Sebagai perlindungan pertama bagi tubuh, kulit manusia amat rentan terhadap cedera, infeksi, dan penyakit. Berbagai kondisi tersebut dapat menimbulkan perbedaan warna hingga jaringan abnormal yang dikenal sebagai lesi kulit.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Sebagai perlindungan pertama bagi tubuh, kulit manusia amat rentan terhadap cedera, infeksi, dan penyakit. Berbagai kondisi tersebut dapat menimbulkan perbedaan warna hingga jaringan abnormal yang dikenal sebagai lesi kulit.
Bagaimana cara mengenali lesi pada tubuh Anda? Lalu, apa saja faktor yang menjadi penyebabnya? Simak jawabannya berikut ini.
Lesi kulit adalah bagian pada kulit yang memiliki kerusakan, pertumbuhan jaringan abnormal, atau penampilan yang berbeda dibandingkan permukaan kulit di sekitarnya.
Lesi mungkin muncul dalam bentuk benjolan, bercak, luka, dan sebagainya. Contoh lesi kulit antara lain kista pada lapisan epidermis, lipoma, kutil, dan tahi lalat.
American Society for Dermatology Surgery menggambarkan lesi kulit sebagai benjolan abnormal, tonjolan, luka terbuka, atau area kulit dengan warna yang berbeda.
Ada dua macam lesi, yakni lesi primer dan lesi sekunder. Lesi primer merupakan kondisi abnormal kulit yang muncul sejak lahir, sedangkan lesi sekunder muncul akibat lesi primer yang teriritasi atau berubah karena suatu faktor.
Bentuk, tekstur, warna, dan tempat munculnya suatu lesi dapat menjadi petunjuk untuk menentukan penyebabnya. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Lesi pada kulit terbagi menjadi dua kategori besar, yakni lesi primer dan sekunder. Berikut gambaran lebih lanjut mengenai keduanya.
Lesi primer dapat muncul sejak lahir atau berkembang seiring waktu. Kemunculannya dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau berkaitan dengan faktor-faktor lain dari dalam maupun luar tubuh Anda.
Ada tiga macam lesi primer.
Jika dibagi secara lebih spesifik, berikut macam-macam lesi kulit primer menurut studi dalam jurnal Advances in Skin & Wound Care.
Sementara itu, lesi sekunder muncul bila lesi kulit primer mengalami iritasi atau berubah akibat faktor lain. Jika Anda menggaruk eksim, kulit dapat membentuk lesi sekunder berupa kerak.
Berikut contoh lesi sekunder pada kulit.
Berikut beberapa penyebab umum dari munculnya lesi.
Jerawat muncul akibat penyumbatan pori-pori oleh sel kulit mati dan minyak alami kulit yang disebut sebum. Jika bakteri masuk ke dalam pori yang tersumbat ini, lesi dapat mengalami peradangan.
Eksim ditandai dengan munculnya bercak-bercak kemerahan yang terasa gatal pada kulit. Menggaruk eksim dapat memperparah kondisi ini, menyebabkan penumpukan sel kulit mati, dan membuat kulit menjadi lebih tebal.
Ketika kulit cedera akibat luka bakar, gesekan, atau infeksi, cairan serum dapat keluar dan membentuk gelembung. Memecahkan lesi kulit ini tidak membantu pemulihan, tapi justru meningkatkan risiko infeksi pada area kulit yang terbuka.
Tahi lalat merupakan bercak melingkar dengan warna yang lebih gelap dari area kulit di sekitarnya. Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya, tapi tahi lalat yang besar dan tidak beraturan mungkin merupakan gejala dari melanoma.
Mirip dengan eksim, psoriasis menimbulkan bercak bersisik yang terasa gatal. Tidak diketahui apa penyebab psoriasis, tapi banyak ilmuwan menduga bahwa kondisi ini berkaitan dengan gangguan autoimun.
Infeksi virus herpes simpleks dapat menimbulkan lesi kulit berupa luka lepuh di sekitar bibir. Luka lepuh ini mungkin terasa gatal atau geli dan bisa bertambah parah saat Anda stres atau terpapar sinar matahari.
Keratosis aktinik muncul pada kulit yang mengalami kerusakan akibat sinar matahari dan bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Lesi umumnya berbentuk benjolan bersisik berwarna merah, merah muda, atau kecokelatan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab munculnya lesi. Guna memastikan diagnosis, dokter mungkin juga akan mengambil sampel kulit atau sampel cairan dari kulit Anda.
Setelah mengetahui tipe dan penyebab lesi, barulah dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang cocok untuk Anda. Berikut beberapa pengobatan yang tersedia.
Obat topikal yang dioleskan langsung ke kulit dapat mengurangi iritasi dan peradangan pada area yang bermasalah. Obat topikal juga bisa mengurangi nyeri, gatal, atau rasa terbakar akibat luka.
Namun, jika lesi terjadi akibat infeksi dalam tubuh, dokter akan meresepkan obat minum untuk mengurangi gejalanya. Anda mungkin juga perlu mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Salah satu kegunaan operasi yakni mengatasi lesi kulit yang terinfeksi.
Dokter dapat melakukan prosedur bedah minor untuk memecahkan lesi berisi cairan atau nanah. Dengan begitu, lesi dapat mengering dan pulih dengan cepat.
Selain itu, lesi dapat pula diatasi dengan prosedur sederhana, seperti electrocautery, krioterapi, atau pengangkatan jaringan. Anda dapat berkonsultasi kepada dokter kulit terkait hal ini.
Lesi kulit merupakan bagian kulit yang memiliki pertumbuhan abnormal atau tampilan yang berbeda dengan area di sekitarnya.
Mengingat penyebabnya yang amat beragam, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mencari cara mengatasinya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar