Rematik, lupus, dan skleroderma merupakan beberapa jenis penyakit jaringan ikat. Ada lebih dari 200 jenis gangguan pada jaringan ikat. Penyakit pada jaringan ini biasanya menyebabkan peradangan pada sendi, otot, dan kulit. Kenali jenis penyakit lainnya dalam ulasan berikut.
Jenis penyakit jaringan ikat yang umum dialami
Jaringan ikat adalah salah satu dari empat jenis jaringan utama tubuh manusia, bersama dengan jaringan epitel, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan ikat manusia tersusun atas dua jenis protein, yaitu kolagen dan elastin.
Kolagen adalah protein yang ditemukan di tendon, ligamen, kulit, kornea, tulang rawan, tulang, dan pembuluh darah.
Elastin adalah protein elastis yang menyerupai karet gelang dan merupakan komponen utama ligamen dan kulit.
Nah, ketika seseorang menderita penyakit jaringan ikat, kolagen dan elastin mengalami peradangan. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit jaringan ikat yang sering terjadi.
1. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis atau lebih dikenal dengan rematik adalah salah satu penyakit jaringan ikat yang paling umum terjadi.
Penyakit autoimun ini terjadi karena sel kekebalan tubuh menyerang area sekitar sendi. Rematik terjadi karena peradangan di membran sinovial yang melapisi sendi-sendi, yang menyebabkan bengkak dan nyeri.
Jika tidak diobati, peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan jaringan sekitarnya, sehingga mempengaruhi fungsi dan mobilitas.
2. Skleroderma
Skleroderma adalah penyakit jaringan ikat yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut di kulit, organ dalam (termasuk saluran pencernaan), dan pembuluh darah kecil.
Kondisi ini menyebabkan area kulit mengeras hingga kekakuan sendi. Gejala lainnya yaitu penyempitan pembuluh darah, sulit menelan, dan masalah pencernaan.
Pengobatan skleroderma bertujuan untuk mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan memperlambat perkembangan penyakit.
Penyakit ini menyerang wanita tiga kali lebih sering dibandingkan pria, dan risikonya 15 kali lebih besar pada wanita selama masa subur.
3. Systemic lupus erythematosus lupus (SLE)
Systemic lupus erythematosus lupus adalah jenis lupus yang paling umum. Dikutip dari Cleveland Clinic, penyakit jaringan ikat ini sering disebut hanya dengan istilah “lupus”.
Sebagai penyakit autoimun, SLE terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri, menyebabkan peradangan dan kerusakan.
Gejala dan tingkat keparahan SLE dari ringan hingga berat dan dapat menyerang kulit, persendian, ginjal, jantung, paru-paru, dan sistem lainnya.
4. Granulomatosis dengan poliangiitis
Granulomatosis dengan poliangiitis (GPA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah kecil hingga sedang, terutama di saluran pernapasan, ginjal, dan sistem lainnya.
Kondisi yang sebelumnya disebut sebagai Wegener’s Granulomatosis ini merupakan jenis vaskulitis, yaitu kondisi saat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dinding pembuluh darah.
Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan yang dapat mempengaruhi berbagai organ.
Gejala GPA sangat bervariasi tergantung pada organ yang terlibat, tetapi umumnya mencakup masalah saluran pernapasan dan ginjal.
5. Sindrom Churg-Strauss
Sindrom Churg-Strauss, sekarang dikenal sebagai Eosinophilic Granulomatosis with Polyangiitis (EGPA), adalah jenis penyakit yang ditandai dengan peradangan pada pembuluh darah kecil hingga sedang.
Kondisi ini disertai dengan peningkatan jumlah eosinofil, sejenis sel darah putih yang biasanya terlibat dalam respons alergi dan infeksi parasit.
Penyakit jaringan ikat ini termasuk langka dan dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh, tetapi paling sering menyerang saluran pernapasan, kulit, dan sistem saraf perifer.
Pengobatan EGPA biasanya melibatkan penggunaan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala.
6. Microscopic polyangiitis (MPA)
Microscopic Polyangiitis (MPA) adalah jenis vaskulitis yang ditandai dengan peradangan pada pembuluh darah kecil.
Tidak seperti beberapa jenis vaskulitis lain yang dapat memengaruhi pembuluh darah yang lebih besar, MPA umumnya melibatkan pembuluh darah yang lebih kecil.
Hal ini membuatnya lebih sulit didiagnosis secara visual dibandingkan dengan vaskulitis yang lebih besar.
MPA sering menyebabkan glomerulonefritis, yakni kondisi yang bisa menyebabkan protein atau darah dalam urine, serta kerusakan ginjal lebih lanjut jika tidak ditangani dengan cepat.
7. Polimiositis
Penyakit jaringan ikat selanjutnya yaitu polimiositis yang terjadi akibat peradangan pada otot rangka.
Dalam polimiositis, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang otot rangka, lalu menyebabkan peradangan. Pada akhirnya, hal ini bisa mengakibatkan degenerasi otot dan gangguan fungsional.
Akibat peradangan ini, pasien sering mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, seperti berdiri dari posisi duduk, menaiki tangga, atau mengangkat benda berat.
Polimiositis cenderung mempengaruhi otot-otot besar yang terlibat dalam gerakan, seperti otot bahu, pinggul, leher, dan punggung.
Di mana saja letak jaringan ikat?
Jaringan ikat ditemukan di semua bagian tubuh dan memainkan berbagai peran penting, seperti memberikan dukungan struktural, menghubungkan bagian-bagian tubuh, melindungi organ, serta berfungsi dalam penyimpanan dan transportasi.
8. Penyakit jaringan ikat campuran
Seperti namanya, penyakit jaringan ikat campuran terjadi ketika beberapa penyakit, seperti SLE, skleroderma, dan polimiositis terjadi bersamaan.
Penyakit ini memiliki campuran gejala dari berbagai penyakit autoimun jaringan ikat, sehingga bisa muncul dalam berbagai bentuk.
Gejala yang umum adalah fenomena Raynaud, nyeri dan bengkak pada persendian, kelemahan otot (seperti pada polimiositis), dan perubahan kulit (seperti pada skleroderma).
Pasien juga dapat mengalami gejala sistemik seperti kelelahan, demam, dan penurunan berat badan.
Jika Anda menduga Anda mengalami salah satu gejala dari penyakit jaringan ikat di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan yang tepat bisa meredakan gejala dan mengontrol kekambuhan.
[embed-health-tool-bmi]