Jawabannya tidak, ini hanyalah mitos skeloderma. Skleroderma adalah penyakit yang terbagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah localized scleroderma (skleroderma terlokalisasi) dan kedua yakni systemic sclerosis (skleroderma sistemik).
Skleroderma terlokalisasi
Localized scleroderma atau skleroderma terlokasisasi adalah jenis yang tidak terjadi di seluruh bagian tubuh tetapi hanya muncul di bagian tertentu.
Jenis skleroderma ini terbagi menjadi morphea dan skleroderma linier. Morphea memiliki ciri khusus berupa penebalan pada kulit yang tampak licin, mengilap, hingga berwarna kecokelatan.
Terkadang penebalan morphea bisa menghilang maupun semakin membesar. Sementara skleroderma linier umumnya muncul di bagian lengan, kaki, dan dahi.
Skleroderma linier juga dapat membentuk lipatan yang menyerupai sayatan pedang di sepanjang kulit kepala dan leher.
Skleroderma linier kadang mampu membuat lapisan kulit dalam menjadi rusak. Hal ini membatasi pergerakan sendi yang ada di bawah kulit.
Skleroderma sistemik
Systemic sclerosis atau skleroderma sistemik adalah penebalan atau pengerasan kulit akibat pembentukan jaringan parut di seluruh organ tubuh, termasuk otot dan sendi.
Jadi, mitos skleroderma yang mengatakan bahwa hanya ada satu jenis itu tidak tepat. Jenis skleroderma ini terbagi menjadi skleroderma diffuse (menyeluruh) dan skleroderma limited (terbatas).
Sesuai dengan namanya, skleroderma diffuse adalah kondisi penebalan kulit yang cepat bertambah parah dan hampir mengenai seluruh bagian tubuh. .
Berbeda dengan skleroderma limited yang tidak mengenai bagian dada, perut, lengan atas, dan paha. Jadi, skleroderma limited hanya terbatas di jari tangan, lengan, muka, dan tangan serta jarang mengenai organ dalam.
Baik skleroderma diffuse maupun skleroderma limited sama-sama berpotensi untuk menyebar ke organ tubuh lain.
Namun, skleroderma diffuse yang biasanya memiliki peluang paling besar untuk mengenai organ tubuh lainnya.
4. Benarkah skleroderma adalah penyakit yang ringan?

Jawabannya, tidak. Hal ini bisa dikatakan sebagai mitos karena skleroderma bukanlah penyakit yang tergolong ringan.
Ini karena selain mengenai kulit sebagai sasaran utamanya, skleroderma juga bisa menyerang organ-organ dalam tubuh khususnya jantung dan paru-paru.
Atas dasar itulah skleroderma tidak bisa dianggap remeh sebagai penyakit kulit semata.
Orang dengan skleroderma bisanya juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan organ jantung dan paru-paru guna mengetahui kondisinya.
Hal ini dikarenakan skleroderma adalah penyakit yang dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti jantung, paru-paru, hipertensi pulmonal, sistem pencernaan, dan ginjal.
5. Mitos atau fakta, skleroderma mudah didiagnosis?

Jawabannya, mitos. Sebagian besar penyakit autoimun, termasuk skleroderma, sulit didiagnosis bila hanya melihat gejala awalnya.
Sebab gejala yang muncul bisa saja menyerupai penyakit autoimun lainnya seperti lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Sjogren, dan lainnya.
Oleh karena itu, dokter bisanya akan melihat gejala apa saja yang pernah dialami pasien, termasuk pemeriksaan fisik dan kulit.
Selain itu, dokter juga akan melakukan berbagai tes lain guna memastikan hasilnya. Tes yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis skleroderma adalah tes laboratorium, meliputi tes darah rutin, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati, tes ANA dan ANA profile.
Tes ANA atau anti-nuclear antibodies bertujuan untuk mencari antibodi spesifik yang biasanya dimiliki oleh penderita skleroderma.
Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan biopsi kulit bila gejala kelainan kulit cenderung meragukan.
Sementara bila gejala kelainan kulit sudah cukup khas, dokter biasanya tidak melakukan pemeriksaan biopsi.
Selanjutnya, bila pasien tergolong mengalami skleroderma sistemik, dokter umumnya menyarankan pemeriksaan lanjutan terkait organ jantung dan paru-paru.
6. Mitos atau fakta, skleroderma tidak bisa ditangani dan disembuhkan?

Jawabannya, fakta. Sebenarnya bukan sekadar mitos bahwa skleroderma adalah penyakit yang bisa ditangani.
Hanya saja, sampai saat ini belum ada obat yang mampu benar-benar menyembuhkan skleroderma.
Itu sebabnya, penanganan rutin dari dokter dan disiplin dalam menjalani pengobatan merupakan bentuk tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan skleroderma.
Dokter biasanya menyarankan pasien skleroderma untuk menjalani perilaku hidup sehat, terapi yang direkomendasikan, dan minum obat rutin.
Namun, penanganan tersebut tidak selalu sama dan disesuaikan dengan gejala serta tingkat keparahan masing-masing pasien skleroderma.
Selain itu, pengobatan skleroderma juga bertujuan agar pasien berada di fase remisi atau kondisi yang stabil.
Meski belum bisa menyembuhkan skleroderma seutuhnya, pengobatan berguna untuk mengurangi efek dan gejala agar kondisi pasien lebih baik.
Pengobatan juga membantu mencegah fungsi organ-organ tubuh yang terkena menjadi lebih buruk.
7. Benarkah skleroderma adalah penyakit menular?

Jawabannya, tidak. Skleroderma bukanlah penyakit menular. Jadi, ini hanya mitos skleroderma belaka.
Anda tidak perlu khawatir untuk berdekatan dengan pasien skleroderma.
Jika Anda tidak mengalami skleroderma pun jangan cemas untuk berada di dekat pasien skleroderma karena tidak akan membuat Anda tertular penyakit ini.
8. Mitos atau fakta, skleroderma adalah penyakit yang diturunkan dalam keluarga?

Jawabannya, tidak diturunkan secara langsung. Namun, ada kecenderungan genetik menurun diwariskan dalam keluarga.
Begini, sejauh ini memang belum ditemukan secara pasti mengenai penyebab dari skleroderma.
Akan tetapi, ketika ada anggota keluarga mengalami skleroderma, anggota keluarga lainnya bisa mendapatkan genetik yang cenderung mengarah ke skleroderma.
Kecenderungan genetik ini kemungkinan berkembang menjadi skleroderma karena ada pemicu dari faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dapat memicu kecenderungan genetik meliputi paparan silika, virus seperti sitomegalovirus, herpes virus, dan lainnya.
Agar penanganan skleroderma bisa lebih cepat dilakukan, usahakan untuk tidak mengabaikan gejala apa pun yang Anda rasakan.
Semakin cepat Anda memeriksakan diri ke dokter, semakin cepat pula diagnosis dan penanganan dapat diberikan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar