backup og meta

5 Efek Samping Sabun Mandi Antiseptik yang Perlu Diketahui

5 Efek Samping Sabun Mandi Antiseptik yang Perlu Diketahui

Banyak orang memakai sabun antiseptik untuk mandi karena dianggap lebih bersih dan mampu mengusir kuman yang menempel di kulit. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa terdapat efek samping jika sabun mandi antiseptik digunakan setiap hari?

Efek samping sabun mandi antiseptik pada kulit

Sabun antiseptik adalah produk pembersih yang mengandung bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan virus.

Sabun antiseptik mengandung bahan kimia triclosan, tetapi FDA atau setara BPOM di Indonesia melarang penggunaan zat kimia ini dalam produk rumah tangga karena memiliki banyak risiko kesehatan.

Beberapa efek samping sering mandi dengan sabun antiseptik dijelaskan dalam daftar berikut ini.

1. Kulit menjadi kering dan kasar

sabun mandi untuk ibu hamil

Salah satu dampak terlalu sering mandi dengan sabun antiseptik cair yaitu kulit menjadi kering dan kasar. 

Bahan aktif triclosan dalam sabun antiseptik memang berfungsi membunuh kuman dan bakteri. Saking ampuhnya memberantas patogen, triclosan juga dapat mengurangi minyak alami yang diproduksi oleh kulit.

Dalam penggunaan jangka panjang, bahan antiseptik ini bisa membuat kulit kehilangan kelembapan alaminya. Akibatnya, kulit mudah kering, kasar, gatal, dan kemerahan.

2. Meningkatkan risiko alergi

Efek samping sabun mandi antiseptik lainnya yaitu meningkatkan risiko alergi

Sabun antiseptik sering kali mengandung bahan kimia, seperti triclosan dan pewangi sintetis, yang dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang.

Ketika kulit terpapar secara berulang dengan bahan-bahan ini, sistem kekebalan tubuh mungkin menganggap zat-zat tersebut sebagai ancaman.

Bagi orang yang memiliki kulit sensitif atau riwayat alergi, risiko ini semakin meningkat. Penggunaan sabun antiseptik yang tidak sesuai juga dapat memperburuk kondisi kulit.

3. Dapat mengubah hormon

Salah satu penelitian dalam jurnal International Journal of Molecular Sciences meneliti efek triclosan yang dikandung dalam sabun antiseptik.

Penelitian tersebut mengatakan triclosan tidak hanya berdampak pada kesehatan kulit, tetapi juga dapat mengganggu reseptor estrogen dan androgen.

Reseptor estrogen berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh terkait hormon wanita, sedangkan androgen mengatur hormon pria.

Berbagai gangguan ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan, mulai dari ganggain hormonal hingga kesuburan.

4. Meningkatkan resistensi bakteri

Penggunaan sabun antiseptik yang terlalu sering juga bisa menyebabkan resistensi bakteri.

Hal ini karena kandungan triclosan bekerja dengan menghambat enzim penting dalam pertumbuhan bakteri, yaitu enzim enoyl-acyl carrier protein reductase.

Enzim ini terlibat dalam sintesis asam lemak yang dibutuhkan bakteri kulit untuk membentuk dinding selnya.

Namun, bakteri secara alami bisa mengalami mutasi genetik yang membuat mereka kebal terhadap triclosan. Jadi, bakteri tetap dapat bertahan hidup sekalipun terpapar triclosan.

Bakteri yang bertahan ini kemudian berkembang biak, menghasilkan populasi bakteri yang lebih tahan terhadap efek triclosan.

5. Kegunaannya sama dengan sabun biasa

Sabun antiseptik sering dianggap lebih efektif daripada sabun biasa karena mengandung triclosan atau triclocarban yang dirancang untuk membunuh bakteri.

Namun, sabun antiseptik sebenarnya tidak lebih efektif daripada sabun biasa dalam membersihkan kuman dan mencegah penyakit.

Sabun biasa dan sabun antiseptik bekerja dengan cara yang sama untuk membersihkan kulit, yaitu mengurangi minyak, mengangkat kotoran kulit, dan menghilangkan mikroorganisme dari permukaan kulit.

Selain itu, kunci mencuci tangan yang baik bukan dari jenis sabunnya, melainkan durasi dan teknik mencuci tangan yang benar.

Cuci tangan 20 detik dengan sabun biasa sudah cukup untuk menghilangkan sebagian besar kuman, termasuk bakteri dan virus, dari permukaan kulit. 

Demikianlah beberapa efek samping sabun mandi antiseptik yang perlu diketahui. Penting untuk mempertimbangkan penggunaan sabun antiseptik dengan bijak demi menjaga keseimbangan minyak alami dan hidrasi kulit.

Ringkasan

Berikut ini efek samping sabun mandi antiseptik yang belum banyak diketahui.

  • Menyebabkan kulit kering dan kasar.
  • Meningkatkan risiko alergi.
  • Memengaruhi keseimbangan hormon.
  • Meningkatkan resistensi bakteri.
  • Memiliki kegunaan yang sama dengan sabun biasa.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Greenfield, N. (2016). The Dirt on Antibacterial Soaps. Retrieved 24 September 2024, from https://www.nrdc.org/stories/dirt-antibacterial-soaps 

Antibacterial Soap vs. Regular Soap: Which One Is Better? (n.d.). Retrieved 24 September 2024, from https://www.unitypoint.org/news-and-articles/antibacterial-soap-vs-regular-soap-which-one-is-better 

Commissioner, O. of the. (n.d.). Washing your hands with soap, water helps prevent disease, infection. Retrieved 24 September 2024, from https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/skip-antibacterial-soap-use-plain-soap-and-water 

Antibacterial soap. (2024). Retrieved 24 September 2024, from https://dermnetnz.org/topics/antibacterial-soap 

professional, C. C. medical. (2024). Triclosan: What It Is & Effects. Retrieved 24 September 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24280-triclosan 

Marques, A. C., Mariana, M., & Cairrao, E. (2022). Triclosan and Its Consequences on the Reproductive, Cardiovascular and Thyroid Levels. International journal of molecular sciences, 23(19), 11427. https://doi.org/10.3390/ijms231911427 

Versi Terbaru

01/10/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Bolehkah Membersihkan Vagina Dengan Sabun Mandi Biasa?

Cuci Muka dengan Sabun Mandi Sebabkan 3 Efek Samping Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 01/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan