Diffuse alveolar hemorrhage (DAH) adalah komplikasi paru pada pasien lupus yang sangat jarang terjadi, tapi cukup berbahaya. Pasalnya, DHA bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.
Itu sebabnya, kondisi ini sering disebut dengan rheumatologic emergency, alias kondisi gawat darurat di bidang reumatologi. Kondisi ini bisa ditandai dengan adanya pendarahan di kantong udara (alveolus) pada paru.
Pasien biasanya mengalami batuk berdarah, yang dibarengi dengan sesak nafas berat. Cara diagnosis DAH yakni dengan foto rontgen dada untuk menemukan bercak pada paru, dan dilanjutkan dengan bronkoskopi guna melihat pendarahan.
Emboli paru
Emboli paru dapat terjadi karena bekuan darah mengalir melewati pembuluh darah dan menetap di pembuluh darah paru. Pasien lupus berisiko 20 kali lebih tinggi untuk mengalami emboli paru ketimbang orang yang tidak memiliki lupus.
Hal ini juga disebabkan karena sekitar 20-30 persen pasien lupus memiliki antibodi antifosfolipid yang bisa meningkatkan risiko terjadinya emboli paru. Emboli paru merupakan suatu situasi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera.
Penyakit ini ditandai dengan sesak napas tiba-tiba dan nyeri dada hebat. Pemeriksaan untuk mendiagnosis emboli paru yakni dengan spiral CT pulmonary angiogram, atau V/Q scan dan angiografi pulmonal.
Hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal adalah salah satu komplikasi paru pada pasien lupus, yang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah.
Ada sekitar 10-15 persen pasien lupus yang mengalami hipertensi pulmonal dalam taraf ringan, bahkan tanpa gejala. Jika ada, gejala awal penyakit ini biasanya berupa sesak napas ringan yang terkadang disertai dengan nyeri dada, lemas, dan kehilangan kesadaran sementara (sinkop).
Bagaimana pengobatan lupus yang menimbulkan komplikasi pada paru?

Sejatinya, dokter biasanya akan mencari tahu terlebih dahulu apakah penyakit paru-paru yang Anda alami disebabkan oleh infeksi atau bentuk komplikasi dari lupus.
Penyakit paru yang dikarenakan infeksi biasanya belum pasti Anda memiliki lupus, bahkan bisa juga tidak dialami oleh pasien lupus. Dalam hal ini, biasanya pengobatan akan langsung mengarah pada penyakit paru-paru yang Anda alami.
Sementara jika penyakit paru terjadi akibat komplikasi pada pasien lupus, tentu pengobatannya akan disesuaikan dengan lupus. Begini, pada pasien lupus, sebelum mengalami penyakit paru-paru, penyakit lupus sudah ada terlebih dahulu.
Jadi, penyakit lupuslah yang kemudian menimbulkan masalah dan berbagai gejala pada organ paru. Oleh karena itu, pengobatan utama yang akan diberikan dokter yakni perawatan untuk lupus.
Seiring membaiknya lupus, penyakit paru-paru biasanya juga akan ikut membaik. Berikut pilihan obat untuk mengobatai komplikasi paru pada pasien lupus sesuai dengan kondisinya:
Penyakit paru interstisial (interstisial lung disease)
Dokter dapat memberikan pengobatan tahap awal berupa steroid dan obat imunosupresan. Misalnya seperti azatioprin, mikofenolat mofetil, atau siklofosfamid.
Jika diagnosisnya terlambat dan jaringan paru sudah membentuk jaringan parut yang luas, pengobatan mungkin akan cukup sulit diberikan. Alhasil, biasanya dibutuhkan cangkok paru.
Pleuritis
Pengobatan pleuritis tergantung berat ringannya kondisi pasien. Jika tergolong ringan, pengobatan bisa diberikan dengan kortikosteroid dosis rendah, seperti prednison, metilprednisolon dll.
Pilihan lainnya juga bisa diberikan imunosupresan seperti azatioprin, mikofenolat mofetil, dan siklofosfamid. Pada kondisi tertentu, dokter dapat menyarankan untuk melakukan pembedahan.
Pneumonitis lupus
Komplikasi paru pada pasien lupus berupa pneumonitis lupus bisa diobati dengan diberikan terapi kortikosteroid dosis tinggi.
Imunosupresan lain juga dapat diberikan, contohnya azatioprin, mikofenolat mofetil, atau siklofosfamid. Terkadang, imunoglobulin intravena (IVIG) juga mungkin digunakan.
Diffuse alveolar hemorrhage
Pengobatan DAH biasanya meliputi pemberian steroid injeksi dosis tinggi, atau obat imunosupresan lain tergantung dari kondisi Anda. Ambil contohnya obat siklofosfamid, rituximab atau mikofenolat mofetil.
Pada kondisi tertentu juga dapat diberikan imunoglobulin intravena (IVIG) atau dilakukan plasmapheresis. Jika Anda mengalami anemia, kadang perlu dilakukan transfusi darah.
Emboli paru
Emboli paru akibat komplikasi paru pada pasien lupus biasanya diobati dengan pemberian injeksi heparin, disertai dengan antikoagulan oral, contohnya warfarin.
Hipertensi pulmonal
Pasien lupus diharapkan untuk melakukan screening hipertensi pulmonal. Misalnya dengan pemeriksaan transthoracic echocardiogram (TTE), atau kateterisasi jantung kanan.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terkait keluhan apa pun yang Anda alami. Sebab mungkin saja, ini merupakan keluhan yang berhubungan dengan komplikasi paru pada lupus.
Semakin cepat diagnosis dilakukan, akan semakin cepat pula pengobatan diberikan. Dengan begitu, kondisi Anda bisa lebih cepat ditangani guna mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal buruk di kemudian hari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar