backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Xanthoma, Gumpalan Lemak di Kulit Akibat Kolesterol Tinggi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/12/2021

    Xanthoma, Gumpalan Lemak di Kulit Akibat Kolesterol Tinggi

    Pernahkah merasakan adanya gumpalan kekuningan yang berada di bawah kulit? Bisa jadi ini merupakan xanthoma akibat gejala kolesterol tubuh yang terlalu tinggi. Simak gejala, penyebab, dan langkah pengobatannya berikut ini.

    Apa itu xanthoma?

    Xanthoma adalah suatu kondisi pertumbuhan lemak yang berkembang di bawah kulit. Terkadang kondisi ini bisa terjadi pada lapisan subkutan yang lebih dalam.

    Pertumbuhan lemak yang membentuk gumpalan ini bisa timbul pada bagian tubuh mana saja, termasuk kaki, tangan, bokong, hingga persendian siku dan lutut.

    Namun, gumpalan lebih umum memengaruhi bagian sekitar kelopak mata. Kondisi ini sendiri disebut sebagai xanthelasma.

    Ukuran gumpalan kekuningan ini bervariasi, mulai kecil hingga cukup besar. Anda bisa mendapati benjolan tunggal atau dalam kelompok.

    Xanthoma tidak menyebabkan gangguan yang berarti, tapi mungkin terasa gatal saat disentuh.

    Kondisi penyebabnya perlu Anda tangani walaupun benjolan ini sendiri tidak berbahaya.

    Seberapa umumkah kondisi ini?

    Kondisi ini dapat terjadi pada semua jenis kelamin dan usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun.

    Xanthoma juga merupakan tanda dari gangguan metabolisme lipid (zat lemak) atau disebut juga dengan dislipidemia. Kondisi ini bisa memengaruhi kulit. 

    Anda yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi perlu memperhatikan risiko untuk mengembangkan kondisi ini. 

    Tanda dan gejala xanthoma

    penyebab xanthoma

    Ada beberapa jenis xanthoma kulit yang terbagi berdasarkan letaknya. 

    1. Xanthelasma palpebrarum

    Bentuk paling umum ini sering terjadi pada sekitar area kelopak mata, sejajar dengan bagian tengah kelopak mata atas dan bawah.

    Kondisi ini menimbulkan gejala berupa benjolan lunak kuning atau jingga. Benjolan biasanya kecil dan membesar perlahan dalam beberapa bulan.

    2. Xanthoma tuberous

    Gumpalan lemak ini berkembang pada bagian tubuh, seperti lutut, siku, dan tumit.

    Xanthoma tuberous ditandai dengan timbulnya nodul keras yang berwarna merah kekuningan. 

    3. Xanthoma tendinous

    Jenis xanthoma ini berhubungan dengan trauma yang membesar secara perlahan di tendon (urat otot).

    Gumpalan lemak terbentuk pada tendon yang terletak di atas buku-buku jari atau tendon Achilles.

    4. Xanthoma erupsi

    Benjolan-benjolan kecil berukuran 2‒5 mm dengan tepian berwarna merah umumnya muncul pada bokong atau bahu. Benjolan bisa lunak dan terasa gatal.

    5. Xanthoma planar

    Jenis xanthoma ini dapat tumbuh di setiap bagian tubuh, ciri-cirinya berupa plak tipis yang hampir rata dengan kulit dan berwarna kekuningan. 

    6. Xanthoma disseminatum dan verruciformis

    Kedua jenis gangguan ini dapat muncul pada orang yang tidak terkait dislipidemia.

    Xanthoma disseminatum menimbulkan benjolan kuning atau merah pada wajah dan batang tubuh.

    Sementara itu, xanthoma verruciformis lebih sering memengaruhi bagian mulut dan sekitarnya.

    Kapan sebaiknya harus periksa ke dokter?

    Umumnya, kondisi ini tidak berbahaya dan tidak perlu Anda hilangkan.

    Namun, bisa saja hal ini menjadi pertanda kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi.

    Peningkatan keduanya dapat menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah.

    Maka dari itu, lebih baik konsultasikan ke dokter untuk mengobati penyakit yang mendasarinya.

    Penyebab dan faktor risiko xanthoma

    Xanthoma merupakan gejala dari masalah kesehatan lain, terutama yang disebabkan oleh tingginya kadar lipid dalam aliran darah.

    Lipid adalah zat lemak yang terdiri dari kolesterol dan trigliserida. Peningkatan kadar keduanya dapat terjadi akibat sejumlah kondisi berikut ini.

    • Obesitas: penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh.
    • Diabetes: kondisi kronis akibat tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah.
    • Hiperlipidemia: kondisi meningkatnya kadar kolesterol dalam darah.
    • Hipotiroidisme: kondisi kelenjar tiroid yang tidak menghasilkan hormon.
    • Kolestasis: kondisi melambat atau berhentinya aliran empedu dari organ hati.
    • Sirosis bilier primer: kondisi saat saluran empedu mengalami kerusakan perlahan.
    • Sindrom nefrotik: gangguan yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah ginjal.
    • Efek samping obat-obatan: konsumsi tamoxifen, prednison, dan siklosporin.

    Komplikasi dari xanthoma

    Xanthoma biasanya merupakan gejala yang menyerang kulit jika Anda mengalami dislipidemia.

    Oleh karena itu, gangguan ini dapat menimbulkan komplikasi dari kondisi yang mendasarinya, termasuk penyakit kardiovaskular dan pankreatitis.

    Penyakit pembuluh darah dan jantung (kardiovaskular) akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah bisa menyebabkan serangan jantung hingga stroke.

    Sementara itu, pankreatitis yang tergolong penyakit langka ini dapat terjadi ketika organ pankreas mengalami peradangan.

    Diagnosis xanthoma

    Dokter atau dokter spesialis kulit (dermatolog) akan memeriksa gumpalan pada permukaan kulit untuk memastikan ada tidaknya timbunan lemak.

    Untuk memastikan kondisi ini bukan kanker, dokter akan melakukan biopsi kulit.

    Dokter akan mengambil sampel gumpalan untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

    Karena disebabkan tingginya kadar lipid, dokter akan meminta untuk menjalani tes darah. Dari hasil tes, dokter dapat mendiagnosis diabetes dan memeriksa fungsi hati.

    Pengobatan xanthoma

    Tumor mata

    Setelah pemeriksaan, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pengobatan penyakit yang mendasari timbulnya gumpalan lemak kulit.

    Kadar gula dan lemak darah yang terkontrol dapat membantu menghilangkan dan mengurangi risiko kekambuhan, terutama untuk jenis xanthoma tuberous dan planar.

    Walaupun begitu, dermatolog juga bisa membantu Anda menghilangkan xanthoma dengan prosedur, termasuk eksfoliasi kimia, krioterapi, operasi laser, dan eksisi.

    1. Eksfoliasi kimia

    Pengobatan sederhana dengan larutan kimia, seperti asam trikloroasetat topikal 50‒100% bisa membantu mengikis gumpalan pada permukaan kulit. 

    Laporan dalam Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery menemukan asam trikloroasetat 70% sebagai konsentrasi yang paling efektif untuk menangani masalah kulit ini.

    2. Krioterapi

    Terapi dingin atau cryotherapy dengan nitrogen cair dan bahan kimia lainnya dokter gunakan untuk membekukan dan menghancurkan xanthoma di kulit Anda.

    3. Operasi laser

    Sejumlah metode operasi laser, seperti laser erbium YAG dan laser karbon dioksida (CO2), tergolong minim efek samping dan kekambuhan.

    Perawatan laser erbium YAG bahkan bisa besar dari kekambuhan xanthoma hingga 12 bulan.

    4. Eksisi

    Pembedahan bisa membantu mengangkat gumpalan lemak, terutama pada jenis xanthoma tertentu yang letaknya jauh dalam permukaan kulit.

    Perawatan tersebut tentu memiliki keuntungan dari risiko masing-masing.

    Konsultasikan ke dokter untuk menentukan mana yang tepat sesuai kondisi Anda.

    Pengobatan di rumah untuk xanthoma

    Xanthoma mungkin tidak bisa Anda cegah sepenuhnya, terlebih apabila tidak berusaha untuk menurunkan faktor risiko dari gangguan kulit ini. 

    Jika memiliki dislipidemia atau diabetes, Anda dapat melakukan perubahan gaya hidup untuk menjaga kadar lipid dan glukosa dalam aliran darah.

    • Diet rendah lemak dan kolesterol, serta pilih makanan dengan indeks glikemik rendah.
    • Hindari makanan dan minuman yang tinggi lemak jenuh, seperti daging merah, susu dan produk olahannya, serta makanan berminyak dan berlemak.
    • Berolahraga secara rutin untuk menjaga berat badan ideal.
    • Berhenti merokok dan batasi minum minuman beralkohol.

    Selalu ikuti anjuran dan resep obat dari dokter untuk mengelola kondisi yang Anda alami. Tes darah secara rutin juga membantu menjaga kadar kolesterol tetap terkendali.

    Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar xanthoma, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan