backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Frekuensi Napas yang Normal, dari Bayi hingga Lansia

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 10/06/2024

Frekuensi Napas yang Normal, dari Bayi hingga Lansia

Selain tekanan darah dan suhu tubuh yang stabil, satu lagi tanda bahwa kondisi tubuh Anda sehat adalah frekuensi napas yang normal.

Frekuensi pernapasan seseorang bisa berbeda-beda, tergantung usianya. Lantas, apakah frekuensi pernapasan Anda selama ini sudah normal? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.

Apa itu frekuensi napas?

Frekuensi napas atau respiratory rate (RR) adalah jumlah napas yang dihirup dan diembuskan seseorang dalam setiap menit ketika beristirahat.

Pernapasan atau respirasi sendiri adalah proses yang melibatkan otak, batang otak, paru-paru, saluran udara, dan pembuluh darah.

Perhitungan frekuensi napas bisa berbeda-beda. RR mungkin meningkat ketika Anda beraktivitas atau mengalami kondisi medis tertentu, seperti demam.

Untuk menghitung frekuensi napas, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut.

  1. Posisikan tubuh Anda dalam kondisi santai. Anda bisa melakukannya dengan duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur.
  2. Hitung berapa kali dada atau perut Anda naik-turun. Satu kali naik dan satu kali turun dihitung sebagai satu tarikan napas.
  3. Catat perhitungan tersebut.

Supaya Anda mendapatkan hasil akurat, perhitungan frekuensi napas sebaiknya dilakukan oleh petugas kesehatan.

Apa itu frekuensi napas normal?

frekuensi napas normal

Setiap orang memang bisa memiliki RR normal yang berbeda. Namun, mengutip Cleveland Clinic, frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 1220 napas per menit.

Berikut ini adalah frekuensi pernapasan normal untuk bayi baru lahir sampai menjadi lansia.

  • Bayi (01 tahun): 3060 napas per menit.
  • Balita (13 tahun): 2440 napas per menit.
  • Preschooler (36 tahun): 2234 napas per menit.
  • Anak usia sekolah (612 tahun): 1830 napas per menit.
  • Remaja (1218 tahun): 1216 napas per menit.
  • Dewasa (1959 tahun): 1220 napas per menit.
  • Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit.

Frekuensi pernapasan bayi dan anak-anak cenderung lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.

Laju pernapasan lantas meningkat saat memasuki usia senja, terutama jika lansia tersebut mendapatkan perawatan kesehatan jangka panjang.

Hal tersebut bisa terjadi karena otot dan fungsi paru-paru lansia cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Apa artinya jika frekuensi napas tidak normal?

Frekuensi pernapasan memang bisa berubah sesuai aktivitas yang sedang Anda lakukan. Contohnya, laju pernapasan akan meningkat saat berolahraga dan menurun saat berbaring santai di tempat tidur.

Namun, jika frekuensi pernapasan Anda menjadi tidak normal tanpa alasan tertentu, ini mungkin menandakan masalah pada kondisi kesehatan Anda.

Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan yang kerap ditandai dengan frekuensi napas tidak normal.

1. Bradipnea

Frekuensi pernapasan yang lebih lambat dari batas normal disebut bradipnea. Kemungkinan penyebabnya antara lain:

  • konsumsi alkohol yang berlebihan,
  • gangguan pada otak,
  • gangguan metabolisme (seperti hipotiroidisme),
  • pengaruh obat-obatan tertentu (seperti opioid), dan
  • sleep apnea.

2. Takipnea

Latihan pernapasan asma

Frekuensi napas yang lebih tinggi dari batas normal bisa menandakan takipnea atau hiperventilasi. Takipnea ditandai dengan pernapasan yang cepat dan pendek.

Istilah takipnea biasanya digunakan jika peningkatkan laju pernapasan disebabkan oleh penyakit paru-paru atau gangguan kesehatan lainnya.

Sementara itu, hiperventilasi adalah kondisi ketika Anda mengambil napas dalam dengan cepat. Biasanya, inilah yang Anda alami ketika cemas atau panik.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa membuat Anda bernapas lebih cepat.

  • Asma.
  • Bekuan darah di arteri paru-paru.
  • Tersedak.
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit paru kronis lainnya.
  • Gagal jantung.
  • Infeksi pada saluran udara terkecil di paru-paru anak (bronchiolitis).
  • Pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya.
  • Kecemasan dan panik.

Baik bradipnea maupun takipnea sama-sama membutuhkan perawatan yang tepat, terlebih jika kondisi ini sudah disertai nyeri dada, sakit kepala, atau kulit yang membiru.

Frekuensi napas tidak normal pada bayi

Laman Stanford Children’s Health menyebutkan bahwa bayi sering kali memiliki pola pernapasan yang berbeda dengan orang dewasa.

Bayi mungkin akan bernapas dengan cepat beberapa kali, lalu beristirahat selama kurang dari 10 detik sebelum akhirnya bernapas kembali. Kondisi ini disebut dengan pernapasan periodik dan merupakan hal yang normal.

Pernapasan bayi memang bisa berhenti secara tiba-tiba. Namun, segeralah cari bantuan medis jika pernapasan bayi Anda berhenti selama lebih dari 20 detik.

Laju pernapasan bayi bahkan bisa mencapai 60 napas per menit ketika mereka menangis atau kepanasan. Akan tetapi, kondisi ini biasanya dapat membaik dengan sendirinya.

Jika Anda merasa khawatir dengan laju pernapasan Anda atau anak Anda, jangan ragu untuk memastikannya ke dokter.

Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat bila Anda atau anak Anda memiliki gangguan pernapasan.

Kesimpulan

  • Frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 12–20 napas per menit. Semakin muda usia Anda, semakin tinggi angka frekuensi napas normal. Pada lansia, RR normal akan kembali meningkat menjadi 28 napas per menit.
  • Frekuensi napas di bawah normal disebut bradipnea. Kondisi ini bisa disebabkan oleh alkohol, gangguan pada otak, pengaruh obat-obatan, hingga sleep apnea.
  • Frekuensi pernapasan di atas normal disebut takipnea. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada paru-paru.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 10/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan