Telinga berdengung atau tinnitus bisa terjadi secara tiba-tiba di ruang sunyi karena beberapa penyebab. Kondisi telinga berdengung saat sepi mungkin membuat Anda khawatir. Kenapa bisa telinga berdenging atau berdengung saat sunyi? Ada berbagai penyebab telinga berdenging dari sisi medis, berikut penjelasannya.
Penyebab umum telinga berdengung saat sunyi
Mengutip dari Harvard Health Publishing, dalam istilah medis, telinga berdenging disebut dengan tinnitus.
Kondisi ini terjadi ketika Anda mendengar suara tanpa ada sumber dari luar.
Bagi orang yang mengalami tinnitus, suara yang mereka dengar seperti dering, bersiul, mendesis, mengaum, bahkan sampai menjerit.
Suara-suara yang mengganggu ini bisa terdengar oleh salah satu atau kedua telinga, bahkan terasa dekat dan jauh.
Suara mendengung ini juga bisa stabil terdengar atau timbul tenggelam.
Telinga berdenging adalah kondisi normal, tetapi bisa menjadi suatu gejala dari kondisi serius yang mendasarinya.
Berikut penyebab telinga berdengung saat sunyi, mulai dari ringan sampai kondisi serius.
1. Efek mendengar suara keras
Hampir setiap orang mengalami telinga berdengung dalam waktu singkat setelah mendengar suara yang sangat keras.
Kegiatan yang membuat Anda mendengar suara keras biasanya karena menghadiri konser musik atau rutin menggunakan gergaji mesin.
Suara mendengung dalam telinga seringnya semakin memburuk ketika Anda berada di tempat sepi, misalnya di ruangan kosong atau di malam hari ketika Anda akan tidur.
Namun, kondisi ini umumnya tidak berlangsung lama dan tidak perlu pengobatan lebih lanjut.
2. Penyumbatan saluran telinga
Mengutip dari Mayo Clinic, saluran telinga bisa tersumbat oleh penumpukan cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, atau benda asing lainnya.
Penyumbatan ini bisa mengubah tekanan pada telinga sehingga menjadi penyebab telinga berdengung.
3. Penggunaan obat-obatan
Anda mungkin merasa bingung, kenapa telinga bisa berdenging atau berdengung saat sepi padahal tidak ada sumbatan atau tidak mendengar suara keras?
Pemakaian sejumlah obat-obatan bisa menyebabkan atau bahkan memperburuk kondisi telinga berdenging.
Beberapa obat-obatan yang menjadi penyebab tinnitus atau telinga berdengung adalah:
- antiinflamasi nonsteroid (NSAID),
- antibiotik,
- obat kanker,
- pil diuretik,
- antimalaria, dan
- antidepresan.
- dosis tinggi dari aspirin, atau lebih dari 12 dosis harian dalam waktu lama.
- obat diuretik, seperti bumetanide.
- obat antimalaria, seperti klorokuin.
- antibiotik dengan akhiran “-mysin”, seperti eritromisin dan gentamisin.
- obat kanker tertentu, seperti vincristine.
Umumnya, semakin tinggi dosis obat, maka kondisi tinnitus akan semakin buruk.
Bahkan, suara yang mengganggu bisa menghilang setelah tidak menggunakan obat-obatan tersebut
4. Gangguan pada koklea
Pada telinga bagian dalam, ada sel rambut kecil dan halus yang bergerak saat telinga menerima suara, ini adalah bagian dari koklea.
Gerakan ini memicu sinyal listrik di sepanjang saraf dari telinga ke otak (saraf pendengaran). Lewat cara tersebut otak bisa mengartikan sinyal-sinyal ini sebagai suara.
Saat rambut halus pada telinga bagian dalam bengkok atau patah, ini bisa menjadi penyebab telinga berdengung.
Kerusakan tersebut bisa terjadi karena bertambahnya usia atau sering terpapar suara keras.
5. Cedera kepala atau leher
Telinga berdenging juga bisa terjadi karena kecelakaan, seperti cedera kepala atau leher.
Trauma kepala atau leher ini bisa berpengaruh pada telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran.
Umumnya, cedera tersebut menyebabkan tinnitus hanya pada salah satu telinga, yakni kiri atau kanan.
Penyebab telinga berdengung yang kurang umum
Telinga berdenging memang lebih sering bersifat ringan dan tidak membahayakan.
Sekitar 1 dari 3 orang yang mengeluhkan telinga berdenging tidak memiliki masalah yang jelas dengan telinga atau pendengaran mereka.
Namun, pada kasus yang sangat jarang, penyebab telinga berdenging berhubungan dengan kondisi kesehatan kronis.
Kondisi kesehatan kronis ini memengaruhi saraf di telinga atau pusat pendengaran di otak.
Berikut beberapa penyebab telinga berdengung yang kurang umum.
1. Penyakit Meniere
Telinga berdenging bisa menjadi penilaian awal dari penyakit Meniere, yaitu gangguan telinga bagian dalam karena tekanan cairan telinga yang tidak normal.
Umumnya, penyakit ini hanya menyerang salah satu telinga, tidak keduanya.
Pada kondisi kronis, seseorang dengan Meniere perlu menjalani perawatan untuk mengurangi gejala dan efek jangka panjang.
2. Perubahan tulang telinga
Bila Anda mengalami kekakuan tulang telinga tengah (otosklerosis), ini bisa memicu gangguan pendengaran dan menjadi penyebab telinga berdenging.
Umumnya, kondisi ini terjadi karena pertumbuhan tulang tidak normal dari faktor genetik dari keluarga.
Pertumbuhan bentuk tulang tengah telinga yang tidak normal bisa membuat indera pendengaran ini tidak responsif dan tidak bergetar.
Selanjutnya, kondisi ini bisa membuat Anda tidak bisa mendengar suara dengan baik.
3. Kejang otot telinga bagian dalam
Tahukah Anda kalau otot dalam telinga bisa mengalami kejang? Kondisi kejang atau tegangnya otot telinga bagian dalam bisa terjadi tiba-tiba tanpa alasan.
Namun, penyebab dari kejang otot telinga bagian dalam ini bisa karena penyakit saraf, seperti multiple sclerosis.
Otot telinga bagian dalam yang tegang bisa membuat telinga berdenging dan telinga terasa penuh.
4. Gangguan pembuluh darah
Penyebab telinga berdengung bisa karena gangguan pembuluh darah.
Kondisi gangguan pembuluh darah bisa membuat darah mengalir melalui pembuluh darah dan arteri lebih kuat.
Perubahan aliran ini bisa menyebabkan tinnitus atau membuatnya menjadi lebih jelas.
Ada tiga gangguan pembuluh darah yang menjadi penyebab telinga berdenging, yaitu sebagai berikut.
- Aterosklerosis: pertambahan usia dan penumpukan kolesterol serta endapan lain (aterosklerosis) kmembuat telinga tengah kehilangan elastisitas. Akibatnya aliran darah lebih kuat dan Anda lebih peka terhadap ketukan/bunyi.
- Tumor kepala dan leher: telinga berdenging ketika tumor menekan pembuluh darah pada kepala atau leher.
- Tekanan darah tinggi: hipertensi dan faktor yang meningkatkan tekanan darah dapat membuat telinga berdenging lebih mudah dirasakan.
- Aliran darah bergolak: penyempitan pada arteri atau vena di leher dapat menyebabkan aliran darah tidak teratur, yang menyebabkan telinga berdenging.
- Malformasi kapiler (arteriovenous malformation/AVM) (AVM): adanya koneksi abnormal antara arteri dan vena yang menyebabkan telinga berdenging.
5. Neuroma akustik
Masalah kesehatan yang satu ini adalah tumor jinak (non-kanker) yang berkembang pada saraf kranial.
Neuroma akustik membuat saraf kranial berjalan dari otak ke telinga bagian dalam dan mengontrol keseimbangan dan pendengaran.
Jenis tumor yang bisa menjadi penyebab telinga berdenging adalah tumor kepala, leher, atau otak.
6. Gangguan TMJ
Masalah dengan sendi temporomandibular juga dapat menyebabkan tinitus.
Sendi temporomandibular adalah sendi di setiap sisi kepala bagian depan telinga di mana tulang rahang bawah Anda bertemu tengkorak.
7. Cedera kepala atau leher
Cedera kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang berhubungan dengan pendengaran.
Beberapa kecelakaan biasanya menyebabkan tinnitus pada salah satu telinga saja.
8. Disfungsi tuba eustachius
Dalam kondisi ini, tabung di telinga yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas Anda terus membesar sepanjang waktu. Ini membuat telinga Anda terasa penuh.
Kehilangan sejumlah besar berat badan, kehamilan, dan terapi radiasi adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan ini.
Faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami telinga berdengung
Pada dasarnya, setiap orang memiliki kemungkinan untuk mengalami tinnitus.
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki kemungkinan lebih besar mengalami telinga berdenging.
Faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena tinnitus adalah:
- sering terpapar suara sangat keras (alat berat, senjata api, menyetel musik),
- usia lanjut yang membuat fungsi pendengaran menurun,
- berjenis kelamin pria,
- perokok dan peminum alkohol aktif,
- obesitas,
- masalah kardiovaskular,
- riwayat radang sendi, dan
- pernah mengalami cedera kepala.
Jika Anda sering terpapar suara keras, sebaiknya kurangi risiko gangguan pendengaran dengan menggunakan pelindung seperti penutup telinga.
Dalam banyak kasus, dengingan dalam telinga akan membaik dengan sendirinya secara bertahap.
Telinga memiliki mekanisme otomatis untuk memperbaiki masalah dan menyingkirkan dengingan tak menyenangkan ini.
Ada sebuah saraf dalam telinga yang bertugas untuk memberitahu saraf pendengaran dan sel rambut untuk menghentikan suara.
Jika dokter sudah menemukan penyebab tinnitus, pengobatan akan sesuai dengan penyebabnya, misalnya, mengangkat tumpukan kotoran telinga.
Akan tetapi, seringnya tinnitus tetap berlanjut setelah mengobati penyebabnya. Dalam kasus seperti ini, ada terapi lain, baik konvensional dan alternatif, seperti
- terapi suara,
- terapi CBT, atau
- terapi pelatihan tinnitus (TRT)
Terapi tersebut dapat memberikan solusi menenangkan baik dengan mengecilkan atau menutupi suara yang tidak Anda inginkan.
Anda juga dapat menggunakan tips-tips mandiri, seperti teknik relaksasi atau meningkatkan kualitas tidur untuk membantu keluhan.