Bronkitis adalah gangguan pernapasan yang cukup umum ditemukan, terutama pada orang yang aktif merokok. Nah, tahukah Anda bahwa bronkitis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu yang bersifat akut dan kronis? Artikel kali ini akan berfokus pada apa saja yang perlu Anda ketahui seputar bronkitis kronis, mulai dari gejala, penyebab, serta pengobatannya.
Apa itu bronkitis kronis?
Bronkitis kronis adalah peradangan dan pembengkakan yang memengaruhi saluran udara atau saluran bronkus dalam waktu yang relatif lama. Ketika saluran bronkus meradang, penderitanya akan mengalami batuk lebih sering disertai dengan dahak berwarna.
Bronkitis sendiri adalah kondisi yang tergolong ke dalam penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Ada 2 tipe utama bronkitis, yaitu yang bronkitis akut dan kronis.
Pada tipe bronkitis akut, peradangan hanya berlangsung beberapa minggu dan dapat sembuh dengan sendirinya. Bronkitis akut juga biasanya berawal dari infeksi pernapasan atau flu.
Sementara itu, bronkitis kronis dapat bertahan dalam bentuk batuk berdahak yang berlangsung setidaknya 3 bulan dalam 1 tahun, selama 2 tahun berturut-turut. Dengan kata lain, dalam satu tahun, bronkitis dapat terjadi secara berulang selama berbulan-bulan.
Berbeda dengan tipe akut yang kemunculannya bersifat mendadak, tipe kronis biasanya merupakan hasil dari kondisi medis yang terjadi selama bertahun-tahun.
Banyak orang dengan bronkitis kronis pada akhirnya akan mengalami jenis penyakit paru-paru lainnya, yaitu emfisema. Kedua penyakit tersebut tergolong dalam PPOK.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Menurut StatPearls, kasus kejadian bronkitis kronis diperkirakan terjadi pada sebanyak 74% pasien yang didiagnosis dengan PPOK.
Penyakit ini paling banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin pria. Ditambah lagi, salah satu faktor risiko terbesar dari penyakit ini adalah aktif merokok.
Selain itu, orang-orang yang sering terpapar polusi udara, gas beracun, serta zat kimiawi di tempat kerja juga lebih rentan mengalami bronkitis.
Bronkitis mampu diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Apa saja tanda-tanda dan gejala bronkitis kronis?
Sebagian besar gejala kasus PPOK, termasuk bronkitis kronis, membutuhkan waktu yang lama untuk muncul. Itulah mengapa tak banyak orang yang menyadari adanya gejala penyakit bronkitis kronis.
Peradangan dan iritasi di saluran bronkus dalam jangka panjang dapat menyebabkan pasien batuk lebih sering dan terasa lebih berat. Selain itu, batuk akibat bronkitis kronis akan disertai dahak berwarna kuning, hijau, atau putih.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah dahak akan meningkat seiring dengan semakin parahnya peradangan pada saluran bronkus. Dahak tersebut berpotensi menumpuk dan menghalangi saluran napas sehingga menyebabkan pernapasan terganggu.
Sesak napas yang dialami oleh pasien juga mungkin disertai dengan napas berbunyi (mengi), terutama ketika sedang melakukan aktivitas fisik.
Di bawah ini adalah gejala-gejala tambahan yang menyertai bronkitis kronis.
- Kelelahan
- Demam
- Tubuh menggigil
- Dada terasa tidak nyaman
- Sinus atau hidung tersumbat
- Napas berbau tidak sedap
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Banyak orang yang tidak menyadari dirinya terkena bronkitis dan menganggap batuk yang dialami hanya berakibat dari merokok biasa. Padahal, memeriksakan diri ke dokter setelah merasakan gejala seringan mungkin sangatlah penting untuk tahu apakah Anda memiliki bronkitis atau tidak.
Pasalnya, penanganan bronkitis yang terlambat dilakukan berisiko memperparah kerusakan paru-paru, yang pada akhirnya berujung pada masalah pernapasan serta kegagalan fungsi organ lainnya.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami batuk seperti berikut ini.
- bertahan lebih dari 3 minggu,
- mengganggu tidur Anda,
- disertai dengan demam lebih dari 38°C,
- mengeluarkan dahak berwarna atau darah, atau
- disertai dengan napas berbunyi atau sesak napas.
Apabila terdapat gejala bronkitis lainnya yang tidak disebutkan di atas, konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Apa penyebab bronkitis kronis?
Bronkitis kronis terjadi ketika dinding saluran udara atau bronkus berulang kali mengalami iritasi, bahkan peradangan. Iritasi dan peradangan yang terus berulang dapat merusak saluran udara. Akibatnya, dinding saluran udara akan menghasilkan lebih banyak mukosa alias dahak.
Dahak yang menumpuk terlalu banyak akan mengakibatkan udara sulit berpindah menuju dan dari paru-paru. Pernapasan pun akan terganggu seiring dengan perkembangan penyakit.
Peradangan juga berisiko merusak silia, yaitu jaringan kecil berupa rambut-rambut halus yang mencegah masuknya kuman serta iritan lain untuk masuk ke dalam saluran udara. Apabila silia tidak dapat bekerja secara maksimal, saluran udara dapat menjadi sarang perkembangbiakan bakteri dan virus sehingga pasien lebih rentan terkena infeksi.
Lebih dari 90% kasus bronkitis kronis disebabkan oleh kebiasaan atau riwayat merokok aktif. Sebab, kandungan di dalam asap rokok dapat mengurangi kinerja silia untuk sementara. Semakin sering Anda merokok, kerusakan pada silia pun akan semakin parah.
Tak hanya kebiasaan aktif merokok, perokok pasif juga berisiko terkena penyakit ini seiring dengan berjalannya waktu. Selain asap rokok, penyebab bronkitis kronis lainnya yang telah ditemukan adalah paparan terhadap polusi, asap, gas beracun, serta debu dalam jangka panjang.
Seseorang yang mengalami infeksi berulang pada paru-parunya juga dapat terkena bronkitis karena adanya penurunan pada fungsi paru-paru.
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena bronkitis kronis?
Setiap orang bisa saja terkena bronkitis. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.
Memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di bawah bukan berarti Anda dipastikan akan terkena penyakit ini. Faktor risiko hanyalah beberapa kondisi medis atau faktor eksternal lain yang dapat memperbesar peluang Anda untuk terkena suatu penyakit.
Berikut adalah beberapa faktor risiko dari bronkitis kronis:
1. Terpapar asap rokok
Orang yang aktif merokok, terutama yang sudah terbiasa dalam waktu lama, berada dalam risiko tinggi untuk terkena bronkitis.
Tak hanya perokok aktif, perokok pasif yang tinggal bersama atau sering tak sengaja menghirup asap rokok orang lain juga lebih rentan terkena penyakit ini.
2. Sistem imun tubuh memburuk
Beberapa orang memiliki sistem imun tubuh yang memburuk akibat adanya penyakit akut lainnya, seperti flu, infeksi, atau penyakit kronis lain yang memengaruhi sistem imun.
Anak-anak dan bayi dengan sistem imun tubuh yang belum sempurna juga lebih rentan untuk terkena infeksi sehingga risiko mengidap bronkitis pun meningkat.
3. Paparan terhadap zat iritan dalam jangka panjang
Bekerja di tempat dengan udara yang terkontaminasi zat kimia, gas beracun, atau partikel-partikel asing lain dapat meningkatkan risiko terkena peradangan saluran pernapasan.
Apabila Anda bekerja di tempat berisiko tinggi seperti ini, peluang untuk terkena bronkitis pun akan bertambah.
4. Refluks atau kenaikan asam lambung
Seseorang yang sering kali mengalami kenaikan asam lambung secara berulang berisiko mengalami iritasi pada tenggorokannya.
Akibatnya, saluran udara dalam tubuhnya juga lebih rentan mengalami penyakit pernapasan, termasuk bronkitis.
Apa saja komplikasi bronkitis kronis?
Seseorang yang mengidap bronkitis kronis lebih rentan terkena komplikasi infeksi paru-paru dibanding dengan orang yang sehat.
Salah satu jenis infeksi paru-paru yang paling banyak ditemukan pada pengidap bronkitis jangka panjang adalah pneumonia.
Pneumonia terjadi ketika infeksi sudah tersebar lebih jauh ke dalam paru-paru sehingga kantung udara di dalam paru-paru telah dipenuhi oleh cairan.
Itulah mengapa pasien bronkitis kronis dianjurkan untuk mendapat vaksinasi pneumonia untuk melindungi paru-paru dari risiko infeksi lebih parah.
Diagnosis dan pengobatan
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Untuk memastikan apakah Anda memang benar menderita bronkitis kronis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan agar mendapatkan hasil diagnosis yang akurat.
- Rontgen dada: tes ini akan membantu membedakan apakah Anda mengidap bronkitis atau pneumonia.
- Tes dahak: dengan tes ini, dokter dapat mengetahui dahak yang dihasilkan saat batuk merupakan bronkitis atau batuk rejan (pertussis).
- Tes fungsi paru: pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur fungsi paru-paru, seperti aliran udara dan volume udara pada paru-paru.
Bagaimana cara mengobati bronkitis kronis?
Pengobatan bronkitis kronis akan bergantung pada tingkat keparahan serta gejala-gejala penyakit. Terkadang, Anda memerlukan lebih dari 1 jenis pengobatan.
Untuk membantu meringankan gejala gangguan pernapasan, dokter akan meresepkan obat bronkodilator dalam bentuk inhaler. Selain itu, Anda juga mungkin akan mendapat resep obat pelega otot saluran pernapasan, seperti theophylline. Obat ini diberikan untuk bronkitis dengan gejala sesak napas parah.
Apabila gejala batuk sangat mengganggu aktivitas, bahkan memengaruhi tidur, Anda dapat minum obat pereda batuk sebelum tidur yang sesuai dengan anjuran dokter.
Pengobatan rumahan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini?
Untuk memastikan Anda dapat hidup lebih baik dengan adanya bronkitis kronis, Anda bisa mencoba menerapkan beberapa langkah di bawah ini:
- Hindari iritan paru-paru, terutama asap rokok. Segera hentikan kebiasaan merokok demi menjaga kesehatan paru-paru. Saat beraktivitas di luar rumah atau di tempat kerja yang berisiko tinggi, selalu gunakan masker.
- Pasang humidifier di rumah. Udara rumah yang hangat dan lembap dapat membantu melegakan saluran pernapasan dan mengencerkan dahak.
- Anda juga bisa mencoba melakukan olahraga yang dianjurkan untuk bronkitis. Hal ini penting guna meningkatkan kapasitas paru-paru serta mengendalikan gejala penyakit.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memahami solusi terbaik untuk Anda.