backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Meningitis (Radang Selaput Otak)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/02/2023

Meningitis (Radang Selaput Otak)

Mikroorganisme yang ada di sekitar manusia dapat menyebabkan penyakit pada berbagai bagian tubuh, termasuk otak dan selaputnya. Jika infeksi terjadi pada selaput otak, kondisi ini disebut meningitis.

Meningitis merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan perhatian dan perawatan segera. Simak uraian berikut untuk mengetahui selengkapnya.

Apa itu meningitis?

pembuluh darah pecah di otak

Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).

Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus, tapi bisa juga diakibatkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit. 

Radang selaput otak akibat virus cenderung tidak berbahaya dibandingkan yang disebabkan oleh bakteri. Meski begitu, beberapa kasus lainnya bisa saja mengancam jiwa. 

Sementara itu, radang selaput otak akibat jamur merupakan jenis yang termasuk langka. Ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. 

Dalam penanganan meningitis, penting untuk mengetahui penyebabnya terlebih dulu karena ini akan menentukan pengobatan yang diberikan.

Seberapa umumkah radang selaput otak?

Meski dapat terjadi pada semua orang, radang selaput otak paling sering menyerang orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak, orang tua, dan orang dengan HIV/AIDS.

Tanda-tanda dan gejala meningitis

sakit kepala

Pada awalnya, orang yang sakit meningitis akan mengalami gejala mirip flu. Kemudian, gejala awal ini bisa berkembang dalam beberapa jam atau beberapa hari.

Menurut Meningitis Research Foundation, secara umum tanda dan gejala meningitis yang perlu Anda waspadai adalah sebagai berikut.

  • Demam dan menggigil, terutama pada bayi baru lahir dan anak-anak.
  • Leher kaku (kaku kuduk).
  • Perubahan kondisi mental, seperti sering kebingungan.
  • Sakit kepala parah.
  • Mual dan muntah.
  • Kejang atau sering pingsan.
  • Sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
  • Ruam kulit.

Kebanyakan orang dengan meningitis virus ringan sembuh dengan sendirinya dalam 7–10 hari. Gejala awalnya mirip dengan radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri.

Namun, gejala meningitis bakteri biasanya lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan otak, gangguan pendengaran, dan kesulitan untuk fokus.

Infeksi bakteri penyebab meningitis juga dapat mengakibatkan penyakit serius lainnya, yaitu sepsis (keracunan darah).

Tanpa perawatan segera, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Segeralah cari perawatan medis jika Anda atau seseorang dalam keluarga Anda memiliki tanda dan gejala meningitis.

Radang selaput otak yang disebabkan virus memang dapat sembuh tanpa pengobatan, tapi yang diakibatkan oleh bakteri dapat berkembang menjadi kondisi serius.

Penyakit ini bisa bertambah parah dengan sangat cepat. Dokter biasanya harus memberikan antibiotik dengan cepat untuk meningkatkan peluang kesembuhan. 

Menunda pengobatan meningkatkan risiko kerusakan otak permanen dan komplikasi meningitis lainnya. Tidak ada cara untuk mengetahui penyebab penyakit ini selain berkonsultasi ke dokter.

Penyebab meningitis

Radang selaput otak paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang dimulai dari bagian lain pada tubuh Anda, seperti telinga, sinus, dan tenggorokan.

Penyebab lainnya termasuk jamur, parasit, bahan kimia, obat-obatan, dan tumor. 

Jenis meningitis dibedakan berdasarkan infeksi patogen atau kuman penyakit penyebab peradangan sebagai berikut.

1. Meningitis bakteri

Beberapa bakteri penyebab radang selaput otak yakni Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Klebsiella sp., dan Streptococcus grup B.

Bakteri ini dapat menyebar melalui pernapasan dan cairan yang dikeluarkan dari mulut (droplet). Artinya, penyakit ini bisa menular lewat batuk, bersin, dan bahkan ciuman.

Dalam banyak kasus, bakteri masuk melalui aliran darah di dalam sinus, telinga, atau tenggorokan. Bakteri kemudian melakukan perjalanan ke otak melalui aliran darah.  

Orang yang terinfeksi umumnya membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin karena meningitis bakteri bisa mengancam jiwa atau menyebabkan kerusakan otak.  

2. Meningitis virus

Meningitis virus merupakan kondisi yang lebih umum dibandingkan daripada yang disebabkan oleh bakteri. 

Peradangan pada selaput otak akibat infeksi virus bisa disebabkan oleh virus:

  • influenza,
  • herpes simpleks,
  • varicella-zoster,
  • West Nile,
  • limfositik koriomeningitis, dan
  • virus penyebab campak. 

3. Meningitis jamur

Voriconazole antijamur

Jenis meningitis ini lebih jarang terjadi dibandingkan yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Orang yang sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat sangat jarang mengalaminya. 

Penyebab utamanya yaitu jamur yang menginfeksi tubuh dan menyebar melalui aliran darah ke otak atau saraf tulang belakang.

Studi tahun 2015 dalam jurnal Clinical Microbilogy menyebutkan, jenis jamur yang paling umum menyebabkan meningitis yaitu:

  • Cryptococcus,
  • Blastomyces,
  • Histoplasma, dan
  • Coccidioides.

Seseorang dengan masalah kekebalan tubuh, misalnya pengidap HIV/AIDS, lebih berisiko mengalami jenis radang selaput otak ini.

4. Meningitis parasit

Radang selaput otak akibat parasit lebih langka dari yang disebabkan infeksi virus atau bakteri.

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi parasit yang ditemukan dalam tanah, kotoran, hewan, dan makanan (seperti siput, ikan mentah, dan unggas). 

Ada satu jenis infeksi parasit yang lebih langka daripada yang lain, yaitu meningitis eosinofilik. Tiga parasit utama yang menjadi penyebab radang selaput otak yakni:

  • Angiostrongylus cantonensis,
  • Baylisascaris procyonis, dan
  • Gnathostoma spinigerum.

Peradangan selaput otak akibat parasit tidak menular antarmanusia. Parasit ini menginfeksi binatang atau bersembunyi di dalam makanan yang kemudian dimakan manusia. 

Ada salah satu jenis meningitis parasit yang disebut meningitis amebik. Angka kasusnya termasuk langka, tapi biasanya sangat mengancam jiwa.

Penyakit infeksi ini terjadi ketika ameba Naegleria fowleri memasuki tubuh melalui hidung saat Anda berenang di danau, sungai, atau kolam yang terkontaminasi.

Parasit tersebut dapat menghancurkan jaringan otak dan pada akhirnya menyebabkan halusinasi, kejang, dan gejala serius lainnya.  

5. Meningitis non-infeksi

Meningitis dalam kelompok ini tidak disebabkan oleh infeksi. Penyebabnya dapat berasal kondisi, penyakit, atau perawatan medis lainnya, seperti:

  • penyakit autoimun seperti lupus,
  • cedera kepala,
  • operasi otak,
  • kanker,
  • pengobatan kanker,
  • sifilis, dan
  • tuberkulosis (meningitis tuberkulosis).
  • Faktor risiko radang selaput otak

    Siapa pun memang bisa mengalami meningitis. Meski demikian, berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya.

    • Tidak melakukan vaksinasi untuk mencegah radang selaput otak.
    • Anak berusia kurang dari lima tahun yang lebih berisiko mengalami radang selaput otak akibat virus.
    • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik karena penyakit atau pengobatan tertentu.
    • Baru saja menjalani transplantasi sumsum tulang.
    • Memiliki penyakit diabetes melitus.
    • Ibu hamil yang lebih berisiko tertular listeriosis (infeksi bakteri listeria yang juga dapat menyebabkan radang selaput otak).

    Diagnosis radang selaput otak

    Diagnosis penyakit ini dilakukan melalui analisis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan mengamati kondisi telinga, leher, kepala, hingga jalur saraf di sepanjang tulang belakang Anda.

    Selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk mendapatkan diagnosis yang lebih pasti.

    • Tes darah untuk menganalisis perkembangan infeksi patogen penyebab peradangan pada selaput otak.
    • Pencitraan CT atau MRI pada otak untuk mengetahui letak peradangan dan pembengkakan. Rontgen dada (X-ray) atau CT scan bisa diperlukan untuk mendeteksi infeksi pada paru-paru yang terkait dengan radang selaput otak.
    • Pungsi lumbal untuk mengambil sampel cairan tulang belakang (serebrospinal). Penyakit meningitis dalam hasil tes ini ditunjukkan dengan peningkatan sel darah putih dan protein serta rendahnya kandungan gula pada sampel serebrospinal.
    • Polymerase chain reaction (PCR) atau tes antibodi melalui rapid test untuk mendiagnosis kondisi yang dicurigai disebabkan oleh virus.

    Pengobatan radang selaput otak

    Pengobatan untuk radang selaput otak tergantung dari infeksi penyebabnya. Pada infeksi virus, dokter akan mengobati gejala dan menunggu infeksi sembuh dengan sendirinya.

    Selain itu, obat antivirus dapat diberikan kepada orang-orang dengan herpes meningitis. 

    Sementara pada meningitis bakteri, pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit agar dapat dipantau oleh dokter dan perawat.

    Pengobatan meningitis bakteri umumnya menggunakan antibiotik yang diberikan melalui suntikan atau infus, seperti:

    Menurut laporan dalam Internal Medicine Journal, dalam mengatasi pembengkakan pada otak, dokter akan memberikan obat kortikosteroid seperti dexamethasone.

    Jika pasien mengalami kejang, dokter juga akan memberikan obat antikolvusan.

    Meningitis jamur perlu diobati dengan antijamur. Sementara itu, pengobatan radang selaput otak akibat parasit bertujuan untuk meringankan gejala.

    Obat yang diberikan tergantung pada jenis parasit penyebabnya, tapi penanganan melalui antibiotik bisa memberikan hasil efektif.

    Perawatan radang selaput otak di rumah

    komplikasi dan bahaya demam berdarah

    Berikut merupakan upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah radang selaput otak dan membantu pengobatannya.

    • Memahami pentingnya radang selaput otak akibat bakteri. 
    • Memperbanyak konsumsi cairan dan istirahat.
    • Minum obat apotek tanpa resep (OTC) untuk meredakan demam dan nyeri tubuh, seperti paracetamol atau ibuprofen.
    • Penting untuk mencuci tangan untuk menghindari paparan infeksi. 
    • Jika Anda sedang hamil, pastikan hanya makan makanan yang dimasak dengan matang.
    • Hindari keju lunak yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi (proses pemanasan untuk membasmi mikrob dalam makanan). 
    • Mendapatkan vaksin meningitis terutama bagi Anda yang termasuk kelompok yang paling berisiko.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 03/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan