backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mitos dan Fakta Seputar Skleroderma yang Perlu Diungkap Kebenarannya

Ditulis oleh dr. Sandra Sinthya Langow, Sp.PD-KR · Reumatologi · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Tanggal diperbarui 07/09/2022

    Mitos dan Fakta Seputar Skleroderma yang Perlu Diungkap Kebenarannya

    Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit skleroderma sebelumnya? Skleroderma adalah satu dari beberapa jenis penyakit rematik autoimun yang dikenal juga dengan nama sistemik sklerosis. Memang belum banyak yang mengetahui mengenai skleroderma ini. Supaya lebih jelas, saya akan mengupas satu per satu mengenai mitos dan fakta tentang skleroderma.

    Beragam mitos dan fakta mengenai skleroderma

    Meski skleroderma tidak terlalu umum dibandingkan dengan penyakit autoimun lainnya seperti lupus, ada berbagai hal yang perlu diluruskan seputar mitos skleroderma.

    Berikut berbagai mitos dan fakta skleroderma yang belum banyak diketahui:

    1. Benarkah skleroderma adalah penyakit yang hanya menyerang kulit?

    gatal karena tungau penyebab scabies

    Jawabannya, tidak. Skleroderma memang adalah penyakit autoimun yang gejala utamanya menyerang kulit.

    Skleroderma adalah penyakit yang berasal dari kata “sclero” yang artinya keras atau kaku dan “derma” yang berarti kulit.

    Jadi, skleroderma adalah penyakit yang ditandai dengan kulit mengeras dan kaku.

    Gejala utama skleroderma di antaranya kulit menjadi keras, menghitam, dan muncul bercak putih di bagian atasnya atau salt and pepper appearance.

    Selain tanda utama pada kulit, penderita skleroderma juga kerap mengalami gejala awal berupa nyeri sendi.

    Lebih dari sekitar 90% penderita skleroderma mengalami fenomena Raynaud.

    Fenomena Raynaud adalah perubahan warna pada jari tangan, jari kaki, bibir, lidah, telinga, atau wajah saat sedang berada di cuaca dingin maupun mengalami stres emosional.

    Perubahan warna di bagian tubuh tersebut berawal dari warna putih pucat saat sirkulasi darah terganggu, kemudian berubah menjadi biru saat darah kekurangan oksigen.

    Terakhir, aliran darah kembali normal menjadi warna merah. Namun, bukan hanya menyerang kulit dan sendi, skleroderma juga dapat ditemukan pada organ-organ tubuh lainnya.

    Inilah mengapa skleroderma yang menyerang kulit saja adalah mitos.

    2. Mitos atau fakta, skleroderma adalah penyakit yang kebanyakan dialami wanita?

    obat sakit kepala belakang

    Jawabannya, fakta. Sekitar 90% pasien penyakit skleroderma terjadi pada wanita. 

    Hanya saja, belum diketahui penyebab pasti mengapa kebanyakan kasus skleroderma dialami oleh wanita dan mengapa sedikit sekali terjadi pada pria.

    Sementara risiko untuk terkena skleroderma dapat terjadi pada siapa saja dari mulai bayi sampai lanjut usia (lansia).

    Namun, penyakit skleroderma paling berisiko dialami oleh kelompok usia 35-55 tahun.

    3. Benarkah skleroderma hanya terdiri dari satu jenis?

    cara memilih asuransi mitos skleroderma

    Jawabannya tidak, ini hanyalah mitos skeloderma. Skleroderma adalah penyakit yang terbagi menjadi dua jenis.

    Pertama adalah localized scleroderma (skleroderma terlokalisasi) dan kedua yakni systemic sclerosis (skleroderma sistemik).

    Skleroderma terlokalisasi

    Localized scleroderma atau skleroderma terlokasisasi adalah jenis yang tidak terjadi di seluruh bagian tubuh tetapi hanya muncul di bagian tertentu.

    Jenis skleroderma ini terbagi menjadi morphea dan skleroderma linier. Morphea memiliki ciri khusus berupa penebalan pada kulit yang tampak licin, mengilap, hingga berwarna kecokelatan.

    Terkadang penebalan morphea bisa menghilang maupun semakin membesar. Sementara skleroderma linier umumnya muncul di bagian lengan, kaki, dan dahi.

    Skleroderma linier juga dapat membentuk lipatan yang menyerupai sayatan pedang di sepanjang kulit kepala dan leher.

    Skleroderma linier kadang mampu membuat lapisan kulit dalam menjadi rusak. Hal ini membatasi pergerakan sendi yang ada di bawah kulit.

    Skleroderma sistemik

    Systemic sclerosis atau skleroderma sistemik adalah penebalan atau pengerasan kulit akibat pembentukan jaringan parut di seluruh organ tubuh, termasuk otot dan sendi.

    Jadi, mitos skleroderma yang mengatakan bahwa hanya ada satu jenis itu tidak tepat. Jenis skleroderma ini terbagi menjadi skleroderma diffuse (menyeluruh) dan skleroderma limited (terbatas).

    Sesuai dengan namanya, skleroderma diffuse adalah kondisi penebalan kulit yang cepat bertambah parah dan hampir mengenai seluruh bagian tubuh. .

    Berbeda dengan skleroderma limited yang tidak mengenai bagian dada, perut, lengan atas, dan paha. Jadi, skleroderma limited hanya terbatas di jari tangan, lengan, muka, dan tangan serta jarang mengenai organ dalam.

    Baik skleroderma diffuse maupun skleroderma limited sama-sama berpotensi untuk menyebar ke organ tubuh lain.

    Namun, skleroderma diffuse yang biasanya memiliki peluang paling besar untuk mengenai organ tubuh lainnya.

    4. Benarkah skleroderma adalah penyakit yang ringan?

    penanganan serangan jantung pada diri sendiri

    Jawabannya, tidak. Hal ini bisa dikatakan sebagai mitos karena skleroderma bukanlah penyakit yang tergolong ringan.

    Ini karena selain mengenai kulit sebagai sasaran utamanya, skleroderma juga bisa menyerang organ-organ dalam tubuh khususnya jantung dan paru-paru.

    Atas dasar itulah skleroderma tidak bisa dianggap remeh sebagai penyakit kulit semata.

    Orang dengan skleroderma bisanya juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan organ jantung dan paru-paru guna mengetahui kondisinya.

    Hal ini dikarenakan skleroderma adalah penyakit yang dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti jantung, paru-paru, hipertensi pulmonal, sistem pencernaan, dan ginjal.

    5. Mitos atau fakta, skleroderma mudah didiagnosis?

    penyebab sirosis hati

    Jawabannya, mitos. Sebagian besar penyakit autoimun, termasuk skleroderma, sulit didiagnosis bila hanya melihat gejala awalnya.

    Sebab gejala yang muncul bisa saja menyerupai penyakit autoimun lainnya seperti lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Sjogren, dan lainnya.

    Oleh karena itu, dokter bisanya akan melihat gejala apa saja yang pernah dialami pasien, termasuk pemeriksaan fisik dan kulit.

    Selain itu, dokter juga akan melakukan berbagai tes lain guna memastikan hasilnya. Tes yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis skleroderma adalah tes laboratorium, meliputi tes darah rutin, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati, tes ANA dan ANA profile.

    Tes ANA atau anti-nuclear antibodies bertujuan untuk mencari antibodi spesifik yang biasanya dimiliki oleh penderita skleroderma.

    Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan biopsi kulit bila gejala kelainan kulit cenderung meragukan.

    Sementara bila gejala kelainan kulit sudah cukup khas, dokter biasanya tidak melakukan pemeriksaan biopsi.

    Selanjutnya, bila pasien tergolong mengalami skleroderma sistemik, dokter umumnya menyarankan pemeriksaan lanjutan terkait organ jantung dan paru-paru.

    6. Mitos atau fakta, skleroderma tidak bisa ditangani dan disembuhkan?

    berhenti minum obat tidur resep

    Jawabannya, fakta. Sebenarnya bukan sekadar mitos bahwa skleroderma adalah penyakit yang bisa ditangani.

    Hanya saja, sampai saat ini belum ada obat yang mampu benar-benar menyembuhkan skleroderma.

    Itu sebabnya, penanganan rutin dari dokter dan disiplin dalam menjalani pengobatan merupakan bentuk tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan skleroderma.

    Dokter biasanya menyarankan pasien skleroderma untuk menjalani perilaku hidup sehat, terapi yang direkomendasikan, dan minum obat rutin.

    Namun, penanganan tersebut tidak selalu sama dan disesuaikan dengan gejala serta tingkat keparahan masing-masing pasien skleroderma.

    Selain itu, pengobatan skleroderma juga bertujuan agar pasien berada di fase remisi atau kondisi yang stabil.

    Meski belum bisa menyembuhkan skleroderma seutuhnya, pengobatan berguna untuk mengurangi efek dan gejala agar kondisi pasien lebih baik.

    Pengobatan juga membantu mencegah fungsi organ-organ tubuh yang terkena menjadi lebih buruk.

    7. Benarkah skleroderma adalah penyakit menular?

    manusia bersosialisasi mitos skleroderma

    Jawabannya, tidak. Skleroderma bukanlah penyakit menular. Jadi, ini hanya mitos skleroderma belaka.

    Anda tidak perlu khawatir untuk berdekatan dengan pasien skleroderma.

    Jika Anda tidak mengalami skleroderma pun jangan cemas untuk berada di dekat pasien skleroderma karena tidak akan membuat Anda tertular penyakit ini.

    8. Mitos atau fakta, skleroderma adalah penyakit yang diturunkan dalam keluarga?

    perbedaan pendapat dalam keluarga

    Jawabannya, tidak diturunkan secara langsung. Namun, ada kecenderungan genetik menurun diwariskan dalam keluarga.

    Begini, sejauh ini memang belum ditemukan secara pasti mengenai penyebab dari skleroderma.

    Akan tetapi, ketika ada anggota keluarga mengalami skleroderma, anggota keluarga lainnya bisa mendapatkan genetik yang cenderung mengarah ke skleroderma.

    Kecenderungan genetik ini kemungkinan berkembang menjadi skleroderma karena ada pemicu dari faktor lingkungan.

    Faktor lingkungan yang dapat memicu kecenderungan genetik meliputi paparan silika, virus seperti sitomegalovirus, herpes virus, dan lainnya. 

    Agar penanganan skleroderma bisa lebih cepat dilakukan, usahakan untuk tidak mengabaikan gejala apa pun yang Anda rasakan. 

    Semakin cepat Anda memeriksakan diri ke dokter, semakin cepat pula diagnosis dan penanganan dapat diberikan. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. Sandra Sinthya Langow, Sp.PD-KR

    Reumatologi · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


    Tanggal diperbarui 07/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan