backup og meta

Abses Paru

Abses Paru

Apakah Anda atau orang terdekat pernah mengalami batuk berkepanjangan, nyeri dada terus menerus, atau kesulitan bernapas? Jika iya, bisa jadi ini merupakan tanda dari abses paru.

Kondisi ini bisa mengancam kesehatan paru-paru penderitanya dan mengganggu fungsi pernapasannya. Sebenarnya, apa itu abses paru dan apa penyebabnya? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu abses paru?

Abses paru adalah kondisi terbentuknya lubang bernanah pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit lainnya.

Abses paru diawali dengan kematian jaringan paru-paru yang rusak akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia. Pada jaringan yang mati, terbentuklah rongga yang terisi nanah.

Kondisi ini dapat diketahui secara pasti melalui pemeriksaan rontgen dada atau secara lebih jelas melalui pemeriksaan CT-scan.

Abses paru bisa menyebabkan gangguan pernapasan serius bahkan dalam beberapa kasus bisa membahayakan nyawa.

Namun, sejumlah cara pengobatan baik melalui obat-obatan antibiotik maupun operasi bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Sebelum ditemukannya antibiotik, abses paru banyak dialami oleh orang-orang yang terkena infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

Kini, kasusnya semakin menurun karena keampuhan pengobatan infeksi paru dengan antibiotik.

Namun, seperti yang dijelaskan dalam studi Lung Abscess-Etiology, abses paru berisiko tinggi menjadi penyakit komplikasi pada orang yang mengalami infeksi paru-paru akibat bakteri.

Orang yang punya imunitas rendah, seperti penderita HIV/AIDS dan orang berusia di atas 50 tahun juga rentan mengalami komplikasi berupa abses paru.

Selama ini, sebagian besar kasus lebih banyak dialami oleh laki-laki.

Tanda-tanda & gejala abses paru

kanker paru-paru stadium 4

Gejala abses paru biasanya terjadi dalam jangka waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Berdasarkan lama berlangsungnya gangguan, gejala abses paru dibagi ke dalam abses paru akut dan kronis.

Akut bila kondisi berlangsung kurang dari 6 minggu, kronis jika abses telah berlangsung selama lebih dari 6 minggu.

Beberapa kumpulan gejala khas yang utama dari kondisi ini antara lain adalah:

  • demam dan menggigil,
  • berkeringat di malam hari,
  • batuk dahak menerus, dan
  • dahak berbau tak sedap.

Selain itu, Anda juga mungkin kerap merasa lemas dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, serta berat badan menurun secara drastis.

Pada kondisi parah, Anda juga dapat mengalami batuk berdarah dan nyeri dada selama batuk berlangsung.

Tak jarang, penderita abses paru juga dapat mengalami jantung berdebar-debar, sesak napas, dan napas mengi (napas berbunyi seperti ngik-ngik).

Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi dari kondisi ini adalah efusi pleura, yaitu penumpukan cairan di dalam paru-paru yang semakin menurunkan fungsi paru sehingga membuat Anda kesulitan bernapas.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-­tanda atau gejala-­gejala di atas atau bahkan disertai juga dengan keluhan kesehatan lain yang tidak disebutkan, segera berkonsultasilah dengan dokter Anda.

Dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi abses paru dan menentukan tindakan pengobatan yang tepat untuk kondisi Anda.

Penyebab abses paru?

Kondisi ini bisa dipicu oleh banyak kondisi. Secara umum, infeksi bakteri dan mikroorganisme lain seperti parasit dan jamur dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang memicu terjadinya abses.

Bakteri yang menyebabkan abses umumnya merupakan bakteri anaerob (organisme yang bisa bertahan hidup tanpa oksigen).

Meski begitu, bakteri aerob dan beberapa spesies jamur serta parasit lain juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Berdasarkan asalnya, penyebab abses paru dapat dipengaruhi oleh dua kondisi, yaitu penyebab primer dan sekuder.

