backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Memahami Frekuensi Napas Normal, dari Bayi Baru Lahir Hingga Lansia

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Memahami Frekuensi Napas Normal, dari Bayi Baru Lahir Hingga Lansia

    Salah satu komponen penting dalam tubuh yakni memiliki frekuensi napas yang normal. Setiap usia, dari bayi hingga dewasa, punya frekuensi pernapasan normal yang bervariasi. Agar tahu berapa frekuensi napas normal yang seharusnya Anda miliki di kelompok usia saat ini, simak penjelasan berikut, ya!

    Apa itu frekuensi napas?

    Bernapas lewat hidung atau dengan mulut

    Sebelum membahas nilai frekuensi napas normal, Anda perlu memahami dulu apa itu frekuensi napas pada tubuh.

    Frekuensi napas adalah jumlah napas yang dilakukan seseorang per menit. Anda dapat mengukur frekuensi napas yang dihirup dan diembuskan ketika sedang istirahat.

    Pengukuran yang satu ini tidak menentu karena dapat meningkat saat sedang demam maupun mengalami kondisi medis lainnya.

    Itu sebabnya, saat memeriksa pernapasan, penting untuk mengetahui apakah Anda sedang mengalami kesulitan bernapas atau tidak.

    Pernapasan atau respirasi sendiri adalah proses yang melibatkan otak, batang otak, otot pernapasan, paru-paru, saluran udara, dan pembuluh darah.

    Anda dapat mengukur frekuensi napas Anda dengan menghitung oksigen yang Anda hirup dalam satu menit.

    Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan.

    1. Duduk dan cobalah untuk santai.
    2. Perhitungan frekuensi napas paling baik dilakukan ketika Anda duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur.
    3. Hitung laju pernapasan Anda dengan menghitung berapa kali dada atau perut Anda mengembang dalam satu menit.
    4. Catat perhitungan tersebut.

    Apa itu frekuensi napas normal?

    frekuensi napas normal

    Cleveland Clinic menyebutkan bahwa frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 12-20 napas per menit.

    Frekuensi napas pada orang lanjut usia atau lansia cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa lainnya, khususnya pada mereka yang mendapat perawatan kesehatan jangka panjang.

    Pada orang lanjut usia (lansia), frekuensi pernapasan normal dapat mencapai lebih dari 28 napas per menit.

    Secara garis besar, berikut ini daftar frekuensi napas normal pada bayi baru lahir hingga lansia:

    • Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit
    • Balita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit
    • Preschooler (3-6 tahun): 22-34 napas per menit
    • Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit
    • Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit
    • Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit
    • Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit

    Frekuensi pernapasan normal berubah seiring dengan bertambahnya usia. Seperti pada penjelasan di atas, laju pernapasan normal terus berkurang hingga seseorang mencapai usia dewasa.

    Ini merupakan salah satu tanda vital yang biasanya diperiksa tenaga kesehatan saat Anda mengalami kondisis tertentu bersamaan dengan pengecekan tekanan darah, suhu tubuh, dan denyut nadi.

    Apa artinya jika frekuensi pernapasan abnormal?

    Laju napas di bawah 12 atau di atas 25 dalam posisi istirahat disebut abnormal atau menandakan gangguan kesehatan tertentu.

    Berikut beberapa kondisi yang biasanya ditandai dengan frekuensi napas tidak normal:

    1. Bradipnea

    teknik pernapasan saat melahirkan

    Ketika frekuensi napas lebih lambat dari batas normal, kemungkinan Anda mengalami kondisi bernama bradipnea.

    Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi kesehatan, seperti:

    • konsumsi alkohol yang berlebihan,
    • gangguan pada otak,
    • kondisi metabolisme yang tidak normal,
    • pengaruh obat-obatan tertentu, dan
    • sleep apnea.

    Bradipnea dapat diatasi dengan mengobati penyebabnya sesuai dengan anjuran dokter yang merawat Anda.

    2. Takipnea

    Latihan pernapasan asma

    Jika pernapasan terlalu cepat, Anda mungkin mengalami kondisi yang bernama takipnea.

    Petugas kesehatan menggunakan istilah itu terutama ketika Anda mengalaminya akibat penyakit paru-paru atau gangguan kesehatan lainnya.

    Di sisi lain, laju pernapasan Anda juga bisa lebih cepat ketika mengalami hiperventilasi.

    Hiperventilasi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika Anda mengambil napas dalam-dalam dengan cepat.

    Kondisi ini bisa terjadi karena penyakit paru-paru, kecemasan, atau panik.

    Berikut ini daftar kemungkinan penyebab frekuensi napas lebih cepat dari batas normal:

    • Asma
    • Bekuan darah di arteri di paru-paru
    • Tersedak
    • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit paru kronis lainnya
    • Gagal jantung
    • Infeksi pada saluran udara terkecil di paru-paru pada anak-anak (bronchiolitis)
    • Pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya
    • Takipnea transien pada bayi baru lahir
    • Kecemasan dan panik
    • Penyakit paru-paru serius lainnya

    Frekuensi napas yang lebih cepat dari batas normal perlu mendapatkan perawatan dari tenaga medis. Kondisi ini sering dianggap sebagai kondisi darurat medis (kecuali jika penyebabnya adalah kecemasan).

    Jika Anda mengidap asma atau PPOK, gunakan obat inhaler seperti anjuran dokter. Meskipun begitu, Anda mungkin masih tetap memerlukan bantuan medis.

    Frekuensi napas di atas atau di bawah normal pada bayi

    mengatasi sesak napas pada bayi

    Standford Children’s Health menyebutkan bahwa pola pernapasan bayi dapat berbeda antara satu bayi dengan yang lainnya.

    Bayi mungkin bernapas dengan cepat beberapa kali, kemudian istirahat selama kurang dari sepuluh detik, lalu bernapas kembali. Tak perlu khawatir karena kondisi ini adalah hal yang normal.

    Namun, ketika bayi bernapas lebih dari 60 napas per menit, ia mungkin merasa kepanasan, rewel, atau menangis. Biasanya, frekuensi napas bayi kembali normal ketika mereka sudah merasa nyaman.

    Ketika bayi Anda berhenti bernapas selama lebih dari 20 detik, itu disebut apnea. Kondisi ini dapat berarti serius dan membutuhkan pertolongan medis.

    Jangan ragu menghubungi dokter jika Anda atau anak-anak Anda mengalami gejala gangguan pernapasan.

    Dokter akan memberikan saran terbaik, sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda atau anak Anda alami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan