Pernahkah Anda merasakan diare setelah mengonsumsi antibiotik? Kondisi ini cukup umum sebagai salah satu efek samping dari obat antibiotik. Berikut penjelasan lengkap seputar kondisi diare akibat antibiotik.
Apa itu diare akibat antibiotik?
Diare akibat antibiotik adalah kondisi yang ditandai dengan buang air besar lembek atau encer, hingga tiga kali sehari atau lebih, setelah mengonsumsi obat antibiotik.
Umumnya, diare terkait antibiotik termasuk ringan tidak memerlukan pengobatan. Anda akan membaik dalam beberapa hari setelah berhenti mengonsumsi antibiotik.
Namun, beberapa kasus diare bisa terjadi cukup serius sehingga mungkin memerlukan penghentian atau penggantian antibiotik.
Seberapa umum kondisi ini?
Diare karena efek samping obat sangat umum dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun.
Dikutip dari Mayo Clinic, 1 dari 5 orang bisa mengalami diare setelah minum obat antibiotik.
Tanda dan gejala diare akibat antibiotik
Gejala utama diare terkait antibiotik yakni feses lembek atau encer serta meningkatnya frekuensi buang air besar.
Anda mungkin akan bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air besar hingga lebih dari tiga kali dalam sehari.
Gejala tersebut umumnya muncul dalam seminggu setelah Anda mulai menggunakan antibiotik.
Namun, diare maupun gejala lainnya bisa saja tidak muncul hingga beberapa hari atau minggu setelah Anda menjalani pengobatan dengan antibiotik.
Jadi, diare akibat antibiotik umumnya menimbulkan beberapa gejala berikut.
- Feses encer.
- BAB tiga kali atau lebih dalam sehari.
- Nyeri dan kram pada perut bagian bawah.
- Demam ringan.
- Mual.
- Kehilangan nafsu makan.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Apabila Anda mengalami tanda atau gejala di atas maupun pertanyaan lainnya, diskusikanlah dengan dokter Anda.
Khususnya bila kondisi Anda tidak membaik setelah beberapa hari atau Anda mengalami komplikasi dari diare, yaitu dehidrasi.
Gejala dehidrasi meliputi mulut sangat kering, rasa haus, urine sedikit atau tidak keluar, dan rasa lemas.
Penyebab diare akibat antibiotik
Penyebab diare terkait antibiotik tidak diketahui secara pasti.
Namun, para ahli meyakini bahwa kondisi ini terjadi ketika pengobatan antibiotik mengganggu keseimbangan bakteri sehingga jumlah bakteri jahat bertambah.
Clostridium difficile merupakan bakteri yang diduga kuat menjadi dalang di balik diare karena efek samping antibiotik ini.
Hampir semua antibiotik dapat memicu diare, tapi jenis antibiotik yang paling sering menjadi pemicunya antara lain:
- cefixime,
- cefpodoxime,
- amoxicillin, dan
- ampicillin.
Faktor risiko diare akibat antibiotik
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami diare terkait antibiotik.
- Pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.
- Menggunakan obat-obatan antibiotik dalam jangka panjang.
- Mengonsumsi lebih dari satu obat antibiotik.
Diagnosis diare akibat antibiotik
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, termasuk obat yang Anda konsumsi.
Dokter kemudian akan menyarankan tes laboratorium untuk mengetahui apakah terdapat bakteri C. difficile dalam feses.
Apakah antibiotik mempengaruhi pencernaan?
Ya, antibiotik dapat mempengaruhi pencernaan. Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi obat ini dapat membunuh bakteri baik yang hidup dalam usus. Bakteri baik ini memainkan peran penting dalam pencernaan dan kesehatan usus.
Pengobatan diare akibat antibiotik
Pengobatan untuk diare akibat antibiotik tergantung pada tingkat keparahan gejalanya. Berikut pilihan pengobatan yang tersedia.
1. Pengobatan untuk diare ringan
Jika Anda mengalami diare ringan, gejala kemungkinan akan menghilang dalam beberapa hari setelah perawatan antibiotik berakhir.
Pada beberapa kasus, dokter bisa saja menyarankan Anda untuk menghentikan terapi antibiotik lain hingga diare mereda.
2. Pengobatan untuk melawan infeksi bakteri
Bila diare berkaitan dengan infeksi C. difficile, dokter mungkin memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab diare.
Pada beberapa orang, ada kemungkinan diare akan kambuh sehingga mereka memerlukan perawatan kembali.
Pengobatan diare akibat antibiotik di rumah
Ada langkah-langkah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengatasi diare akibat efek samping obat.
1. Minum cukup cairan
Untuk mencegah dehidrasi ringan akibat diare, minumlah banyak air. Jika kondisi Anda cukup lebih serius, minumlah cairan yang mengandung air, gula dan garam, seperti oralit.
Hindari minuman yang tinggi gula atau mengandung alkohol atau kafein.
2. Pilih makanan yang lembut dan mudah dicerna
Pisang, roti tawar, dan nasi merupakan contoh makanan terbaik saat diare.
Hindari makanan berserat tinggi seperti kacang-kacangan dan sayuran. Begitu gejala membaik, Anda dapat kembali ke pola makan normal.
3. Konsumsi probiotik
Bakteri baik pada probiotik membantu mengembalikan keseimbangan lingkungan usus dengan meningkatkan jumlah bakteri baik.
Probiotik tersedia dalam bentuk kapsul atau cairan dan juga ditambahkan pada beberapa makanan, seperti beberapa merek yoghurt.
4. Gunakan obat antidiare
Pada beberapa kasus diare ringan akibat antibiotik, dokter dapat merekomendasikan obat antidiare, seperti loperamide.
Akan tetapi, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter karena obat ini bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk mengeluarkan racun.
Konsumsi antibiotik dapat menyebabkan diare pada beberapa orang.
Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya, tapi jangan ragu untuk mengunjungi dokter bila kondisi Anda tidak juga membaik setelah beberapa hari.
[embed-health-tool-bmr]