Penyebab primer berkaitan dengan kondisi dari paru-paru, sementara penyebab sekunder berhubungan dengan masalah kesehatan di organ lain, yang dampaknya menyebar sampai ke paru-paru.

Berbagai masalah sistem pernapasan yang berlangsung di paru-paru yang merupakan penyebab primer adalah sebagai berikut.

  • Pneumonia.
  • Tumor atau kanker.
  • Bronkiektasis.
  • Cystic fibrosis.
  • Gangguan sistem imun seperti penyakit autoimun, HIV/AIDS, efek pengobatan kemoterapi.

Penyebab sekunder diakibatkan oleh bakteri yang berasal dari bagian tubuh lain dan masuk ke dalam paru-paru akibat terhirup, kondisi aspirasi, dan melalui pembuluh darah. Kondisi tersebut di antaranya.

  • Menghirup dan menelan (aspirasi paru) organisme yang dapat menginfeksi paru-paru.
  • Infeksi bakteri di jantung yang menyebar ke paru-paru melalui pembuluh darah.
  • Infeksi bakteri dari saluran pernapasan terdekat seperti bronkus atau akibat adanya abses di bagian bawah diafragma.

Faktor risiko abses paru

gejala emboli paru

Terdapat faktor-faktor tertentu yang meningkatkan peluang Anda untuk mengalami abses paru, di antaranya adalah.

  • Mengalami penurunan kesadaran akibat kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, stroke, koma, dan kekurangan oksigen.
  • Memiliki kondisi lain seperti stroke, epilepsi, penyakit gusi (periodontal), emfisema, kanker paru-paru, dan gangguan esofagus (kerongkongan).
  • Mengalami gangguan otot dan saraf di saluran napas sehingga mengakibatkan disfagia atau kesulitan menelan makanan dan ketidakmampuan untuk batuk.
  • Mengalami  gangguan pernapasan atas seperti infeksi sinus
  • Memiliki sistem imun yang lemah karena berusia lanjut, menjalani pengobatan kortikosteroid dalam jangka waktu lama, dan mengalami malnutrisi.
  • Memiliki penyakit kronis seperti diabetes, naiknya asam lambung atau GERD, infeksi di otot dan sendi, dan sepsis.

Bagaimana cara dokter mendiagnosis kondisi ini?

Dokter Anda akan mendiagnosis kondisi ini berdasarkan pemeriksaan fisik, analisis riwayat kesehatan, pengamatan gejala dan pemeriksaan rontgen pada dada melalui X-ray atau CT-scan.

Pengambilan gambar paru melalui rontgen diperlukan untuk memeriksa dang mengetahui letak abses.

Selain itu, tes darah dan air liur bisa dilakukan untuk membantu mengidentifikasi bakteri atau mikroorganisme yang menyebabkan abses.

Dokter juga mungkin memerlukan bronkoskopi untuk mengetahui kemungkinan adanya kanker paru-paru jika ditemukan tanda-tanda material asing yang menghalangi saluran pernapasan.

Pengobatan untuk abses paru

sedot cairan di paru-paru torakosentesis thoracentesis

Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengangkat lubang bernanah di dalam paru-paru serta menghentikan infeksi bakteri atau organisme penyebab abses paru.

Dijelaskan dalam buku Lung Abscess, pengobatan yang dilakukan biasanya merupakan penggunaan kombinasi beberapa jenis antibiotik, prosedur pengangkatan nanah, dan operasi jika diperlukan.

1. Antibiotik

Penggunaan antibiotik dianjurkan selama 6 bulan pengobatan. Jenis antibiotik yang digunakan tergantung dari jenis bakteri penyebabnya, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

2. Endoscopic Drainage

Jika pengobatan melalui antibiotik tidak memberikan hasil efektif selama 10-14 hari, penyedotan nanah atau endoscopic drainage perlu dilakukan.

Prosedur ini dilakukan dengan memasukan alat endoskop ke dalam dinding paru hingga sampai pada bagian paru yang mengalami abses untuk mengeluarkan seluruh nanah.

Prosedur serupa bisa dilakukan dengan metode percutaneous drainage dengan menggunakan jarum, tapi prosedur endoskopik lebih aman.

3. Operasi

Prosedur ini sebenarnya jarang dilakukan. Akan tetapi pada kondisi yang parah operasi lumpektomi atau segmentektomi mungkin dilakukan untuk mengangkat nanah dan sebagian jaringan paru yang terdampak.

Operasi akan diperlukan apabila diketahui:

  • diameter abses telah mencapai lebih dari 6 cm,
  • mengalami gejala batuk berdarah secara menerus,
  • ditemukannya sepsis atau respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali akibat infeksi,
  • meningkatnya jumlah sel darah putih diiringi dengan deman secara menerus, serta
  • diduga terdapat kanker.

Segera hubungi dokter, jika Anda memiliki epilepsi, nyeri saat menelan, tersedak makanan ketika Anda menelan, atau demam yang berlangsung lebih dari 7 hari setelah mulai menggunakan antibiotik.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Kesimpulan

  • Abses paru adalah kondisi terbentuknya lubang bernanah pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit lainnya.
  • Abses paru dapat menyebabkan gejala seperti demam dan menggigil, berkeringat di malam hari, batuk berdahak terus, hingga dahak berbau tak sedap. 
  • Secara umum, infeksi bakteri dan mikroorganisme lain seperti parasit dan jamur dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang memicu terjadinya abses.
  • Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik, rontgen, dan tes laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab infeksi. 
  • Pengobatan melibatkan antibiotik, prosedur pengangkatan nanah, dan, dalam kasus tertentu, tindakan bedah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Davies C.W.H., Gleeson F.V., Davies R.J.O. (2002) Lung Abscess. In: Marrie T.J. (eds) Community-Acquired Pneumonia. Springer, Boston, MA. Retrieved 1 November 2024, from https://link.springer.com/chapter/10.1007/0-306-46834-4_24#citeas

Kuhajda, I., Zarogoulidis, K., Tsirgogianni, K., Tsavlis, D., Kioumis, I., Kosmidis, C., Tsakiridis, K., Mpakas, A., Zarogoulidis, P., Zissimopoulos, A., Baloukas, D., & Kuhajda, D. (2015). Lung abscess-etiology, diagnostic and treatment options. Annals of translational medicine, 3(13), 183. Retrieved 1 November 2024, from https://doi.org/10.3978/j.issn.2305-5839.2015.07.08

Cai XD, Yang Y, Li J, et al. (2019). Logistic Regression Analysis of Clinical and Computed Tomography Features of Pulmonary Abscesses and Risk Factors for Pulmonary Abscess-Related Empyema. Clinics, 74,e700. Retrieved 1 November 2024, from https://doi.org/10.6061/clinics/2019/e700

Nicolini A, Cilloniz C, Senarega R, Ferraioli G, Barlascini G.(2014). Lung Abscess Due to Streptococcus Pneumoniae: A Case Series and Brief Review of the Literature. Pneumonologia I Alergologia Polska, 82(3), 276-285. Retrieved 1 November 2024, from https://doi.org/10.5603/PiAP.2014.0033

Miki M. (2019). Standard and Novel Additional (Optional) Therapy for Lung Abscess by Drainage Using Bronchoscopic Endobronchial Ultrasonography with a Guide Sheath (EBUS-GS). Internal Medicine. 58(1):1-2. Retrieved 1 November 2024, from https://doi.org/10.2169/internalmedicine.0968-18

Bronson, R. (2020). Lung abscess | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org. Retrieved 1 November 2024, from https://radiopaedia.org/articles/lung-abscess?lang=us

Versi Terbaru

01/11/2024

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Putri Ica Widia Sari


Artikel Terkait

ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) atau Sindrom Gagal Napas Akut

Fibrosis Paru


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan