Emboli paru menandakan adanya penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini terjadi akibat gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dari pembuluh vena di kaki. Kondisi ini bisa mengancam jiwa, karena dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera. Seperti apa bahaya komplikasi emboli paru?
Komplikasi emboli paru yang berbahaya bagi kesehatan
Adanya penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru menyebabkan kurangnya aliran darah. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan jaringan paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, serta denyut jantung tidak beraturan.
Tidak hanya itu, kadar oksigen dalam darah pada organ lain pun ikut menurun. Dalam waktu cepat, masalah serius yang mengancam jiwa bisa terjadi.
Emboli paru dapat kembali kambuh di lain waktu. Itulah sebabnya, orang yang didiagnosis penyakit ini, perlu menjaga kesehatan paru-parunya dengan minum obat antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah di kemudian hari.
Jika pengobatan tidak dilakukan dengan tepat atau Anda menyepelekan gejala yang timbul, komplikasi sangat mungkin terjadi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan oleh emboli paru yang semakin bertambah parah.
1. Henti jantung
Salah satu penyebab kematian akibat emboli paru adalah terjadinya henti jantung. Kondisi ini disebabkan oleh masalah kelistrikan pada jantung yang membuat jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.
Ketika jantung berhenti bekerja, organ tubuh tidak lagi mendapatkan asupan darah kaya oksigen dan nutrisi. Akibatnya, sel, jaringan, maupun organ yang kekurangan darah tersebut perlahan akan mati.
Henti jantung dan emboli paru sangat berkaitan satu sama lain, mengingat jantung dan paru bekerja sama untuk menyuplai darah kaya oksigen pada tubuh agar dapat berfungsi dengan normal.
2. Hipertensi paru
Situs Mayo Clinic menyebut hipertensi paru bisa menjadi salah satu komplikasi dari emboli paru. Hipertensi paru merupakan tekanan darah tinggi pada arteri paru dan sisi kanan jantung Anda.
Berawal dari penyumbatan pada pembuluh arteri akibat emboli paru, aliran darah yang melewati paru-paru akan semakin lambat. Akibatnya, tekanan akan semakin besar pada arteri tersebut.
Jantung pun harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang melewati paru. Upaya ekstra ini menyebabkan otot jantung menjadi lemah dan seiring waktu dapat memicu terjadinya gagal jantung yang mengancam keselamatan jiwa.
3. Efusi pleura
Penyakit pada paru ini juga bisa menyebabkan efusi pleura atau adanya cairan di paru-paru.
Efusi pleura timbul akibat penumpukan cairan di antara lapisan pleura, yakni selaput tipis yang mengelilingi paru-paru. Seorang yang mengalami komplikasi emboli paru ini akan merasakan sesak napas, batuk kering, dan nyeri dada.
Komplikasi ini bisa juga terjadi pada orang yang pernah mengalami gagal jantung, penyakit sirosis, atau menjalani operasi jantung terbuka.
Mengobati efusi pleura perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya agar kesehatan paru-paru dapat meningkat. Terkadang prosedur medis untuk menyedot cairan yang menumpuk di paru-paru diperlukan.
4. Infark paru
Emboli paru dapat menyebabkan komplikasi berupa kematian jaringan paru-paru yang Anda kenal dengan sebutan infark paru.
Kondisi ini terjadi ketika suplai darah kaya oksigen terhalang untuk mencapai jaringan paru-paru. Biasanya, gumpalan darah berukuran besar yang menjadi penyebabnya.
Saat infark paru terjadi, gejala akan muncul secara perlahan. Bahkan, ada juga yang tidak merasakan gejala apa pun sementara waktu karena tidak adanya ujung saraf di jaringan paru-paru. Ketika sudah parah akan timbul gejala batuk darah, nyeri dada, dan demam tinggi.
Gejala tersebut dapat hilang secara bertahap dalam beberapa hari karena jaringan paru yang mati telah berubah menjadi jaringan parut. Kondisi ini tidak memungkinkan paru-paru untuk kembali berfungsi normal sehingga bisa mengancam keselamatan pengidapnya.
5. Aritmia
Emboli paru membuat sisi kanan jantung bekerja lebih keras menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan (aritmia). Jika emboli paru sudah parah, aritmia bisa memicu terjadinya atrial fibrilasi.
Orang yang mengalami kondisi ini merasakan denyut jantung yang sangat cepat atau tidak beraturan karena sistem kelistrikan pada jantungnya terganggu. Sama seperti penyakit jantung lainnya, kondisi ini perlu segera diatasi agar tidak menyebabkan kerusakan jantung lebih lanjut.