma bisa ditentukan dari struktur (bentuk), jumlah, dan kemampuan geraknya.

    Kelainan pada ketiga aspek ini dapat menandakan kondisi tertentu yang menyebabkan penurunan kualitas sperma. Berikut adalah tanda-tanda dari sperma yang tidak sehat:

    1. Jumlah sperma sedikit

    oligospermia jumlah sperma sedikit, jumlah sperma rendah

    Pada keadaan normal, seorang pria mampu mengeluarkan semen (air mani) yang mengandung lebih dari 15 juta sel sperma per mililiternya.

    Apabila jumlahnya kurang dari angka tersebut, hal ini bisa jadi ciri bahwa sperma Anda tidak sehat.

    Beberapa pria bahkan bisa mengalami azoospermia, yakni keadaan ketika semen tidak mengandung sel sperma sama sekali.

    Kondisi ini dapat menurunkan peluang untuk memiliki anak sebab tidak banyak sperma yang bersaing menuju sel telur.

    Secara kasat mata, semen yang hanya mengandung sedikit sel sperma akan tampak lebih encer dan berair. Oleh karena teksturnya encer, semen juga tidak terlalu lengket seperti pada umumnya.

    Apabila diamati dengan saksama, warna semen bukan lagi putih pekat ataupun kelabu. Anda mungkin mendapati warnanya lebih pudar atau cenderung tembus pandang menyerupai air.

    2. Kelainan bentuk sel sperma

    Sumber: Fertility Center of San Antonio

    Sel sperma normal memiliki bagian kepala berbentuk lonjong dan ekor yang panjang.

    Sementara sel sperma yang tidak sehat memiliki ciri khas berupa kelainan bentuk, baik pada kepala, ekor, maupun bagian lainnya.

    Setiap pria sebenarnya akan menghasilkan sperma dengan bentuk yang tidak normal. Jumlah sperma yang tidak normal bahkan bisa menyamai jumlah sperma yang sehat.

    Hal ini amat wajar selama sperma yang sehat bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

    Sayangnya, bentuk sel sperma tidak bisa dideteksi dengan mata telanjang.

    Diperlukan uji analisis sperma untuk mengetahui besarnya persentase sel sperma normal. Kehamilan biasanya lebih lama terjadi jika jumlah sel sperma normal kurang dari 4 persen.

    3. Sperma tidak cukup lincah

    proses terjadinya kehamilan

    Sel sperma harus mampu berenang dengan lincah menyusuri mulut rahim hingga tuba falopi untuk dapat membuahi sel telur.

    Tidak adanya kemampuan ini menjadi ciri lain dari sel sperma yang tidak sehat.

    Berkurangnya kelincahan sperma dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.

    Mulai dari gangguan fungsi organ reproduksi yang dibawa sejak lahir hingga infeksi, cedera, operasi, serta kelainan fungsi dan bentuk testis.

    Seperti bentuk sel sperma, kelincahan sel sperma juga hanya bisa diukur melalui uji analisis sperma. Hasil uji menggambarkan persentase sel sperma yang mampu bergerak. Sel sperma tergolong tidak sehat jika yang mampu bergerak kurang dari 32 persen.

    Ciri sperma yang tidak sehat tergambarkan dari jumlahnya yang sedikit, bentuknya yang tidak normal, serta kemampuan geraknya yang terbatas.

    Oleh sebab itu, metode terbaik untuk menguji kualitas sperma Anda adalah dengan menjalani pemeriksaan laboratorium.

    Cobalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga Anda dapat mengetahui langkah awal yang perlu dilakukan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 23/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan