Manusia mewarisi warna kulit dari nenek moyang masing-masing. Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa warna yang dimiliki berhubungan dengan faktor genetik dan biologis lainnya. Lantas, apa yang menyebabkan begitu beragamnya warna kulit manusia?
Mengapa warna kulit berbeda-beda?
Tahukah Anda bahwa warna kulit (skin tone) manusia diawali dari warna cokelat yang paling gelap hingga warna cokelat yang paling terang?
Pada dasarnya, perbedaan skin tone setiap manusia dipengaruhi oleh pigmentasi, paparan sinar matahari, atau kombinasi dari keduanya.
Selain itu, perbedaan lingkungan berkontribusi terhadap warna yang dimiliki.
Pigmen
Salah satu faktor penentu warna kulit adalah pigmen. Pigmen dalam kulit disebut sebagai melanin yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yaitu melanosit.
Pigmen ini tersebar di antara sel-sel lain pada lapisan terdalam dari lapisan basal, yakni lapisan luar kulit.
Bila melanin sudah diproduksi, ia akan menyebar ke sel-sel kulit terdekat lainnya.
Distribusi dan jumlah melanin dalam sel-sel kulit inilah yang menentukan apakah Anda berkulit gelap atau terang.
Tanpa melanin, kulit akan menjadi pucat dengan nuansa merah muda akibat aliran darah melalui kulit.
Itu sebabnya, orang berkulit putih menghasilkan sedikit melanin, sedangkan pemilik kulit gelap memiliki jumlah melanin lebih banyak.
Pengaruh lingkungan
Hal-hal yang dapat meningkatkan atau menurunkan produksi melanin bisa memengaruhi warna kulit manusia.
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari menyebabkan kulit menghasilkan lebih banyak melanin. Alhasil, kulit pun akan menjadi lebih gelap.
Ini yang menjelaskan mengapa kebanyakan orang yang tinggal di wilayah yang dingin dengan sedikit paparan sinar matahari memiliki kulit yang terang.
Sementara itu, masyarakat di wilayah tropis cenderung berkulit gelap karena sering terkena sinar matahari.
Jenis warna kulit manusia
Seiring dengan berjalannya waktu, warna kulit manusia ternyata bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal.
Namun, karakteristik dari manusia ini pun tetap dipengaruhi oleh faktor genetik.
Umumnya, jenis warna kulit merujuk dari gelap hingga terang. Selain itu, skala Fitzpatrick bisa digunakan untuk menggolongkan warna kulit.
Skala Fitzpatrick mengelompokkan skin tone berdasarkan respons terhadap paparan sinar matahari (sunburn), terlepas dari tingkat kecerahan kulit.
Tipe 1 dan 2
Umumnya, orang dengan warna kulit tipe 1 dan 2 cenderung mudah terbakar.
Pemilik tipe 1 ditandai dengan warna gading sebelum terpapar sinar matahari.
Bila terkena matahari, kulitnya akan mengalami reaksi terbakar yang ditandai dengan bintik-bintik. Meski begitu, kulit tipe 1 tidak mudah berubah menjadi kecokelatan.
Sementara itu, jenis kulit 2 cenderung cerah atau pucat.
Bila terpapar sinar matahari, tipe 2 akan memunculkan bintik-bintik tanpa disertai dengan perubahan warna.
Tipe 3 hingga tipe 6
Dibandingkan tipe 1 dan 2, pemilik kulit tipe 3 hingga 6 jauh lebih aman dari reaksi terbakar akibat paparan sinar matahari.
Ini mungkin dikarenakan tipe yang satu ini cenderung lebih gelap dan menghasilkan melanin yang lebih banyak.
Walaupun demikian, pemilik jenis kulit ini masih tetap berisiko terhadap bahaya dari sinar UV.
Apa pun warna kulit Anda, sebaiknya gunakanlah tabir surya saat keluar ruangan untuk menghindari reaksi berbahaya dari paparan sinar UV.
Gangguan pada warna kulit
Selain menunjukkan apakah kulit lebih mudah terbakar atau tidak, jenis warna kulit bisa berkaitan dengan masalah kulit tertentu.
Kulit gelap
Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa membuat memiliki kulit yang lebih gelap, salah satunya penyakit Addison.
Penyakit penyebab kulit gelap ini biasanya membuat sel melanosit menghasilkan terlalu banyak melanin.
Kulit terang
Bila tubuh membuat terlalu sedikit melanin, kulit akan menjadi lebih terang.
Ada pun berbagai penyakit yang ditandai dengan kulit yang lebih terang, yakni:
- vitiligo,
- albinisme,
- infeksi atau lecet, dan
- luka bakar.