backup og meta

4 Jenis Filler untuk Kantung Mata dan Perbedaan Hasilnya

4 Jenis Filler untuk Kantung Mata dan Perbedaan Hasilnya

Penggunaan filler mampu mengencangkan dan mencerahkan kulit area bawah mata. Prosedur kecantikan yang satu ini sering dipilih untuk menghilangkan lingkaran hitam bawah mata, mengisi kantung mata, mempercantik bentuk mata dengan cepat. Ketahui apa saja jenis filler mata, manfaat, dan potensi efek sampingnya.

Jenis filler untuk kantung mata

Filler under eye adalah prosedur kosmetik nonbedah yang digunakan untuk mengurangi tampilan kantung mata dan memperbaiki area di sekitar mata yang tampak cekung atau gelap.

Prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah plastik atau profesional kesehatan dengan cara menyuntikkan filler ke area kantung mata.

Berdasarkan zat yang disuntikkan, berikut ini beberapa jenis cairan filler untuk kantung mata dan hasil yang diberikan.

1. Filler hyaluronic acid

Jenis filler kantung mata yang paling umum digunakan yaitu berisi hyaluronic acid. Sebenarnya tubuh secara alami memproduksi senyawa ini, tetapi produksinya berkurang seiring proses penuaan.

Hyaluronic acid bekerja dengan mendukung produksi kolagen di area bawah mata. Hal ini dapat mengencangkan kulit di area bawah mata serta menambah volume pada area bawah mata.

Kelebihan filler wajah yang menggunakan hyaluronic acid ini yaitu hasilnya bisa langsung terlihat  setelah prosedur.

Hasil dari filler hyaluronic acid biasanya bertahan antara 6 hingga 12 bulan, tergantung pada produk yang digunakan dan metabolisme tubuh seseorang.

Karena hyaluronic acid adalah zat yang secara alami ada di tubuh, risiko reaksi alergi sangat rendah.

2. Poly-l-lactic acid fillers (PLLA)

filler wajah

Poly-l-lactic acid (PLLA) adalah jenis filler untuk mengurangi tampilan kantung mata. PLLA berbeda dari filler hyaluronic acid karena memiliki mekanisme kerja yang unik dan menawarkan hasil jangka panjang.

Dikutip dari My Vision, filler ini bekerja dengan merangsang tubuh untuk memproduksi kolagen, yang kemudian mengisi volume dan meningkatkan tekstur kulit dari dalam ke luar.

Tidak seperti filler hyaluronic acid yang memberikan hasil segera, PLLA bekerja secara bertahap. 

Hasil penuh biasanya terlihat beberapa minggu hingga bulan setelah perawatan, saat kolagen baru terbentuk.

Produk komersial yang paling terkenal yang menggunakan PLLA adalah Sculptra.

3. Calcium hydroxyapatite

Terbuat dari kalsium dan fosfat, calcium hydroxyapatite (CaHa) merupakan under eye filler yang berfungsi menambah volume dan mengurangi mata panda.

Hampir sama seperti jenis filler lainnya, kalsium dan fosfat bekerja dengan cara merangsang produksi kolagen di kulit.

Hasil dari filler CaHA biasanya bertahan antara 12 – 18 bulan, lebih lama dibandingkan dengan filler hyaluronic acid.

Meskipun lebih tahan lama dari hyaluronic acid, filler CaHA masih memerlukan perawatan ulang untuk mempertahankan hasil.

Meskipun jarang, ada kemungkinan reaksi alergi atau infeksi.

4. Autologous fat transfer

Apabila area bawah mata terlihat kendur, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan autologous fat transfer.

Produser ini dilakukan dengan mengambil lemak di area tubuh lain untuk disuntikkan ke area bawah mata.

Lemak ini biasanya berasal dari perut, bokong, pinggul, atau paha. Karena menggunakan lemak sendiri, hasil metode ini terlihat sangat alami.

Kelebihan lainnya yaitu tidak ada risiko alergi atau penolakan karena lemak berasal dari tubuh pasien sendiri. Dengan teknik yang tepat, hasil fat transfer juga dapat bertahan lama.

Namun, dalam beberapa kasus prosedur ini harus diulang beberapa kali karena adanya penyerapan lemak oleh tubuh.

Waktu pemulihan mungkin lebih lama dibandingkan dengan filler sintetis karena adanya dua area yang memerlukan penyembuhan.

Filler kantung mata bertahan berapa lama?

Filler kantung mata bertahan antara 6 – 12 bulan tergantung jenis filler yang digunakan.

Efek samping filler kantung mata

Apabila dilakukan dengan cara yang aman dan oleh profesional yang tepercaya, filler bawah mata aman dilakukan. 

Hasil filler under eye juga cukup tahan lama dan efektif dibandingkan menggunakan produk krim mata. Namun, sama seperti prosedur lainnya, terdapat potensi efek samping yang mungkin muncul.

Efek samping filler under eye berbeda-beda tergantung jenis pengisi yang digunakan. Secara umum, berikut ini potensi efek samping saat menggunakan filler kantung mata.

  • Reaksi alergi terhadap bahan filler.
  • Bengkak dan memar sementara.
  • Risiko benjolan di bawah kulit.
  • Pada beberapa kasus, diperlukan perawatan tambahan, baik berupa penyuntikkan kembali maupun mengoleskan krim sekitar mata.

Suntik filler efektif untuk mengatasi berbagai masalah di area bawah mata, termasuk kantung mata, cekungan, dan lingkaran gelap. 

Efektivitas prosedur ini tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis filler yang digunakan, teknik penyuntikan, dan kondisi kulit pasien. 

Apa pun jenis filler kantung mata yang digunakan, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan.

Dokter akan mengetahui jenis filler mana yang cocok untuk mengatasi masalah kantung mata.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Under-Eye Fillers: Side Effects, Costs, & What to Expect. (2022). Retrieved 17 May 2024, from https://myvision.org/education/under-eye-fillers/ 

Abcs. (2022). The FDA Approves Juvéderm Volbella XC for Under-Eye Treatment. Retrieved 17 May 2024, from https://www.americanboardcosmeticsurgery.org/news/fda-approves-juvederm-volbella-xc-under-eyes/ 

Shacknai, G. (2022). How to get rid of under-eye bags. Retrieved 17 May 2024, from https://www.plasticsurgery.org/news/articles/how-to-get-rid-of-under-eye-bags 

Cleveland Clinic. (2024). Are Tear Trough Fillers Effective for Undereye Bags? Retrieved 17 May 2024, from https://health.clevelandclinic.org/is-tear-trough-filler-safe 

Agarwal M. (2019). Treatment of Dark Circles with the New 15 mg/ml Hyaluronic Acid Filler with Lidocaine. Indian dermatology online journal, 10(4), 471–472. https://doi.org/10.4103/idoj.IDOJ_381_18

Loghem, J. V., Yutskovskaya, Y. A., & Philip Werschler, W. (2015). Calcium hydroxylapatite: over a decade of clinical experience. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 8(1), 38–49.

Ablon G. (2016). Understanding How to Prevent and Treat Adverse Events of Fillers and Neuromodulators. Plastic and reconstructive surgery. Global open, 4(12 Suppl Anatomy and Safety in Cosmetic Medicine: Cosmetic Bootcamp), e1154. https://doi.org/10.1097/GOX.0000000000001154

Versi Terbaru

24/05/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Agar Tidak Keliru, Kenali Perbedaan Botox dan Filler

Setelah Suntik Filler, Apa Saja Pantangan yang Harus Dipatuhi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 24/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan