Granuloma adalah kumpulan sel-sel radang yang bisa terbentuk di berbagai bagian tubuh, termasuk paru-paru. Penyebab terbentuknya granuloma berkaitan dengan infeksi paru, iritasi zat asing, dan respons dari sistem imun. Semakin lama, granuloma bisa mengeras dan membentuk nodul (benjolan) di paru-paru yang bersifat tumor jinak.
Mengenali berbagai gangguan yang menyebabkan granuloma paru dapat membantu Anda memahami penyebabnya lebih baik. Dengan begitu, Anda dapat menentukan perawatan yang tepat untuk kondisi ini.
Berbagai penyebab granuloma paru
Tak sedikit yang menyangka bahwa kemunculan granuloma paru dapat menjadi pertanda dari kanker.
Namun, granuloma umumnya merupakan nodul yang bersifat jinak bahkan tidak memiliki potensi berkembang menjadi kanker.
Pembentukan granuloma paru adalah bagian dari respons tubuh saat terjadi peradangan di paru-paru. Oleh karena itu, granuloma juga dapat menunjukkan letak area peradangan pada tubuh.
Sistem imun akan bekerja untuk mengumpulkan sel-sel yang mengalami peradangan di paru-paru dan membentuknya menjadi jaringan granuloma.
Tujuannya tak lain untuk mencegah zat asing atau infeksi mikroba yang menyebabkan peradangan menyebar ke bagian paru-paru lain.
Menurut laporan ilmiah yang dipublikasikan European Respiratory, terdapat beberapa kondisi yang umum menyebabkan terbentuknya granuloma di paru-paru. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Sarkoidosis
Sarkoidosis adalah penyakit peradangan yang dapat menyerang beberapa organ dalam waktu bersamaan, tetapi umumnya terjadi pada paru-paru dan kelenjar getah bening.
Terbentuknya granuloma umumnya mengindikasikan terjadinya sarkoidiosis. Itu sebabnya, dokter menduga sarkoidosis ini sebagai penyebab utama dari granuloma paru.
Pada fase akhir penyakit, sarkoidosis bisa menyebabkan pembentukan jaringan luka (fibrosis) pada paru-paru.
Dari sini, berbagai gangguan pernapasan seperti batuk, sesak napas berat, dan nyeri dada akan muncul.
Jika granuloma dibiarkan berkembang, gejala tersebut bisa terjadi untuk jangka panjang dan memburuk seiring waktu.
Setelah itu, sarkoidosis bisa menimbulkan gangguan pada kulit, mata, dan saraf. Penyebab dari sarkoidosis belum diketahui secara pasti.
Para ahli menduga sarkoidiosis berkaitan dengan respons sistem imun tubuh yang dipicu oleh profil genetik tertentu.
Sarkoidosis dapat menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, pada kasus yang parah, penyakit ini bisa berlangsung hingga beberapa tahun dan merusak paru-paru.
2. Histoplasmosis
Kondisi lain yang dapat menjadi penyebab terbentuknya granuloma paru adalah histoplasmosis. Histoplasmosis adalah infeksi yang terjadi akibat menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum.
Infeksi dari jamur tersebut dapat menyebabkan peradangan di paru-paru. Sistem imun akan merespons dengan membentuk granuloma untuk mengisolasi infeksi jamur.
Jika pembentukan granuloma tidak terkendali, histoplasmosis dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius seperti emfisema.
Jamur Histoplasma berasal dari kotoran burung dan kelelawar. Anda bisa terinfeksi jamur penyebab granuloma ini ketika menghirup spora terkontaminasi yang menyebar melalui udara.
Risiko penularan bisa lebih tinggi ketika Anda berada di sekitar kotoran yang jatuh di tanah basah atau lembab.
3. Tuberkulosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Tuberkulosis termasuk salah satu penyebab granuloma paru yang paling umum.
Sama halnya dengan infeksi jamur Histoplasma, infeksi tuberkulosis juga merangsang sistem imun untuk membentuk granuloma guna mencegah penyebaran infeksi.
Infeksi bakteri penyebab TBC dapat menyebabkan batuk kronis bahkan bisa disertai darah dan sesak napas. Selain itu, pasien TBC bisa mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Penyakit ini bisa sulit disembuhkan jika pasien TBC tidak menjalani pengobatan secara teratur. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengikuti aturan pengobatan TBC yang disarankan oleh dokter.
4. Rheumatoid arthritis
Pada kasus yang langka, rheumatoid arthritis dapat menyebabkan timbulnya granuloma di paru-paru. Kondisi ini juga disebut dengan nodul rheumatoid atau nodul paru.
Secara umum, rheumatoid arthritis menyebabkan peradangan kronis yang menyerang sendi. Namun, penyakit ini berkaitan dengan kondisi autoimun yang membuat sistem imun menyerang sel-sel sehat.
Nah, kondisi autoimun inilah yang diduga menyebabkan terbentuknya granuloma pada paru-paru.
5. Granulomatosis with polyangiitis (GPA)
Granulomatosis with polyangiitis atau GPA adalah penyakit langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah yang terdapat di sekitar hidung, sinus, tenggorokan, ginjal, dan paru-paru.
Jaringan paru yang mengalami peradangan akibat GPA dapat membentuk granuloma.
Pada kasus yang parah, penyebab granuloma ini dapat menurunkan fungsi paru-paru sehingga mengganggu sistem pernapasan secara keseluruhan.
Faktor risiko granuloma paru
Meski kadang tidak memiliki penyebab, ada beberapa orang yang lebih berisiko terkena granuloma paru akibat faktor tertentu.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko dari granuloma paru:
- berusia di antara 20-60 tahun,
- keturunan Afrika atau Eropa Utara,
- berjenis kelamin perempuan,
- memiliki anggota keluarga dengan riwayat granuloma paru,
- terkena infeksi saluran pernapasan,
- mengidap penyakit kronis yang memengaruhi sistem imun tubuh, seperti diabetes, kanker, dan HIV, serta
- aktif merokok.
Penting untuk mengetahui penyebab utama dari granuloma paru. Pasalnya, fokus pengobatan granuloma paru ditujukkan untuk mengatasi penyakit penyebabnya.
Namun, granuloma paru biasanya sulit terdeteksi tanpa tes pemindaian seperti rontgen dada atau CT Scan.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami gangguan pernapasan kronis yang meliputi sesak napas, batuk, nyeri dada, dan napas mengi, segeralah periksakan diri ke dokter.