Pneumonia merupakan infeksi yang menciptakan peradangan pada kantong udara (alveolus) di satu atau kedua paru-paru. Penyebabnya pun berbeda-beda. Anda perlu mengetahuinya secara pasti demi mendapat perawatan radang paru-paru yang tepat, sehingga terhindar dari komplikasi akibat pneumonia. Dengan mengetahui penyebab pneumonia, dokter juga bisa menentukan apakah Anda perlu dirawat di rumah sakit atau hanya mendapatkan pengobatan pneumonia di rumah. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Apa saja penyebab penyakit pneumonia?
Banyak kuman yang bisa menjadi penyebab pneumonia. Namun, penyebab paling umum pneumonia adalah bakteri dan virus di sekitar lingkungan hidup kita.
Tubuh Anda biasanya dapat mencegah agar kuman-kuman tersebut tidak menginfeksi paru-paru. Namun, terkadang kuman ini dapat mengalahkan sistem pertahanan tubuh Anda, bahkan ketika kesehatan Anda baik secara umum.
Secara umum, kuman penyebab infeksi dapat menjadi pembeda antara jenis pneumonia satu dengan yang lainnya. Berikut adalah ulasannya:
Bakteri
Dikutip dari American Lung Association, jenis pneumonia akibat bakteri yang paling umum disebut dengan pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas.
Bakteri lain yang juga menjadi penyebab umum pneumonia adalah Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, streptokokus grup A, Moraxella catarrhalis, anaerob, dan bakteri gram negatif aerob.
Pneumonia bakteri dapat muncul dengan sendirinya atau berkembang setelah Anda terserang virus flu. Setelah anda terserang virus flu, pertahanan tubuh akan sedikit menurun.
Hal tersebut memudahkan berkembangnya bakteri jahat yang kemudian dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia ini kadang hanya memengaruhi satu bagian (lobus) paru-paru. Kondisi ini disebut dengan lobar pneumonia.
Orang paling berisiko terkena pneumonia adalah orang-orang yang pulih dari operasi, mereka yang mengidap penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah.
Selain bakteri-bakteri di atas, terdapat beberapa mikroorganisme lain yang juga bisa menjadi penyebab pneumonia. Kondisi ini disebut dengan pneumonia atipikal.
Disebut “atipikal” lantaran gejala pneumonia yang disebabkan oleh kuman ini tampak sedikit berbeda. Mikroorganisme ini juga menunjukkan hasil rontgen dada yang berbeda dan merespons antibiotik dengan cara berbeda dari bakteri khas yang menyebabkan pneumonia.
Beberapa mikroorganisme penyebab pneumonia atipikal, yakni:
1. Mycoplasma pneumoniae
Bakteri kecil ini menyebar luas pada orang-orang berusia di bawah 40 tahun, terutama mereka yang hidup dan bekerja dalam kondisi padat penduduk. Penyakit ini sering kali cukup ringan hingga tak terdeteksi. Kondisi ini juga disebut sebagai walking pneumonia atau pneumonia berjalan.
2. Chlamydhophila pneumoniae
Bakteri ini biasanya tak hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas di sepanjang tahun, tetapi juga pneumonia ringan.
3. Legionella pneumophila
Bakteri ini menyebabkan pneumonia berbahaya yang disebut penyakit Legionnaire. Tidak seperti pneumonia bakteri lainnya, Legionella tidak ditularkan dari manusia ke manusia.
Wabah penyakit ini dikaitkan dengan air yang tercemar dari menara pendingin, spa, dan air mancur luar ruangan.
Meski menunjukkan gambaran yang berbeda dengan bakteri penyebab pneumonia pada umumnya, infeksi atipikal ini juga cukup umum ditemui.
Virus
Virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas juga bisa menjadi penyebab pneumonia. Virus influenza adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus (viral) pada orang dewasa.
Sementara itu, respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari pneumonia viral pada anak-anak. Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat dibandingkan pneumonia akibat bakteri.
Pneumonia virus yang disebabkan oleh virus influenza bisa menjadi kondisi parah dan fatal. Virus bisa menyerang paru-paru dan berkembang biak, tapi tanda fisik jaringan paru yang terisi cairan hampir tidak tampak.
Pneumonia ini bisa berakibat serius pada orang-orang yang mengidap penyakit jantung atau paru. Wanita hamil yang sebelumnya sudah mengidap kondisi tersebut juga lebih berisiko.
Lebih khusus, berikut adalah berbagai virus penyebab pneumonia, dikutip dari artikel yang dipublikasikan U.S. National Library of Medicine:
- Influenza A Virus influenza A adalah penyebab utama kematian dan sakit parah pada pneumonia viral.
- Human metapneumovirus Human metapneumovirus dikenal sebagai penyebab pneumonia viral. Virus ini juga disebut sebagai penyebab wabah SARS.
- Virus parainfluenza Virus parainfluenza paling sering dikaitkan dengan pneumonia pada anak-anak secara musiman.
- Human bocavirus coronavirus Virus ini biasanya menyebabkan pneumonia pada orang yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang lemah.
- Adenovirus Adenovirus menjadi penyebab paling umum pneumonia pada orang yang melakukan transplantasi organ.
- Enterovirus Enterovirus merupakan penyebab tidak umum dari pneumonia viral. Virus ini lebih dikenal sebagai penyebab penyakit polio, gastrointestinal (pencernaan), dan saluran pernapasan atas.
- Virus Varicella-zoster Virus Varicella-zoster dikaitkan dengan cacar air dan herpes zoster, serta dapat menyebabkan pneumonia parah. Wanita hamil yang punya daya tahan tubuh lemah berisiko mengalami pneumonia akibat virus ini.
- Virus herpes simplex Virus ini menyebabkan pneumonia virus pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti pasien dengan HIV dan mereka yang pernah melakukan transplantasi organ.
- Coronavirus Jenis coronavirus sering dikaitkan dengan pneumonia berat dan dapat mengancam jiwa Anda. Jenis coronavirus baru, SARS-CoV-2 adalah penyebab wabah Covid-19 yang juga berkaitan dengan pneumonia virus dan dapat berakibat serius.
Jamur
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur paling sering terjadi pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh lemah. Orang yang terkena jamur dalam jumlah yang banyak dari tanah atau kotoran burung yang tercemar juga berisiko terkena kondisi ini.
Pneumocystis pneumonia adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii. Ini terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah akibat HIV/AIDS. Orang yang menggunakan obat-obatan jangka panjang yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti pengobatan kanker atau perawatan setelah transplantasi organ juga berisiko mengalami kondisi ini.
Apa yang meningkatkan risiko saya terkena pneumonia?
Anda perlu mengetahui faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena pneumonia. Dengna begitu, Anda mungkin dapat melakukan langkah-langkah pencegahan pneumonia melalui vaksinasi hingga perubahan gaya hidup.
Beberapa hal di bawah ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena pneumonia:
Usia
Pneumonia cenderung lebih umum terjadi pada anak-anak atau lansia. Khususnya, anak-anak yang berusia lebih muda dari dua tahun dan mereka yang berusia lebih tua dari 65 tahun.
Hamil
Orang hamil lebih berisiko terkena pneumonia yang disebabkan oleh virus. Itu sebabnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan vaksin virus influenza tak aktif pada wanita hamil selama trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Pernah dirawat di rumah sakit
Anda lebih berisiko terkena pneumonia jika Anda pernah dirawat di unit perawatan intensif, terutama jika Anda menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator).
Penyakit kronis
Anda lebih mudah terkena pneumonia jika mengidap penyakit asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau penyakit jantung.
Merokok
Merokok dapat merusak pertahanan alami dalam tubuh Anda terhadap bakteri dan virus penyebab pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah atau tertekan
Orang yang mengidap HIV/AIDS, yang pernah menjalani transplantasi organ, kemoterapi, atau steroid jangka panjang punya risiko lebih besar terkena pneumonia.
Kenapa Kanker Payudara Stadium 4 Dapat Menimbulkan Pneumonia?