backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

11 Langkah Pencegahan Emboli Paru yang Perlu Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 02/12/2022

    11 Langkah Pencegahan Emboli Paru yang Perlu Anda Ketahui

    Mengingat paru-paru punya fungsi yang sangat penting bagi tubuh, adanya penyakit tentu bisa menghambat kerja organ ini. Salah satunya penyakit emboli paru yang dapat berpengaruh pada fungsi organ pernapasan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan emboli paru perlu Anda lakukan, misalnya dengan menghindari deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Lebih lengkap, simak penjelasannya berikut ini.

    Apa saja langkah pencegahan emboli paru?

    Menghindari penyumbatan di vena di dalam kaki Anda dapat membantu mencegah emboli paru. Jika ingin terhindari dari penyakit ini, Anda perlu mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut.

    Berikut berbagai faktor risiko terjadinya emboli paru:

    • terlalu lama berdiam diri,
    • memiliki riwayat keluarga dengan DVT atau emboli paru,
    • berusia lebih dari 60 tahun,
    • mengidap kanker jenis tertentu,
    • merokok,
    • dan menggunakan kontrasepsi oral atau terapi hormon.

    Secara lengkapnya, berikut cara pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk menghindari emboli paru.

    Pencegahan di rumah sakit

    abortus insipiens

    Emboli paru bisa terjadi di rumah sakit setelah Anda melalui operasi atau dirawat karena menderita penyakit tertentu.

    Berikut langkah-langkah yang biasanya dilakukan pihak rumah sakit untuk menghindari penggumpalan darah pada pasien.

    1. Pemberian antikoagulan

    Obat-obatan antikoagulan sering kali diberikan pada orang-orang yang berisiko mengalami penggumpalan darah sebelum dan sesudah operasi.

    Antikoagulan juga mungkin diberikan pada orang-orang yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi medis, seperti serangan jantung, stroke, atau komplikasi kanker.

    2. Stoking kompresi

    Alat ini bekerja dengan cara menekan kaki agar darah di pembuluh darah bisa mengalir dengan lancar.

    Pihak rumah sakit mungkin akan menawarkan stoking kompresi karena aman, sederhana, dan murah untuk menjaga darah dari penggumpalan setelah operasi umum.

    3. Aktivitas fisik

    Bergerak sesegera mungkin setelah menjalani prosedur operasi dalam membantu mencegah emboli paru dan mempercepat pemulihan.

    Ini adalah salah satu alasan utama mengapa perawat mungkin meminta Anda untuk bangun atau berjalan setelah menjalani operasi.

    4. Menempatkan kaki pada tempat yang lebih tinggi

    Mengangkat kaki pada saat-saat tertentu atau pada malam hari juga bisa menjadi upaya pencegahan emboli paru.

    Mayo Clinic menyebutkan caranya adalah dengan meninggikan bagian bawah tempat tidur Anda hingga 10-15 sentimeter (cm) dengan balok atau buku.

    5. Kompresi pneumatik

    Perawatan ini menggunakan balutan ketat setinggi paha atau betis yang secara otomatis mengembang.

    Alat itu kemudian akan mengempis setiap beberapa menit untuk memijat dan memeras pembuluh darah di kaki Anda dan meningkatkan aliran darah.

    Pencegahan emboli paru ketika bepergian

    panduan mengemudi mobil untuk lansia

    Risiko penggumpalan darah bisa lebih tinggi jika Anda melakukan perjalanan jarak jauh. Ini karena perjalanan tersebut sering kali memaksa Anda untuk duduk di dalam satu posisi dalam waktu yang lama.

    Berikut cara pencegahan penggumpalan darah yang bisa berujung emboli paru ketika Anda berada di perjalanan jauh.

    1. Minum banyak air

    NYU Langone Health menyebutkan bahwa dehidrasi dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah. Oleh karena itu, minum air yang banyak adalah hal yang penting selama perjalanan panjang.

    Hindari alkohol karena dapat membuat Anda lebih berisiko kehilangan cairan tubuh. Sebaliknya, perbanyaklah minum air mineral.

    2. Bangkitlah dari tempat duduk Anda

    Sempatkan untuk bangkit dari tempat duduk Anda dan berjalan sebentar.

    Jika Anda bepergian jarak jauh dengan mobil, berhenti sejenak dan berjalan di sekitar tempat pemberhentian.

    Sementara jika Anda sedang berada di dalam pesawat, Anda bisa beranjak dan berjalan sebentara di kabin. Selanjutnya, lakukan peregangan pada lutut Anda.

    3. Perbanyak bergerak saat duduk

    Sebagai salah satu cara pencegahan penggumpalan darah yang dapat berujung emboli paru, Anda juga disarankan untuk banyak bergerak saat duduk.

    Artinya, jangan duduk diam pada satu posisi saja dalam waktu yang lama. Sempatkan untuk berpindah posisi atau melakukan peregangan saat Anda duduk.

    4. Kenakan stoking kompresi

    Dokter mungkin akan merekomendasikan stoking kompresi (compression stocking) untuk membantu meningkatkan sirkulasi dan memperlancar pergerakan cairan di kaki Anda.

    Stoking kompresi tersedia dalam berbagai warna dan model yang dapat dipilih sesuai kepribadian Anda.

    Cara pencegahan lainnya

    motivasi berhenti merokok

    Selain berbagai cara mencegah emboli paru yang telah disebutkan, terdapat beberapa cara lain yang mungkin juga bermanfaat untuk menurunkan risiko Anda, seperti dijelaskan di bawah ini.

    Menjaga berat badan ideal

    Menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah dalam tubuh Anda. Ini kemudian akan mencegah perkembangan gumpalan darah.

    Berhenti merokok

    Bahan kimia beracun dalam rokok dapat merusak sel darah dan pembuluh darah. Ini dapat membuat Anda lebih rentah terhadap DVT dan emboli paru.

    Oleh karena itu, segera putuskan untuk berhenti merokok sebagai cara pencegahan emboli paru dan penyakit berat lainnya.

    Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala emboli paru, seperti sesak napas dan nyeri dada. Dokter akan memberikan solusi pengobatan emboli paru terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 02/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan