backup og meta

Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Penyakit TBC atau tuberculosis dengan masa pengobatan TBC yang panjang dapat menurunkan kualitas hidup penderitannya. Berbagai aktivitas pun tidak lagi bisa dilakukan dengan leluasa akibat menurunnya fungsi paru-paru. Namun, bukan berarti Anda harus menghentikan kegiatan fisik sepenuhnya. Menjaga tubuh tetap fit dengan berolahraga justru bermanfaat bagi kondisi kesehatan penderita TBC. Lantas, seperti apa jenis olahraga yang boleh atau aman dilakukan penderita TBC?

Manfaat olahraga bagi penderita tuberkulosis

Kegiatan berolahraga memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang yang menderita tuberkulosis paru aktif. Wajar saja, penyakit ini melemahkan fungsi sistem pernapasan, sementara Anda kemungkinan besar akan “ngos-ngosan’ saat olaharaga.

Di samping itu, penderita TBC mungkin juga merasa ruang untuk beraktivitas dibatasi karena mereka berisiko tinggi menularkan penyakit TBC kepada orang lain. Akibatnya, kebanyakan lebih memilih di dalam rumah. Padahal, terlalu banyak beristirahat tanpa dibarengi latihan fisik juga tidak baik untuk kondisi kesehatan.

Penderita TBC boleh saja berolahraga. Namun, pastikan kondisi Anda baik. Jika gejala TBC yang Anda alami cukup parah, sebaiknya hindari olahraga terlebih dulu. Terlebih jika kesehatan semakin menurun akibat efek samping dari obat antituberkulosis yang dikonsumsi.

Namun, jika selama menjalani pengobatan Anda merasa kondisi kesehatan semakin membaik, melakukan olahraga secara rutin justru bermanfaat bagi proses penyembuhan.

Menurut penelitian tahun 2019 yang dipublikasikan dalam jurnal Mind and Medical Science, olahraga rutin dapat membantu mengembalikan fungsi paru-paru yang semula terganggu akibat TBC secara bertahap.

Penelitian lain dalam jurnal  Preventive Medicine juga menyebut bahwa olahraga yang menekankan pada teknik pernapasan bukan hanya mengurangi rasa sesak dan nyeri pada dada. Cara ini juga mampu mengembalikan berat tubuh ideal pada penderita TBC yang kehilangan berat badan secara drastis.

Olahraga boleh dilakukan oleh penderita TBC jika jenis, teknik, dan durasinya disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Olahraga yang aman untuk penderita TBC biasanya berupa latihan fisik ringan dengan intensitas yang ringan.

Jenis olahraga yang boleh dilakukan penderita TBC

Jika olahraga dilakukan dengan tepat, penderita TBC bisa terhindar dari gangguan pernapasan selama melakukannya. Penderita TBC juga boleh melakukan olahraga di luar rumah asalkan tetap menjaga jarak dengan orang di sekitarnya dan menggunakan masker agar tidak menyebarkan bakteri ke udara.

Berikut adalah berbagai jenis olahraga yang aman sekaligus dianjurkan untuk penderita TBC.

1. Yoga

yoga cegah covid-19

Infeksi bakteri penyebab tuberkulosis pada paru-paru berakibat pada penurunan kapasitas paru-paru untuk menampung udara. Dalam olahraga yoga, latihan pernapasan dapat meningkatkan kapasitas paru-paru.

Masih dalam penelitian dari jurnal Preventive Medicine, latihan pernapasan dalam yoga dapat melancarkan jalannya udara di saluran pernapasan. Tak hanya itu, yoga juga dapat menambah volume udara di dalam paru-paru dan mengurangi stres pada penderita tuberkulosis.

Salah satu teknik yoga yang boleh dicoba sebagai olahraga untuk penderita TBC adalah pose kriya kapala hati. Latihan pernapasan melalui pose ini akan membersihkan saluran hidung dan saluran pernapasan bagian atas dengan bantu mengeluarkan dahak berlebih yang ada pada area tersebut.

Untuk melakukannya, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

  • Mulailah dengan posisi duduk, tegakkan tulang belakang, leher, dan kepala.
  • Tarik dan embuskan napas dengan kencang dan cepat menggunakan otot-otot tenggorokan. Usahakan otot wajah tetap relaks.
  • Selagi menarik dan mengembuskan napas, hindari mengembangkan lubang hidung. Pastikan napas dilakukan dengan konsisten.
  • Lakukan sebanyak 10-15 kali dalam satu sesi.

Olahraga ini termasuk ringan untuk penderita TBC. Idealnya, latihan ini dilakukan selama 45 menit selama 3 kali seminggu.

Penelitian tersebut juga menambahkan lagi bahwa teknik yoga ini bisa berpengaruh baik untuk kesembuhan penderita TBC jika dilakukan rutin selama 4-6 bulan bersamaan dengan pengobatan TBC.

2. Jalan kaki

olahraga untuk pasien tuberkulosis

Olahraga ringan yang boleh dilakukan penderita TBC selanjutnya adalah berjalan kaki. Jalan kaki sering menjadi terapi bagi orang yang sedang menjalani pemulihan untuk penyakit yang menyerang paru-paru. Jalan kaki dapat memperkuat jaringan di sekitar paru-paru yang akan membuat organ tersebut berfungsi lebih baik sehingga terhindar dari sesak napas.

Biasanya, penderita TBC yang harus direhabilitasi di tempat perawatan khusus berjalan kaki selama 6 menit setiap hari di bawah pengawasan fisioterapis di dalam ruangan.

Pada penelitian di Journal of Exercise Rehabilitation menyebutkan, latihan berjalan kaki secara rutin yang dilakukan selama 6 menit dalam waktu 2 minggu menunjukkan peningkatan kemampuan pernapasan. Tak hanya itu, peredaran darah pasien pun menjadi lebih lancar.

Sementara itu, untuk penderita TBC  yang kondisinya mulai membaik, manfaat berjalan kaki selama 30 menit setiap hari bisa membantu meningkatkan fungsi paru-paru jika dilakukan di luar ruangan.

Jika kondisi kesehatan paru-paru Anda terlihat membaik setelah melakukan olahraga ini secara rutin, Anda bisa meningkatkan intensitasnya. Cobalah menambahkan durasi atau mencoba latihan kekuatan pernapasan dan jantung lainnya, seperti bersepeda.

3. Angkat beban ringan

small dumbells

Melatih kekuatan otot bawah dengan berjalan kaki atau bersepeda merupakan latihan awal untuk mengembalikan fungsi paru-paru yang melemah. Selanjutnya, ketika keadaan tubuh sudah berangsur pulih, olahraga seperti angkat beban ringan juga boleh dilakukan oleh penderita TBC.

Pasalnya, pasien TBC yang menjalani rehabilitasi dengan istirahat total selama beberapa waktu, berisiko mengalami penurunan masa otot bagian atas tubuh. Hal ini dikarenakan mereka jarang bergerak.

Untuk mengembalikannya kekuatan otot seperti sedia kala, Anda bisa melakukan latihan peregangan otot atau bahkan mengangkat beban ringan. Salah satu yang boleh Anda lakukan adalah gerakan one-two punch menggunakan barbel ringan.

Anda cukup merentangkan tangan kiri dan kanan ke depan secara bergantian sambil membawa barbel. Latihan bisa dilakukan 12-20 kali di setiap sisi.

Melakukan latihan angkat beban bermanfaat untuk menguatkan otot-otot di bagian dada terutama di sistem pernapasan. Sama halnya dengan latihan pernapasan, jika dilakukan secara rutin olahraga memberikan dampak yang sangat baik dalam mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan kapasitas paru-paru.

Meski boleh, perhatikan hal ini sebelum penderita TBC olahraga

Selayaknya semua latihan fisik lain, Anda tentu harus melakukan pemanasan sebelum olahraga terlebih dahulu. Bagi Anda yang masih berkutat dengan TBC, ingatlah bahwa tubuh Anda belum mampu melakukan olahraga seperti biasa. Itu sebabnya, Anda juga butuh pengawasan terapis fisik.

Intensitas latihannya sendiri tergantung pada kemampuan tubuh Anda. Biasanya dokter atau terapis di tempat rehabilitasi akan mengukur kemampuan Anda dengan memberikan latihan kecil sebagai percobaan.

Jika Anda termasuk penderita melakukan pengobatan TBC rawat jalan, Anda sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter mengenai bentuk dan intesitas olahraga yang boleh dilakukan sesuai kondisi.

Selain itu, latihan fisik secara rutin hendaknya juga dibarengi dengan konsumsi makanan yang bertujuan memenuhi nutrisi untuk penderita TBC. Selama masa pengobatan, penderita tidak hanya diharuskan meminum obat TBC secara teratur dan berolahraga rutin. Anda juga perlu mematuhi anjuran dan pantangan makanan untuk penderita TBC.

Jika tuberkulosis yang diderita tidak lagi menular (TB laten), Anda mungkin sudah bisa melakukan aktivitas di luar seperti biasa. Tanyakan pada dokter untuk memastikan kapan tepatnya Anda memungkinkan untuk melakukan aktivitas seperti berolahraga di pusat kebugaran atau gym.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Thorn, Paul. (N.d.). Overcoming Tuberculosis: A Handbook for Patients. Stop TB Partnership. Geneva, Swiss.

Guessogo, W., Mandengue, S., Ndemba, P., Medjo, U., Minye, E., Ahmaidi, S., & Temfemo, A. (2016). Physical and functional follow-up of tuberculosis patients in initial intensive phase of treatment in Cameroon using the 6-min walk test. Journal Of Exercise Rehabilitation, 12(4), 333-339. doi: https://doi.org/10.12965/jer.1632620.310

A, M., V, K., & L, N. (2014). Effect of Yogic Breathing Techniques in New Sputum Positive Pulmonary Tuberculosis. International Journal Of Preventive Medicine, 5(6). Retrieved from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25013700/

The Yoga Institute. (2018). Yoga Healing on World Tuberculosis Day.  Retrieved 5 June 2020, from https://theyogainstitute.org/yoga-healing-on-world-tuberculosis-day/

Versi Terbaru

07/09/2020

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Torakotomi

Tes Mantoux (Uji Kulit Tuberkulin)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan