Eritema multiformis merupakan masalah kulit yang muncul tiba-tiba dan memiliki gejala yang khas. Kondisi ini sering kali dipicu oleh infeksi atau reaksi terhadap obat-obatan. Simak informasi lebih lanjut mengenai penyakit kulit ini dalam artikel berikut.
Eritema multiformis atau erythema multiforme (EM) adalah penyakit kulit akut yang ditandai dengan munculnya lesi berbentuk lingkaran dengan pusaran di bagian tengah. Gejalanya muncul secara tiba-tiba dan bersifat sementara.
EM dianggap sebagai reaksi hipersensitivitas yang sering dipicu oleh infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu. Pada orang-orang di bawah usia 40 tahun, EM dapat disebabkan oleh infeksi.
Erythema multiforme termasuk kondisi kulit ringan dan akan pulih dalam beberapa minggu.
Terdapat 2 jenis eritema multoforme yang perlu diketahui yaitu minor dan mayor, berikut penjelasannya.
- Minor: eritema multiformis minor adalah bentuk ringan dari kondisi ini dan hanya menyebabkan ruam saja.
- Mayor: jenis EM ini termasuk kondisi yang paling parah. Kondisi ini bisa menyebabkan ruam, kulit melepuh, masalah di selaput lendir di mulut, mata, dan alat kelamin, deam, serta nyeri sendi.
Erythema multiforme major kadang-kadang dianggap sebagai bagian dari spektrum yang mencakup Sindrom Stevens-Johnson (SJS) yang lebih parah.
Seberapa umum kondisi ini?
Eritema multiformis adalah penyakit kulit yang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan kondisi dermatologis lainnya.
Dikutip dari DermNet, kondisi ini berdampak pada kurang dari 1% populasi. Pria dengan usia 20 – 40 tahun paling banyak mengalami kondisi ini.
Gejala eritema multiformis yang paling umum yaitu sebagai berikut.
- Ruam merah.
- Lepuh seperti jerawat pada kulit dan mulut.
- Kulit gatal.
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Demam.
- Nyeri sendi.
- Mata sensitif, penglihatan kabur, mata sakit dan merah.
Karakteristik luka di kulit yang disebabkan oleh erythema multiforme yaitu sebagai berikut.
- Muncul dan menyebar dengan cepat.
- Hilang timbul.
- Sering berubah warna.
- Muncul warna bundar pada kulit dengan bagian tengah berwarna gelap dan lingkaran pucat di sekelilingnya.
- Muncul benjolan atau lepuh berisi cairan dengan berbagai ukuran.
- Berada di bagian tubuh atas, kaki, lengan, telapak tangan, atau telapak kaki.
- Muncul merata di seluruh tubuh.
Kapan harus periksa ke dokter?
Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas.
Jika Anda mengalami kasus erythema multiforme mayor atau dicurigai mengalami sindrom Stevens-Johnson. Anda akan dirujuk ke rumah sakit sesegera mungkin karena dua kondisi ini dapat berakibat fatal.
Kebanyakan kasus erythema multiforme menunjukkan kondisi ini dapat dipicu oleh hal-hal berikut ini.
- Virus, seperti herpes simpleks yang menyebabkan luka dingin dan herpes genital (paling umum).
- Bakteri, seperti Mycoplasma pneumoniae yang menyebabkan infeksi paru-paru.
- Jamur, seperti Histoplasma capsulatum, yang menyebabkan histoplasmosis.
- Konsumsi antibiotik (sulfonamide, tetracycline, amoxicillin, dan ampicillin).
- NSAID, seperti ibuprofen.
- Antikejang (untuk mengobati epilepsi), seperti phenytoin dan barbiturate.
- Obat golongan fenotiazin.
- Vaksin tertentu, seperti BCG, polio, tetanus, atau difteri.
Penyakit sistemik yang berhubungan dengan EM yaitu sebagai berikut.
- Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn.
- Lupus eritematosus sistemik.
Dokter Anda akan mendiagnosis eritema multiformis setelah mempelajari lebih lanjut tentang gejala dan riwayat medis Anda.
Dokter Anda juga akan mendiagnosis erythema multiforme berdasarkan karakteristik lesi yang muncul, seperti ukuran, bentuk, warna, penyebaran, dan adanya luka pada mata, mulut atau alat kelamin.
Penyedia layanan kesehatan Anda juga mungkin perlu melakukan biopsi kulit untuk mendiagnosis eritema multiforme.
Pengobatan dilakukan untuk mengendalikan penyakit yang mendasarinya, mencegah infeksi, dan mengobati gejalanya.
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan obat-obatan yang dicurigai memicu gejalanya.
Pengobatan untuk erythema multiforme stadium ringan meliputi hal-hal berikut ini.
- Obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.
- Kompres dingin pada kulit yang bermasalah.
- Resep obat antivirus jika penyebabnya adalah herpes simpleks.
- Obat pereda nyeri nonresep seperti paracetamol untuk meredakan demam dan rasa nyeri.
- Anestesi lokal (terutama untuk sariawan di mulut) untuk meredakan rasa nyeri yang mungkin muncul saat makan atau minum.
Pengobatan untuk kasus erythema multiforme yang parah yaitu sebagai berikut.
- Resep antibiotik untuk mengatasi infeksi kulit.
- Resep kortikosteroid untuk mengendalikan peradangan.
- Perawatan di ICU atau bangsal khusus luka bakar jika termasuk erythema multiforme mayor, dipicu oleh sindrom Stevens-Johnson, dan toxic epidermal necrolysis.
- Immunoglobulin yang disuntikkan lewat infus (IVIG) untuk menghentikan perkembangan penyakit.
Anda mungkin butuh cangkok kulit jika sebagian besar kulit tubuh sudah rusak akibat kondisi ini.
Menjaga kebersihan tubuh dan menghindari kontak kulit dengan orang lain dapat membantu mencegah infeksi sekunder.
Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti maka tidak ada cara mencegah eritema multiforme.
Namun, Anda masih dapat mengurangi risiko muncul atau kambuhnya penyakit ini yaitu melalui cara-cara berikut ini.
- Menghindari obat-obatan seperti NSAID atau antibiotik.
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah virus jamur atau bakteri.
- Membersihkan dan merawat luka untuk mencegah infeksi.
- Melakukan seks aman untuk melindungi diri dan orang lain dari virus herpes simpleks.
Sebagian besar kasus eritema multiforme dapat sembuh dengan sendirinya dengan perawatan yang tepat. Untuk itu, jika muncul gejala seperti disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter.
Ringkasan
- Eritema multiformis adalah masalah kulit yang muncul tiba-tiba dengan gejala khas, sering dipicu oleh infeksi atau reaksi terhadap obat-obatan.
- Minor eritema hanya menyebabkan ruam, sedangkan mayor eritema menyebabkan gejala yang lebih parah seperti ruam, lepuh, dan masalah pada selaput lendir.
- Pengobatan bertujuan untuk mengendalikan gejala serta mencegah infeksi. Meski penyebab pasti tidak diketahui, beberapa faktor seperti virus dan obat-obatan tertentu dapat memicu kondisi ini.