10 Kebiasaan dan Kelainan yang Menyebabkan Kuku Rusak
Semua orang ingin terlihat sempurna dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk kuku. Itu kenapa banyak yang rajin melakukan perawatan kuku. Namun, ada sejumlah penyebab yang bisa bikin kuku rusak. Apa saja? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.
Penyebab kuku rusak
Penyebab-penyebab kuku rusak dapat bervariasi dari kebiasaan hingga kelainan abnormal pada kuku.
Berikut ini adalah daftar penyebab kuku rusak akibat kebiasaan dan kelainan tertentu.
1. Gigit kuku
Kebiasaan ini juga disebut dengan onychophagia.
Sebenarnya, menggigit kuku biasanya tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang. Namun, menggigit kuku bisa menyebarkan bakteri yang bersembunyi di bawah kuku.
Kemudian, bakteri bisa menginfeksi, merusak gigi, serta membuat kuku menjadi rapuh dan bentuknya tidak rata karena terus digigiti.
2. Leukonychia (bintik putih)
Bintik atau garis putih yang tidak seragam pada kuku disebut leukonychia. Ini biasanya muncul karena cedera kecil dan bersifat tidak berbahaya.
Terkadang leukonychia juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan dan kekurangan gizi.
Faktor risiko lainnya penyebab kuku rusak ini yaitu penyakit menular, penyakit metabolik, penyakit sistemik, serta penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Membersihkan kutikula
Pada bagian pinggir kuku, ada lapisan lilin berwarna putih yang disebut kutikula.
Saat memotong kuku, kutikula juga sering ikut dibersihkan. Padahal lapisan lilin ini dapat mencegah jamur dan bakteri yang mencoba masuk ke sela-sela kuku.
Terlebih jika cara potongnya salah, kutikula bisa robek dan akhirnya mengakibatkan peradangan pada jari Anda.
4. Salah mengikir kuku
Mengikir kuku merupakan bagian dari perawatan kuku, tetapi bila Anda meratakannya dengan gerakan yang terlalu kasar bisa menyebabkanmasalah pada kuku.
Alih-alih menjadi lebih halus, kuku malah menjadi tipis, terbelah, dan mengelupas.
5. Pitting
Pitting mengacu pada retakan kecil atau lubang kecil di kuku. Ini umum terjadi pada orang yang menderita psoriasis.
Psoriasis kuku adalah suatu kondisi yang menyebabkan kuku menjadi kering, merah, dan teriritasi.
Beberapa penyakit sistemik seperti diabetes juga dapat menyebabkan pitting.
6. Lindsay’s nails
Kuku Lindsay juga dikenal sebagai kuku setengah. Satu bagian kuku berwarna putih, sedangkan bagian lainnya berwarna merah muda, merah, atau cokleat.
Masalah kuku ini juga bisa memunculkan garis-garis tajam yang membagi kedua bagiannya.
Orang yang memiliki kuku Lindsay mungkin memiliki salah satu kondisi seperti penyakit ginjal, menjalani terapi hemodialisis (cuci darah), masalah ginjal, dan menjalani transplantasi organ.
7. Membersihkan cat kuku dengan cara yang salah
Membersihkan sisa riasan kuku dengan cairan aseton dan menggosoknya terlalu keras bisa merobek lapisan kuku dan kuku akhirnya rusak.
Selain bahaya menggunakan aseton, membiarkan kuku terlalu lama menggunakan cat kuku juga bisa membuat lapisan kuku menjadi kering.
8. Cedera kuku
Ada beberapa faktor penyebab cedera kuku, salah satunya membuka kaleng minum dengan kuku.
Meski kelihatannya lebih praktis, membuka tutup minuman atau benda lainnya dengan ujung kuku bisa membuat permukaan kuku menjadi tidak rata, patah, dan rusak.
Selain itu, mencuci piring atau mengepel lantai tidak menggunakan sarung tangan. Padahal terlalu lama terkena air dan terpapar zat kimia bisa membuat kuku menjadi bengkak dan kering.
9. Beau’s line
Retakan yang melintasi kuku Anda disebut Beau’s line atau garis Beau. Ini bisa menjadi tanda kekurangan gizi, seperti mineral seng.
Penyebab lain dari Beau’s line, seperti penyakit pembuluh darah perifer, radang paru-paru, dan diabetes yang tidak terkontrol.
10. Onikotilomania
Onikotilomania atau kuku papan cuci adalah kondisi di mana Anda memiliki lekukan dan tonjolan di tengah ibu jari.
Kondisi ini terjadi akibat kebiasaan memotong atau membersihkan kutikula pada jari Anda. Kebiasaan ini membuat kuku tumbuh tampak seperti papan cuci yang bergelombang.
Cara mencegah kuku rusak
Anda dapat mencegah kuku rusak dengan merawat kuku agar tetap sehat dan menghindari aktivitas yang menyebabkan kuku rusak.
Ikuti panduan dari CDC berikut untuk menjaga kuku tetap sehat.
Gangguan pertumbuhan kuku bisa jadi merupakan gejala dari kondisi medis, asupan gizi yang buruk, atau stres yang berlebihan.
Bicaralah dengan dokter jika khawatir tentang perubahan pada kuku Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
12 NAIL CHANGES A DERMATOLOGIST SHOULD EXAMINE. (n.d.). American Academy of Dermatology Association. Retrieved June 20, 2022 from, https://www.aad.org/public/everyday-care/nail-care-secrets/basics/nail-changes-dermatologist-should-examine
Fingernails: Do’s and don’ts for healthy nails. (2022). Mayo Clinic. Retrieved June 20, 2022 from, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/nails/art-20044954
Nail abnormalities. (2021). Mount Sinai. Retrieved June 20, 2022 from, https://www.mountsinai.org/health-library/symptoms/nail-abnormalities
Nail abnormalities. (n.d.). Nidirect. Retrieved June 20, 2022 from, https://www.nidirect.gov.uk/conditions/nail-abnormalities
Nail Hygiene. (2021). Centers for Disease and Control Prevention. Retrieved June 20, 2022 from, https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/hand/nail_hygiene.html
Versi Terbaru
25/07/2022
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.