backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Infeksi Bakteri E. coli

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Infeksi Bakteri E. coli

Definisi

Apa itu infeksi bakteri E. coli?

Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air atau makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, terutama sayuran mentah dan daging yang tidak matang.

Bakteri E. coli sebenarnya adalah bakteri yang biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan.

Walau kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya atau hanya menyebabkan diare ringan, beberapa jenis tertentu yang dapat menyebabkan infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam.

Orang dewasa yang sehat biasanya pulih dari infeksi bakteri E. coli O157:H7 dalam seminggu.

Namun, anak-anak dan lansia, orang dengan sistem imun yang lemah, wanita hamil, memiliki risiko yang lebih tinggi dalam mengalami gagal ginjal yang mengancam nyawa, atau dikenal sebagai hemolytic uremic syndrome.

Banyak kasus dari infeksi bakteri E. coli dapat ditangani di rumah.

Seberapa umum kondisi ini?

Infeksi bakteri Escherichia coli sangat umum ditemui dan biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dibanding dengan pria. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun.

Infeksi bakteri E. coli dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli

Penyakit apa saja yang disebabkan oleh bakteri E. coli?

Berikut adalah jenis-jenis penyakit yang paling umum disebabkan oleh bakteri Escherichia coli:

  • infeksi saluran kemih,
  • infeksi enterik, dan
  • infeksi invasif.

Penyakit paling umum yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli adalah infeksi saluran kemih. Escherichia coli juga dapat menyebabkan prostatitis dan penyakit radang panggul (PID)

Bakteri Escherichia coli biasanya menghuni saluran pencernaan. Namun, beberapa strain E. coli juga menjadi salah satu penyebab diare. Pada bayi, terutama yang lahir prematur, bakteri E. coli dapat menyebabkan meningitis.

Tanda-tanda dan gejala

Gejala infeksi biasanya akan muncul tiga atau empat hari setelah terpapar dengan bakteri. Gejala umum dari infeksi bakteri E. coli adalah:

  • diare yang mendadak, parah, dan berair atau berdarah,
  • kram, nyeri pada perut,
  • mual dan muntah, kehilangan nafsu makan,
  • kelelahan, dan
  • demam.

Pada kasus yang lebih serius, infeksi juga bisa menimbulkan gejala seperti:

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini.

  • Diare tidak membaik setelah 4 hari, atau 2 hari pada bayi atau anak-anak.
  • Demam yang terkait dengan diare.
  • Sakit perut tidak berkurang setelah buang air besar.
  • Adanya nanah atau darah pada tinja.
  • Muntah selama lebih dari 12 jam.
  • Gejala infeksi usus dan baru saja makan makanan yang tidak higienis.
  • Gejala dehidrasi, seperti sedikitnya urin, rasa haus berlebih, atau pusing.

Penyebab

Apa penyebab infeksi bakteri E. coli?

Hanya beberapa bakteri Escherichia coli yang memicu gejala infeksi. Bakteri tersebut termasuk dalam satu kelompok yang disebut shiga-toxin-producing E. coli (STEC). Artinya, bakteri STEC dapat mengeluarkan racun bernama Shiga yang dapat merusak lapisan usus halus dan menyebabkan diare.

Salah satu jenis bakteri E.coli yang termasuk dalam kelompok STEC adalah E. coli O157:H7. Ada pula jenis STEC non-O157, tapi bakteri ini menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan jenis O157:H7.

Tidak seperti banyak bakteri penyebab penyakit lainnya, Escherichia coli dapat menyebabkan infeksi walaupun Anda hanya menelan sedikit.

Karena itu, Anda bisa sakit akibat bakteri E. coli hanya karena makan daging yang setengah matang atau karena menelan air kolam yang terkontaminasi.

Dikutip dari Mayo Clinic, di bawah ini adalah hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kondisi Anda.

Makanan yang terkontaminasi

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi adalah penyebab paling umum. Makanan dapat terkontaminasi akibat persiapan yang tidak tepat, berikut contohnya.

  • Tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum mempersiapkan atau mengonsumsi makanan.
  • Menggunakan peralatan, talenan, atau piring yang tidak bersih.
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akibat kondisi yang tidak memadai (suhu dan kelembapan).
  • Mengonsumsi makanan yang belum matang.
  • Mengonsumsi produk makanan laut mentah atau produk lainnya yang belum dicuci dengan bersih.
  • Mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Proses pemotongan: produk unggas dan daging terkontaminasi bakteri dari usus hewan.

Air yang terkontaminasi

Kotoran manusia dan hewan dapat mencemari air tanah dan permukaan, termasuk sungai dan danau yang digunakan untuk mengairi tanaman.

Keberadaan bakteri E. coli tetap ditemukan di perkotaan, meskipun sinar ultraviolet atau ozon disebut mampu membunuh bakteri tersebut.

Sumur pribadi menjadi penyebab utama infeksi E. coli karena pasokan air tidak memiliki sistem desinfektan. Beberapa orang juga dapat terinfeksi karena berenang di kolam atau danau yang terkontaminasi tinja. 

Penyebaran dari manusia ke manusia

Memang, infeksi Escherichia coli bukanlah penyakit air-borne yang bisa menyebar lewat udara. Namun, Anda tetap bisa menyebarkan bakteri ini ke orang lain.

Bakteri mudah tersebar apabila Anda tidak mencuci tangan dengan bersih setelah mengganti popok bayi atau membersihkan kotoran hewan.

Kemudian, Anda menyentuh tangan orang lain. Bila orang yang disentuh makan dengan tangan yang telah kotor, maka bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh. 

Penyebaran dari hewan

Orang yang bekerja dengan hewan, seperti sapi, kambing, dan domba dapat terinfeksi bakteri yang hidup di dalam tubuh hewan.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya terkena infeksi bakteri E. coli?

Ada banyak faktor risiko untuk infeksi bakteri E. coli, berikut ini di antaranya.

  • Usia. Anak-anak kecil serta lansia memiliki risiko yang lebih tinggi terkena bakteri E. coli.
  • Sistem imun yang melemah, seperti penderita AIDS atau orang yang menggunakan pengobatan kanker, atau obat untuk mencegah penolakan transplantasi organ.
  • Mengonsumsi jenis makanan tertentu, sebagai contoh: daging yang tidak matang, susu yang tidak terpasteurisasi, jus atau cuka apel, keju lembut yang terbuat dari susu mentah.
  • Bulan Juni hingga September adalah waktu di mana kasus infeksi E. coli paling banyak terjadi.
  • Menurunnya kadar asam lambung saat menggunakan obat-obatan untuk mengurangi kadar asam lambung, seperti esomeprazole, pantoprazole, lansoprazole, dan omeprazole.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

Infeksi bakteri E. coli dapat didiagnosis dengan memeriksa ada atau tidaknya bakteri pada sampel feses di laboratorium.

Bagaimana cara menangani infeksi bakteri E. coli?

Belum ada obat khusus untuk menangani infeksi Escherichia coli. Kebanyakan infeksi yang ringan bisa sembuh dengan sendirinya.

Anda cukup melakukan pemulihan dengan banyak istirahat dan minum air putih untuk menggantikan cairan yang hilang. Bergantung dengan kondisinya, ada beberapa pasien yang membutuhkan rawat inap agar bisa mendapatkan infus.

Obat-obatan anti-diare atau antibiotik biasanya tidak diberikan untuk pasien infeksi. Sebab, obat anti-diare bisa memperlambat sistem pencernaan Anda, sehingga akan mempersulit pembuangan racun.

Sedangkan antibiotik tidak disarankan karena dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi Anda dan malah menimbulkan komplikasi serius.

Pengobatan di rumah

Apa saja pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi bakteri E. coli?

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda pulih sekaligus mencegah infeksi bakteri E. coli.

  • Mencuci buah dan sayuran serta makanan lain dengan bersih.
  • Mencuci tangan dengan bersih sebelum makan, setelah ke toilet, setelah kontak dengan hewan.
  • Menggunakan peralatan, panci, dan piring yang bersih.
  • Menjauhkan daging mentah dari benda atau makanan yang bersih.
  • Menurunkan suhu daging beku di kulkas atau microwave dan tidak pada meja.
  • Segera memasukkan makanan sisa ke kulkas.
  • Hanya mengonsumsi susu yang terpasteurisasi.
  • Minum air matang.
  • Jangan memasak dan menyiapkan makanan jika Anda sedang diare.

Bila ada pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan