Beberapa orang menganggap bahwa penderita asma lebih rentan terkena refluks asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Seperti apa sebenarnya hubungan dari kedua kondisi ini? Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Beberapa orang menganggap bahwa penderita asma lebih rentan terkena refluks asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Seperti apa sebenarnya hubungan dari kedua kondisi ini? Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.
Tidak jelas hubungan mengapa asma dan refluks asam lambung bisa sering terjadi bersamaan.
Namun, diketahui bahwa refluks asam lambung (GERD) bisa memperburuk asma dan asma dapat memperburuk refluks asam lambung.
Asma dan refluks asam dapat terjadi bersamaan pada anak-anak maupun pada orang dewasa.
Faktanya, sekitar setengah dari anak-anak penderita asma juga menderita GERD.
Riset dalam Gastroenterology & hepatology (2014) menduga asam lambung yang menumpuk ke kerongkongan merusak dinding tenggorokan dan saluran pernapasan ke paru-paru seiring waktu.
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan batuk terus-menerus.
Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut.
Saraf di bagian bawah kerongkongan terhubung dengan saraf di paru-paru, yang berarti refluks asam dapat memicu gejala asma.
Saraf vagus menghubungkan otak ke perut dan memengaruhi banyak organ dalam tubuh.
Refluks asam memicu saraf vagus yang menyebabkan paru-paru menjadi lebih sensitif terhadap pemicu asma, seperti iritan atau alergen.
Saat isi dari lambung dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan, partikel kecil asam juga bisa masuk ke saluran napas.
Hal ini dapat memicu gejala asma, seperti sesak napas.
Lantas apakah ada perbedaan dari sesak napas yang disebabkan oleh asam lambung dengan asma biasa?
Berikut ini adalah sejumlah perbedaannya.
Asma adalah suatu kondisi di mana saluran napas menyempit dan membengkak serta menghasilkan lendir secara berlebihan.
Hal ini kemudian dapat membuat sulit bernapas dan memicu batuk, suara sesak (mengi) saat menghembuskan napas dan sesak napas.
Sementara itu, sesak napas karena refluks asam disebabkan asam lambung naik mengiritasi saluran kerongkongan dan napas. Ini dapat menyebabkan gejala asma yang semakin serius.
Selain itu, iritasi ini dapat memicu reaksi alergi dan membuat saluran napas lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan seperti asap atau udara dingin.
Gejala pada sesak napas akibat asam lambung dapat bercampur atau bergabung dengan gejala GERD.
Umumnya sesak napas ini akan didahului dengan gejala asam lambung naik terlebih dahulu.
Gejala asam lambung naik itu meliputi sendawa, rasa asam di mulut, rasa panas di perut atau ulu hati (heartburn), dan mulas.
Gejala tersebut kemudian baru diikuti dengan gejala asma pada umumnya.
Beberapa gejala asma tersebut seperti sesak napas, nyeri dada, mengi saat menghembuskan napas, kesulitan tidur, dan batuk.
Orang yang menderita asma dan asam lambung perlu untuk mengobati refluks asma lambungnya terlebih dahulu untuk mengurangi gejala asma.
Riset dalam Cureus (2022) menyarankan untuk mengonsumsi proton pump inhibitors (PPI), seperti esomeprazole atau omeprazole.
Penggunaan PPI karena obat ini bekerja lebih efektif mencegah produksi asam lambung berlebih.
Ini lebih baik dari obat H2-blocker dan obat bebas lainnya atau over the counter (OTC).
Namun, obat asam lambung tersebut mungkin tidak bekerja efektif ketika menggunakannya bersamaan dengan teofilin, obat asma.
Oleh sebab itu, pengobatan yang terbaik mungkin untuk mengontrol gejala sakit maag dengan perubahan gaya hidup, seperti berikut.
Jika sesak napas akibat asam lambung naik semakin memburuk atau tidak membaik, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar