backup og meta

Cat Kuku, Kenali Jenis dan Efeknya pada Kesehatan Tubuh

Cat Kuku, Kenali Jenis dan Efeknya pada Kesehatan Tubuh

Tentu banyak orang yang ini agar kukunya tampak cantik. Nah, salah satu cara mempercantik kuku adalah dengan mengecat kuku. Ada beragam jenis cat kuku (kutek) yang bisa Anda jumpai. Untuk itu, kenali cat kuku lebih lanjut dan dampaknya terhadap kesehatan. 

Apa itu cat kuku?

Cat kuku adalah produk yang digunakan untuk melapisi lempeng kuku agar tampilannya lebih cantik.

Mengecat kuku bahkan juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kuku tertentu, seperti kuku yang terkelupas atau melunak. 

Perawatan kuku yang satu ini mengandung formula yang bertujuan untuk meningkatkan tampilan kuku dengan menyamarkan kuku yang retak atau terkelupas.

Kandungan kutek biasanya terdiri dari campuran polimer organik dan beberapa bahan lainnya untuk memberikan warna dan tekstur yang unik. 

Anda bisa mewarnai kuku sebagai bagian dari manicure dan pedicure di salon, atau melakukannya sendiri di rumah dengan membeli produk kutek yang dijual bebas. 

Produk kutek, termasuk berbentuk gel, cairan, dan bubuk, umumnya mengandung bahan-bahan, seperti: 

  • dibutyl phthalate (DBP), 
  • toluene
  • formaldehida,
  • kamper,
  • parafin, 
  • metakrilat,
  • aseton, dan
  • asetonitril.

Jenis cat kuku

cara mengeringkan kutek dengan cepat

Bagi orang yang hobi mengecat kuku mereka mungkin sudah paham betul mengenai jenis-jenis kutek. 

Berikut ini beberapa jenis kutek yang perlu Anda kenali sebelum mencoba mewarnai kuku Anda. 

1. Cat kuku biasa

Jenis kutek yang paling sering digunakan untuk mengecat kuku adalah kutek konvensional.

Cat kuku yang satu ini biasanya harus dioleskan beberapa kali pada kuku dan dapat dikeringkan dengan udara. 

Kutek ini mengandung polimer yang dilarutkan. Selama proses pengeringan, pelarut akan menguap dan polimer pun mengeras sehingga menghasilkan cat yang menempel pada kuku. 

2. Cat kuku gel

Ini adalah salah satu jenis kutek kuku yang cukup populer. Varian kutek yang satu ini terbilang cukup tahan lama dibandingkan jenis lainnya karena mengandung polimer metakrilat. 

Cara pemakaiannya pun mirip dengan kutek kuku pada umumnya, tetapi tidak akan mengering dengan sendirinya. Anda perlu mengeringkan kutek di bawah lampu LED atau ultraviolet. 

Berbeda dengan kutek biasa, kutek gel lebih sulit dihilangkan dan dapat bertahan selama dua minggu. 

Anda bisa menghilangkan kutek gel dengan merendam kuku dalam kandungan aseton murni dengan waktu yang tergantung pada formula di dalamnya. 

3. Cat kuku bubuk

Tidak hanya dalam bentuk gel, kutek kuku bisa Anda temukan dalam bentuk bubuk. Varian yang satu ini biasa digunakan dalam proses manikur dan pedikur. 

Cat yang terdiri dari bubuk akrilik halus ini nantinya akan dicampurkan dengan bahan perekat agar dapat menempel di kuku. 

Bahan perekat ini dapat membuat cat bubuk mengeras dan memberikan warna yang pekat pada kuku. 

4. Cat kuku nontoksik atau tidak beracun

Ada jenis kutek yang memiliki label nontoksik atau tidak mengandung bahan beracun. 

Namun, klaim nontoksik pada kutek kuku masih perlu dipertanyakan, mengingat kandungan bahan kimia yang bisa menimbulkan risiko tertentu. 

Label nontoksik pada kutek mengacu pada ketiadaan lima bahan yang cukup spesifik, yakni: 

  • formaldehida, 
  • toluene
  • dibutyl phthalate (DBP), 
  • formaldehida, 
  • resin, dan 
  • kamper.

Mengutip situs Harvard Health Publishing, formaldehida merupakan bahan pengawet yang diyakini dapat menyebabkan kanker

Senyawa ini juga yang menjadi zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Sifat ini juga berlaku untuk resin formaldehida, dibutil ftalat, dan toluene

Sementara itu, kamper merupakan minyak yang digunakan sebagai obat oles, tetapi bisa menjadi racun ketika tertelan. 

Sejumlah penelitian juga melaporkan bahwa bahan kimia dalam cat kuku dapat terserap ke dalam tubuh, tetapi belum dapat ditentukan berapa jumlah pastinya.

 Bahaya cat kuku terhadap kesehatan

cara memutihkan kuku yang kuning

Mengecat kuku memang dapat mempercantik tampilan kuku. Sayangnya, kebanyakan produk kutek mengandung tiga bahan beracun yang berisiko bagi kesehatan. 

1. Mengganggu saraf

Senyawa kimia dalam kutek yang berdampak buruk terhadap kesehatan adalah toluene.

Toluene merupakan pelarut yang dipakai untuk mengencerkan kutek agar menjadi halus setelah dioleskan. 

Pelarut biasanya cukup berbahaya, terutama bagi sistem saraf. Beberapa orang menghirup cat semprot, lem, dan bensin dapat menjadi pusing dan pingsan.

Meski demikian, toluene mungkin hanya terserap ke kulit dalam jumlah kecil, sehingga risikonya bisa jadi tidak sebesar saat menghirup lem. 

2. Reaksi alergi

Sebagai pengeras kutek, kandungan formaldehida dianggap dapat mengganggu kesehatan, terutama bagi penderita alergi terhadap formaldehida.

Oleh karena itu, orang yang memiliki alergi ini dianjurkan untuk menggunakan perawatan kuku tanpa formaldehida.

3. Mengganggu sistem reproduksi

Siapa sangka bila cat kuku berpotensi memengaruhi organ reproduksi? Bahaya ini berasal dari senyawa dibutyl phthalate (DBP).

Dibutyl phthalate merupakan senyawa kimia yang membuat kutek lebih mudah dioleskan. Selain itu, senyawa kimia ini juga mencegah kuku yang dicat menjadi rapuh dan terkelupas. 

DBP ternyata disebut dapat memengaruhi sistem reproduksi karena menyebabkan gangguan sistem endokrin (hormon). Hal ini diperlihatkan dalam penelitian dari EWG dan Duke University.

Para peneliti juga menemukan bahwa kutek yang mengandung triphenyl phosphate (TPHP) dapat mengganggu hormon endokrin.

TPHP dapat mengganggu fungsi dan kadar hormon manusia, terutama ketika proses reproduksi dan pertumbuhan. 

Banyak perusahaan kosmetik yang menggunakan TPHP karena membuat kutek kuku yang mudah dipakai dan tahan lama.

Ringkasan

Dibutyl phthalate dan triphenyl phosphate berpotensi memengaruhi organ reproduksi karena mengganggu sistem endokrin.

Tips mengecat kuku dengan kutek

Walaupun kutek, terutama kutek gel, tahan lama dalam mempercantik tampilan kuku Anda, kandungan di dalamnya dapat memengaruhi kesehatan kuku.

Mengecat kuku dengan kutek gel dapat menyebabkan kuku menguning, rapuh, dan pecah-pecah. 

Maka dari itu, mewarnai kuku tidak boleh asal-asalan karena ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk menjaga kuku tetap sehat

1. Selalu tanya tingkat kebersihannya dengan terapis 

Tidak ada salahnya untuk bertanya seputar kebersihan alat yang digunakan untuk mengecat kuku kepada terapis.

Anda bisa menanyakan, apakah alatnya sudah disterilkan, baik sesudah maupun sebelum digunakan. 

Selain itu, jangan pernah membiarkan terapis memotong kutikula Anda saat mewarnai kuku agar tidak terjadi peradangan atau infeksi jamur pada kuku

2. Pertimbangkan cat kuku biasa dibandingkan kutek gel

Bagi orang yang memiliki alergi aseton atau sering mengalami masalah kuku, mungkin perlu mempertimbangkan penggunaan cat kuku konvensional.

Pasalnya, Anda perlu menggunakan aseton untuk menghilangkan warna cat kuku konvensional. 

3. Pakai tabir surya

Sebelum mengecat kuku, sebaiknya gunakan tabir surya tahan air dengan SPF 30 pada tangan Anda. Hal ini bertujuan untuk mencegah kanker kulit dan penuaan kulit di sekitar kuku.

Tabir surya juga melindungi kulit dari sinar UV yang digunakan ketika ‘mengeringkan’ cat kuku gel ke kuku.

Anda juga bisa memakai sarung tangan berwarna gelap dengan ujung jari yang terbuka sebelum cat kuku dioleskan. 

4. Rendam ujung jari dengan aseton

Bila kutek sudah hilang, cobalah untuk merendam ujung jari dengan aseton, tidak seluruh tangan atau jari Anda. Dengan begitu, kulit di sekitarnya pun bisa terlindungi. 

Pilihan lainnya yaitu memakai bola kapas untuk menghilangkan kutek. Cobalah untuk merendam bola kapas dalam aseton dan tempelkan pada kuku. 

Sebelum itu, bungkus kulit di sekitar jari dengan alumunium foil agar tidak terpapar aseton. Cara ini dapat memastikan hanya kuku Anda yang bersentuhan dengan aseton.

Amankah ibu hamil memakai cat kuku?

Kutek, terutama dalam bentuk gel, tergolong aman dipakai oleh ibu hamil, asalkan berhati-hati.

Namun, usahakan untuk tidak mengecat kuku dengan kutek berbahan methacrylate monomer (MMA).

Pasalnya, bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, mata dan paru-paru, serta memicu reaksi alergi. 

Sementara itu, beberapa ibu hamil mungkin akan merasa mual ketika mencium aroma bahan kimia yang ada di salon. 

Bila Anda mengalami sakit kepala atau mual saat mengecat kuku, cobalah untuk menghirup udara segar di luar. 

Beberapa bahan pada kutek yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan ternyata tidak begitu berisiko membahayakan ibu dan janin.

Penggunaan kutek hanya menyebabkan paparan toluene, formaldehida, atau kamper dalam jumlah kecil, sehingga tidak akan terserap ke paru-paru. 

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Valdes, B., Serro, A., Marto, J., Galhano dos Santos, R., Cutrín Gómez, E., & Otero-Espinar, F. et al. (2018). Polyurethanes as New Excipients in Nail Therapeutics. Pharmaceutics, 10(4), 276. doi: 10.3390/pharmaceutics10040276

Mendelsohn, E., Hagopian, A., Hoffman, K., Butt, C., Lorenzo, A., & Congleton, J. et al. (2016). Nail polish as a source of exposure to triphenyl phosphate. Environment International, 86, 45-51. doi: 10.1016/j.envint.2015.10.005

A look at the effects of nail polish on nail health and safety – Harvard Health. (2019). Retrieved 30 June 2022, from https://www.health.harvard.edu/blog/a-look-at-the-effects-of-nail-polish-on-nail-health-and-safety-2019112118231

Nailing Down the Facts: Nail Treatment Safety in Pregnancy. (2018). Retrieved 30 June 2022, from https://mothertobaby.org/baby-blog/nailing-down-the-facts-nail-treatment-safety-in-pregnancy/

Nailed. (2015). Retrieved 30 June 2022, from https://www.ewg.org/research/nailed

Gel manicures: Tips for healthy nails. (2022). Retrieved 30 June 2022, from https://www.aad.org/public/everyday-care/nail-care-secrets/basics/pedicures/gel-manicures

Is It Safe To Wear Nail Polish All Summer? | Piedmont Healthcare. (2022). Retrieved 30 June 2022, from https://www.piedmont.org/living-better/is-it-safe-to-wear-nail-polish-all-summer 

Versi Terbaru

21/07/2022

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

6 Trik Agar Kuteks Cepat Kering Tanpa Memakan Waktu Banyak

Bolehkah Ibu Hamil Mempercantik Kuku dengan Pakai Kutek?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 21/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan