backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali 5 Jenis Meningitis yang Paling Umum

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    Kenali 5 Jenis Meningitis yang Paling Umum

    Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Masing-masing jenis meningitis ditangani dengan cara pengobatan yang berbeda. Untuk tahu mengenai berbagai tipe meningitis, baca selengkapnya di bawah ini.

    Berbagai jenis meningitis yang perlu Anda ketahui

    Meningitis adalah kondisi terjadinya peradangan pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. Peradangan tersebut bisa memicu gejala-gejala meningitis seperti demam, leher kaku, serta sakit kepala.

    Beberapa kasus penyakit meningitis biasanya dapat membaik dengan sendirinya dan hanya perlu diatasi dengan pengobatan sederhana. Namun, tidak jarang pula penyakit ini membutuhkan penanganan intensif, bahkan berpotensi mengancam nyawa.

    Nah, tahukah Anda bahwa meningitis terdiri dari berbagai jenis? Pembagian tipe penyakit ini berdasarkan apa penyebab di balik kemunculannya, seperti meningitis akibat infeksi virus, bakteri, dan sebagainya.

    Masing-masing tipe meningitis biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala yang berbeda jauh. Namun, ada perbedaan dalam tingkat keparahan serta cara mengobatinya.

    Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai masing-masing jenis meningitis di bawah ini.

    1. Meningitis virus

    Sesuai dengan namanya, meningitis virus adalah peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus.

    Meningitis virus adalah jenis meningitis yang paling umum terjadi. Sebagian besar orang yang terkena meningitis virus akan membaik dengan sendirinya, bahkan tanpa memerlukan pengobatan.

    Akan tetapi, jika meningitis virus mulai menimbulkan gejala, pasien harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi serius.

    Meningitis virus paling sering disebabkan oleh infeksi enterovirus nonpolio. Selain enterovirus, di bawah ini adalah beberapa jenis virus lain yang bisa memicu peradangan selaput otak.

  • Virus gondongan
  • Virus herpes (seperti Epstein-Barr, herpes simplex, dan varicella-zoster)
  • Virus campak
  • Virus influenza
  • Arbovirus (seperti virus West Nile)
  • Virus koriomeningitis limfositik (LCMV)
  • Apabila Anda melakukan kontak fisik yang cukup dekat dengan seseorang yang terinfeksi, penularan virus akan lebih mudah terjadi. Namun, tak selamanya infeksi virus pasti akan menyebabkan meningitis.

    Biasanya, meningitis virus ringan akan sembuh dalam waktu 7-10 hari. Oleh karena itu, sebagian besar kasus meningitis jenis ini tidak perlu ditangani dengan obat-obatan tertentu.

    Dalam beberapa kasus, jenis meningitis yang disebabkan oleh virus influenza dan herpes dapat diatasi dengan obat-obatan antivirus.

    2. Meningitis bakteri

    Jenis meningitis berikutnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Berbeda dengan meningitis virus, meningitis bakteri adalah peradangan selaput otak yang lebih serius dan berisiko tinggi.

    Meski banyak penderita meningitis bakteri yang bisa sembuh, tak sedikit yang mengalami kerusakan otak permanen, kehilangan pendengaran, bahkan meninggal.

    Menurut laman pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC), ada beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan meningitis seperti di bawah ini.

    Banyak kasus infeksi akibat salah satu deretan bakteri di atas yang berakhir dengan penyakit fatal lainnya, yaitu sepsis. Sepsis adalah reaksi tubuh ekstrem saat terkena infeksi yang diikuti dengan kerusakan jaringan tubuh, gagal fungsi organ, serta kematian.

    Sama dengan jenis meningitis yang disebabkan oleh virus, penularan meningitis bakteri dapat terjadi melalui kontak erat dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Cara penularan lainnya dapat melalui makanan yang terkontaminasi serta proses persalinan.

    Penting bagi penderita meningitis bakteri untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin. Semakin cepat pasien menerima pertolongan, semakin besar pula peluangnya untuk sembuh.

    Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah meningitis bakteri adalah mendapatkan vaksinasi meningitis. Ada beberapa jenis vaksinasi yang mampu melawan infeksi bakteri penyebab meningitis, seperti vaksin meningokokus dan pneumonia.

    3. Meningitis jamur

    Meningitis jamur adalah jenis peradangan selaput otak yang disebabkan oleh infeksi jamur seperti berikut ini.

    • Cryptococcus
    • Histoplasma
    • Candida
    • Blastomyces
    • Coccidioides

    Seseorang dapat terinfeksi apabila ia menghirup udara yang telah terkontaminasi spora jamur-jamur di atas. Namun, jamur yang memasuki tubuh belum tentu akan menyebabkan meningitis. Meningitis hanya akan terjadi ketika jamur menyebar dari paru-paru menuju otak atau sumsum tulang belakang.

    Meski semua orang bisa saja terserang meningitis jamur, orang-orang dengan sistem imun tubuh yang buruk memiliki risiko lebih tinggi. Beberapa di antaranya adalah pasien HIV, kanker, serta penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis.

    Pengobatan meningitis jamur biasanya dilakukan dengan pemberian obat antijamur dosis tinggi melalui infus dan oral. Durasi pengobatan biasanya memakan waktu lebih lama pada orang-orang dengan sistem imun tubuh yang lemah.

    4. Meningitis parasit

    Jenis meningitis selanjutnya adalah yang disebabkan oleh infeksi parasit. Parasit yang memasuki tubuh dapat memengaruhi kinerja otak serta sistem saraf.

    Berikut adalah tipe parasit yang paling sering menyebabkan meningitis.

    • Angiostrongylus cantonensis
    • Baylisascaris procyonis
    • Gnathostoma spinigerum

    Parasit-parasit di atas biasanya lebih sering menginfeksi hewan. Namun, jika manusia mengonsumsi daging atau makanan yang terinfeksi parasit atau telurnya, ia akan tertular dan berisiko terkena meningitis.

    Dengan kata lain, penularan parasit tidak dapat terjadi antara satu orang dengan orang lainnya.

    Masing-masing jenis parasit tersebut biasanya hidup di wilayah yang berbeda-beda. Misalnya, A. cantonensis banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik, sedangkan B. procyonis lebih banyak terdapat di Amerika Serikat.

    Apabila Anda mengalami gejala-gejala meningitis setelah bepergian dari negara-negara yang tinggi akan risiko infeksi parasit, segera periksakan diri ke dokter.

    Ketiga jenis parasit di atas, khususnya tipe Baylisascaris, dapat memicu terjadinya komplikasi fatal, seperti:

    • menurunnya keseimbangan tubuh dan kontrol otot,
    • tubuh melemah bahkan lumpuh sebagian,
    • koma,
    • cacat permanen, dan
    • kematian.

    Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi meningitis akibat infeksi parasit. Obat-obatan yang ada hanya membantu mengurangi gejala, bukan untuk melawan infeksi itu sendiri.

    5. Meningitis non-infeksi

    Meningitis tidak selalu disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit.

    Ada pula kasus meningitis yang muncul akibat adanya kondisi medis lain. Jenis meningitis ini dinamakan dengan meningitis non-infeksi. Beberapa kondisi medis non-infeksi yang berpotensi memicu terjadinya meningitis meliputi:

    • kanker,
    • systemic lupus erythematosus atau lupus,
    • cedera kepala, dan
    • operasi otak.

    Selain kondisi-kondisi kesehatan di atas, pemakaian obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena meningitis non-infeksi. Karena tidak disebabkan oleh infeksi mikroorganisme apa pun, meningitis jenis ini tidak menular pada sesama manusia.

    Nah, itu dia 5 jenis meningitis yang berisiko menyerang otak manusia. Tidak perlu khawatir, karena penyakit ini bisa Anda cegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 15/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan