Beberapa orang menggambarkan sesak napas sebagai sensasi yang membuat tubuh seakan membutuhkan udara lebih banyak. Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi serius.
Apa itu sesak napas?
Sesak napas atau yang dalam istilah medis disebut dispnea (dyspnea) adalah suatu kondisi saat seseorang mengalami kesulitan bernapas.
Kondisi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan terasa menyakitkan bagi sebagian orang.
Pada umumnya, kesulitan bernapas menandakan suatu penyakit atau gangguan kesehatan.
Selain itu, ada juga aktivitas dan situasi tertentu yang dapat menyebabkan dispnea, seperti olahraga terlalu berat, berada di ketinggian, atau serangan panik.
Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, terlebih bila kondisi tersebut datang secara tiba-tiba dan parah, segera periksakan diri ke dokter.
Tanda dan gejala sesak napas
Salah satu ciri khas dari sesak napas yang dialami oleh banyak orang adalah kesulitan untuk bernapas normal, seakan-akan tubuh Anda kekurangan udara.
Beberapa tanda dan gejala umum sesak napas yaitu:
- napas pendek,
- napas cepat dan dangkal (tidak bisa menarik napas dalam-dalam),
- menarik napas terasa lebih berat dan butuh tenaga lebih,
- napas melambat, dan
- rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri.
Sementara itu, gejala-gejala yang lebih parah meliputi:
- rasa tertekan, berat, atau sesak pada dada,
- rasa lemas dan bahkan tercekik, serta
- tidak bisa bernapas sama sekali.
Pastikan Anda segera mencari pertolongan medis saat diri sendiri atau orang lain mengalami tanda dan gejala darurat berikut.
- Suara napas terdengar lebih keras.
- Wajah terlihat kesakitan atau tertekan.
- Lubang hidung membesar.
- Bagian perut atau dada menonjol.
- Wajah terlihat pucat.
- Bibir terlihat membiru.
Penyebab sesak napas
Untuk mengetahui penyebab sesak napas, penting untuk mengetahui bahwa kondisi ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni akut dan kronis.
Dispnea akut terjadi secara mendadak dan dalam waktu singkat. Sementara itu, dispnea kronis umumnya terjadi dalam jangka waktu lama dan kemungkinan sering kambuh.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis sesak napas atau dispnea menurut penyebabnya.
1. Dispnea akut
Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pengidapnya mengalami sesak napas mendadak dalam waktu singkat, di antaranya:
- asma,
- pneumonia,
- serangan panik (panic attack),
- kecemasan (anxiety),
- aspirasi (terdapat makanan atau zat lain yang masuk ke dalam paru),
- menghirup suatu zat yang terjebak dalam saluran pernapasan,
- reaksi alergi,
- penyakit refluks asam lambung (GERD),
- trauma atau cedera dada,
- emboli paru (penggumpalan darah pada paru),
- efusi pleura (penumpukan cairan pada jaringan luar paru), dan
- pneumotoraks.
2. Dispnea kronis
Sesak napas dapat memburuk dari waktu ke waktu. Ketika kondisinya makin parah, Anda bisa merasa kesulitan bernapas bahkan saat melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, seperti naik tangga.
Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan dispnea kronis adalah sebagai berikut.
- Masalah jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan aritmia.
- Masalah paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi paru, dan kanker paru.
- Obesitas atau kelebihan berat badan.
- Anemia (kurangnya sel darah merah atau hemoglobin dalam darah).
- Penyakit kronis lainnya, seperti kanker dan gagal ginjal.
Kesulitan bernapas juga bisa dipengaruhi oleh postur tubuh. Hal ini disebabkan karena postur tubuh tertentu, seperti membungkuk, bisa menghambat aliran udara ke paru-paru.
Faktor risiko sesak napas
Kesulitan bernapas merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi. Dikutip dari situs Cleveland Clinic, beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti:
- anemia,
- kecemasan,
- masalah jantung dan paru-paru,
- riwayat merokok, dan
- berat badan berlebih atau obesitas (indeks massa tubuh lebih dari 30).
Komplikasi sesak napas
Kondisi kesulitan bernapas yang cukup parah dapat menyebabkan seseorang kekurangan oksigen dan bahkan kehilangan kesadaran.
Pada kasus yang lebih parah, kekurangan oksigen jangka panjang bisa menyebabkan hipoksia (kadar oksigen dalam tubuh rendah) dan hipoksemia (kadar oksigen dalam darah rendah).
Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut berisiko mengakibatkan komplikasi kesehatan lain yang jauh lebih serius, seperti kerusakan otak dan gagal ginjal.
Diagnosis sesak napas
Kebanyakan pasien dengan kesulitan bernapas datang ke rumah sakit dalam kondisi gawat darurat.
Dokter dan tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik darurat, yakni dengan mengecek laju pernapasan, detak jantung, dan denyut nadi Anda.
Saat kondisi Anda sudah lebih stabil, tim medis akan memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan Anda. Ceritakan seberapa sering sesak napas muncul dan berapa lama durasinya.
Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini guna mengetahui seberapa baik fungsi paru-paru Anda.
- Tes pencitraan: rontgen dada atau CT-scan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi paru-paru Anda.
- Tes darah: mengetahui ada-tidaknya infeksi atau masalah kesehatan lain, seperti anemia.
- Tes pernapasan: mengukur seberapa baik fungsi paru-paru.
- Cardiopulmonary exercise test (CPET): pemeriksaan menggunakan treadmill atau sepeda statis untuk mengetahui kadar oksigen yang diserap dan karbon dioksida yang dikeluarkan paru-paru selama berolahraga.
Pengobatan sesak napas
Pengobatan dispnea akan bergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Umumnya, pengobatan bertujuan agar Anda bisa kembali bernapas secara normal.
Berikut ini beberapa cara mengatasi sesak napas yang biasanya dianjurkan dokter.
1. Obat-obatan
Tidak semua pasien sesak napas diresepkan obat-obatan yang sama. Dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan penyebab utama Anda sulit bernapas.
Jika masalah pernapasan diakibatkan oleh serangan asma atau PPOK, dokter akan meresepkan obat bronkodilator atau steroid.
Obat-obatan tersebut berfungsi melebarkan saluran pernapasan dan mengurangi peradangan di dalamnya.
Lain halnya bila dispnea disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia. Dalam kondisi tersebut, dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik.
2. Prosedur operasi
Dalam beberapa kasus, dispnea yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumotoraks perlu ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.
Pada kasus pneumotoraks, tim medis akan memasang tabung di dalam dada untuk mengurangi tekanan akibat penumpukan udara dalam paru-paru.
Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan darah dalam paru, tim medis akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah berlebih.
Selain itu, Anda mungkin juga akan diberikan obat pengencer darah melalui infus.
Pencegahan sesak napas
Apabila Anda sering mengalami sesak napas atau telah didiagnosis mengalami penyakit yang menyebabkan dispnea kronis, tidak perlu khawatir.
Berbagai cara di bawah ini bisa membantu mencegah sesak napas kembali terjadi di lain waktu.
- Jangan merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok.
- Menjauhi paparan polusi atau alergen (zat pemicu reaksi alergi), yakni dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
- Usahakan untuk menghindari banyak aktivitas di tempat yang terlalu panas atau dingin yang dapat memicu dispnea.
- Rutin berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari.
- Minum obat-obatan sesuai dengan arahan dokter untuk mengobati asma atau kondisi lain yang Anda alami.
- Mengelola stres dan beban pikiran dengan cara yang tepat.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda.
Kesimpulan
- Sesak napas atau dispnea adalah suatu kondisi saat seseorang kesulitan bernapas.
- Berdasarkan penyebabnya, sesak napas terbagi menjadi dua jenis, yakni dispnea akut dan dispnea kronis.
- Pengobatan bertujuan agar pasien bisa kembali bernapas secara normal, caranya bisa melibatkan pemberian obat hingga prosedur operasi.
- Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi yang Anda alami.