backup og meta

Mengenal “Alergi” Kaporit, Musuh bagi yang Hobi Berenang

Mengenal “Alergi” Kaporit, Musuh bagi yang Hobi Berenang

Penambahan kaporit (klorin) ke dalam kolam renang bertujuan untuk menjernihkan air dan membunuh bakteri penyebab penyakit. Sayangnya, kaporit juga bisa menimbulkan gejala pada kulit yang mirip dengan alergi, misalnya ruam dan gatal-gatal.

Lantas, adakah cara untuk mengetahui apakah Anda alergi pada klorin dalam kolam renang? Bagaimana cara mencegah kulit ruam dan gatal setelah berenang? Berikut ulasan selengkapnya.

Apa itu alergi kaporit?

“Alergi” kaporit sebenarnya adalah istilah awam untuk menyebut reaksi yang muncul pada kulit setelah bersentuhan dengan klorin.

Gejala yang Anda alami pada dasarnya bukanlah reaksi alergi, melainkan reaksi dari kulit yang sensitif.

Reaksi alergi muncul karena sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap suatu zat asing (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya.

Beberapa alergen yang paling umum yaitu debu, bulu hewan, serbuk sari, dan makanan. Namun, “alergi” kaporit tidak melibatkan reaksi sistem imun.

Dengan kata lain, Anda tidak bisa alergi terhadap kaporit, tapi kulit Anda bisa saja mengalami reaksi bila bersentuhan dengan klorin dalam air kolam renang.

Reaksi pada kulit setelah terkena klorin tergolong sebagai dermatitis kontak. Jika Anda mengalami gejala khas alergi sesak napas, ini kemungkinan karena Anda sebelumnya telah memiliki asma atau alergi lain.

Meski begitu, American College of Allergy, Asthma & Immunology menyebutkan bahwa paparan klorin turut berperan dalam munculnya alergi dan asma.

Ini lantaran klorin bisa mengiritasi saluran napas sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap alergen.

Tanda dan gejala alergi kaporit

ruam kulit kemerahan

Paparan klorin dari air kolam renang dapat menimbulkan sekumpulan reaksi pada kulit yang disebut ruam klorin. Tanda-tanda yang mungkin muncul pada kulit antara lain:

  • gatal-gatal,
  • ruam kemerahan,
  • peradangan,
  • pembengkakan,
  • luka lepuh,
  • pecah-pecah,
  • panas atau rasa terbakar,
  • lesi kulit, serta
  • bercak-bercak atau kerak.

Gejala-gejala tersebut juga bisa muncul bila Anda mengalami dermatitis kontak akibat zat pemicu iritasi lainnya, seperti sabun, tanaman beracun, lateks, dan logam.

Gejala biasanya berangsur hilang begitu kulit Anda dibersihkan dari iritan.

Jika Anda memiliki asma, rinitis alergi, atau penyempitan saluran napas akibat olahraga berlebihan (exercise-induced bronchoconstriction), Anda juga dapat mengalami gejala lain, seperti:

  • sesak napas,
  • hidung meler,
  • hidung gatal,
  • batuk-batuk,
  • bersin-bersin, serta
  • hidung tersumbat.

Penyebab alergi klorin

ruam kulit akibat klorin

“Alergi” kaporit bukanlah alergi yang sesungguhnya, melainkan reaksi kulit setelah kontak dengan klorin dalam air kolam renang.

Kondisi ini termasuk salah satu jenis dermatitis, tepatnya dermatitis kontak iritan.

Dermatitis kontak iritan merupakan peradangan pada kulit akibat kontak dengan zat yang dapat memicu iritasi (iritan).

Dalam kasus “alergi kaporit”, klorin mengikis minyak alami pada kulit yang disebut sebum. Jika sebum terus-menerus terkikis, kulit akan kehilangan lapisan pelindungnya.

Klorin yang mengenai lapisan dalam kulit kemudian dapat memicu iritasi kulit dan berbagai gejala ruam klorin.

Ruam klorin umumnya terjadi jika Anda sering berenang dalam air mengandung kaporit atau kadar klorin dalam air sedang sangat tinggi.

Biasanya, efek yang langsung terasa adalah kulit menjadi kering dan kencang setelah berenang.

Namun, beberapa orang juga bisa mengalami “alergi” kaporit meskipun kadar klorin dalam kolam renang tidak begitu tinggi.

Hal tersebut bisa disebabkan karena kulit Anda lebih sensitif terhadap klorin atau terjadi pembentukan kloramin di dalam air.

Kloramin dapat terbentuk secara alami dari campuran minyak alami kulit, keringat, dan urine dalam air kolam renang.

Zat ini jugalah yang memberikan bau khas pada kolam renang dan tempat-tempat pemandian umum.

Tidak semua orang yang berenang di air mengandung kaporit akan mengalami gejala “alergi”.

Kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang-orang yang sering terkena kaporit, misalnya atlet renang dan penjaga kolam renang.

Pengobatan alergi kaporit

obat antijamur

Gejala “alergi” kaporit biasanya berangsur hilang dalam beberapa hari. Anda juga dapat meredakan gejala dengan obat yang bisa dibeli tanpa resep.

Namun, Anda mungkin perlu obat yang lebih kuat dari dokter bila gejala tidak kunjung berkurang.

Berikut beberapa pengobatan alergi kaporit yang bisa Anda coba.

  • Krim hidrokortison 1% untuk mengurangi gatal, bengkak, dan kemerahan pada area kulit yang terdampak. Oleskan tipis-tipis sebanyak 2–4 kali sehari.
  • Krim mengandung antihistamin untuk mengurangi gatal dan peradangan. Obat ini juga bisa menenangkan kulit yang mengalami iritasi.
  • Sabun mandi, pelembab, losion mengandung petroleum, emolien, atau zat pelembap lainnya yang dirancang khusus untuk mengatasi alergi kulit.

Segera kunjungi rumah sakit terdekat bila Anda mengalami reaksi alergi parah setelah berenang dalam kolam renang mengandung kaporit.

Tanda-tandanya antara lain sesak napas, lidah bengkak, atau mual dan muntah.

Cara mencegah masalah kulit akibat kaporit

Bagi orang yang sering berenang, kaporit dalam kolam renang tentu menjadi masalah tersendiri. Untungnya, Anda bisa mencegah “alergi” kaporit dengan beberapa langkah berikut.

  • Mandi sebelum berenang atau berendam untuk membersihkan minyak berlebih dari kulit.
  • Mengoleskan moisturizer, petroleum jelly, atau losion khusus berenang 15 menit sebelum masuk ke air.
  • Segera mandi setelah berenang untuk menghilangkan klorin dari tubuh.
  • Gunakan sabun dan sampo berbahan lembut yang tidak menyebabkan kulit kering.
  • Membatasi waktu saat berenang dan tidak terlalu sering berenang agar kulit bisa membentuk kembali lapisan pelindungnya.
  • Jika memungkinkan, memilih kolam renang yang tidak menggunakan kaporit.

Reaksi “alergi” akibat kaporit dalam air kolam renang dapat menjadi hambatan bagi orang-orang yang suka berenang.

Meski begitu, gejala yang timbul biasanya tidaklah serius dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Anda juga bisa berupaya mencegah iritasi kulit dengan mandi sebelum dan sesudah berenang.

Jika ruam tidak membaik dan makin mengganggu, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mencari solusinya.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How Can I Still Swim If I’m Allergic to Chlorine or Have a Chlorine Sensitivity?. (2022). Retrieved 31 January 2022, from https://www.usms.org/fitness-and-training/articles-and-videos/articles/how-can-i-still-swim-if-im-allergic-to-chlorine-or-have-a-chlorine-sensitivity

Chlorine “Allergy” – ACAAI Public Website. (2022). Retrieved 31 January 2022, from https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/chlorine-allergy/

Contact dermatitis – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 31 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/contact-dermatitis/symptoms-causes/syc-20352742

Eczema types: Contact dermatitis tips for managing. (2022). Retrieved 31 January 2022, from https://www.aad.org/contact-dermatitis-tips

Khodaee, M., Edelman, G.T., Spittler, J. et al. (2016). Medical Care for Swimmers. Sports Med – Open 2, 27. https://doi.org/10.1186/s40798-016-0051-2

Versi Terbaru

17/02/2022

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Giovanni Natanael


Artikel Terkait

Cara Mudah Belajar Berenang untuk Anda yang Masih Pemula

Hati-hati, Ini 9 Bahaya Jika Telinga Kemasukan Air Saat Berenang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 17/02/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan