backup og meta

Apa Bedanya Eksim Basah dan Eksim Kering?

Apa Bedanya Eksim Basah dan Eksim Kering?

Eksim merupakan salah satu turunan dari penyakit peradangan kulit yang disebut dermatitis. Masyarakat Indonesia mungkin lebih akrab dengan istilah eksim kering dan eksim basah. Padahal, keduanya berada dalam kategori kondisi kulit yang berbeda dengan penanganan yang juga berbeda.

Lantas, apa yang membedakan keduanya?

Apa itu eksim kering dan eksim basah?

Ciri-ciri dan gejala eksim

Pada kenyataannya, tidak ada yang disebut dengan eksim kering dan eksim basah. Penyebutan nama lain dari eksim yang diakui dalam dunia medis hanyalah dermatitis atopik.

Eksim alias dermatitis atopik adalah peradangan kronis yang menyerang lapisan kulit sehingga membuat kulit memerah, terasa gatal, kering, dan kasar. Gejala utamanya adalah ruam bengkak kemerahan yang tampak sangat kering dan terasa gatal.

Rasa gatal yang menyertainya bisa sangat ringan atau bahkan sangat parah. Melansir National Eczema Association, gejala eksim biasanya muncul pada satu bagian kulit, misalnya muka, bagian dalam siku, bagian belakang lutut, serta tangan dan kaki.

Ruam kering bersisik khas eksim juga dapat muncul di bagian tubuh lain seperti kulit kepala (dermatitis seboroik), pergelangan kaki dan tangan, lipatan kulit, hingga selangkangan. Lokasi munculnya ruam menandakan jenis dermatitis yang Anda miliki.

Kondisi kulit yang kasar bersisik serta ruam kemerahan kering yang muncul akibat dermatitis atopik biasanya tidak menimbulkan luka basah, borok, ataupun kondisi sejenisnya. Inilah yang sering dianggap sebagai eksim kering.

Pada kasus yang serius, kulit yang terdampak dapat terasa sakit atau nyeri ketika disentuh, serta dapat disertai lepuhan kecil. Bintil lepuhan tersebut dapat pecah atau mengelupas dan mengeluarkan cairan yang kemudian membentuk kerak. Bintil berair inilah yang sering disebut sebagai eksim basah.

Apabila ruam eksim terus digaruk, lapisan kulit akan mengalami kerusakan sehingga menimbulkan luka terbuka sebagai jalan masuknya infeksi kuman. Luka terbuka yang disebabkan oleh dermatitis atopik juga sering disebut sebagai eksim basah.

Eksim basah dan kering mungkin menandakan jenis eksim

cara mengobati luka melepuh kulit melepuh

Menyimpulkan kembali penjelasan di atas, eksim kering dan eksim basah sebetulnya hanyalah penyebutan awam bagi perbedaan gejala dermatitis yang muncul pada kulit. Sementara itu, eksim (dermatitis atopik) sendiri adalah salah satu jenis dermatitis.

Dermatitis secara medis dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pemicu gejala dan penyebabnya, bukan berdasarkan kondisi luka yang basah atau kering.

Pada dasarnya, hampir semua jenis dermatitis menyebabkan kulit kering dan kasar hingga pecah-pecah. Namun, jenis dermatitis tertentu mungkin lebih menonjolkan gejala yang dapat berubah menjadi ruam basah sementara lainnya tidak demikian.

Menurut National Eczema Society, selain dermatitis atopik, jenis dermatitis yang juga umum ditemukan adalah sebagai berikut.

1. Dermatitis kontak iritan

Dermatitis kontak iritan adalah peradangan kulit yang dipicu oleh paparan dengan bahan pemicu iritasi seperti asam, cairan pemutih, cairan pembersih, kerosene, dan deterjen.

Gejala yang umum ditimbulkan oleh dermatitis kontak iritan adalah kulit yang terasa perih, panas, dan gatal. Penampilannya sering terlihat sebagai kulit kering atau retak. Inilah mengapa dermatitis kontak iritan juga sering disebut eksim kering.

Meski demikian, kasus dermatitis kontak iritan tertentu juga bisa memunculkan bintil berair yang dapat pecah. Kondisi kulit seperti inilah yang disebut sebagai eksim basah.

2. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi terjadi saat kulit mengalami reaksi alergi setelah kontak dengan zat asing sehingga menyebabkan gatal dan iritasi. Pemicunya dapat berupa zat pewangi, lateks, kosmetik, tumbuhan, hingga logam seperti emas dan nikel.

Pada kondisi ini, ruam merah tampak kering dan muncul pada area yang berkontak langsung dengan zat dalam 24 sampai 48 jam. Kemungkinan besar, dermatitis kontak alergi inilah yang juga dapat disebut dengan eksim kering.

3. Eksim dishidrotik

Eksim dishidrotik atau dishidrosis adalah kemunculan bintil-bintil kecil berisi cairan yang terasa gatal pada permukaan kulit. Area kulit yang sering terdampak adalah telapak tangan dan/atau telapak kaki serta sela-sela jari.

Lepuhan dapat terus muncul pada kulit dan berlangsung sekitar 3 minggu. Luka lepuh juga dapat pecah dan mengeluarkan cairan. Bintil-bintil berisi cairan dan luka yang pecah inilah yang sering disebut sebagai eksim basah.

Saat luka lepuh mengering, kulit yang terkena eksim akan menjadi pecah-pecah dan terasa sakit. Jika Anda menggaruk area eksim yang kering, Anda juga akan merasa kulit terasa lebih tebal dan kenyal. Inilah yang disebut sebagai eksim kering.

Eksim dishidrotik lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Eksim dishidrosis bisa disebabkan oleh paparan kromium (umumnya terdapat pada garam), alergi, tangan/kaki yang lembap, dan stres.

4. Neurodermatitis

Neurodermatitis menyebabkan munculnya bercak tebal dan bersisik yang muncul pada kulit. Jenis dermatitis yang satu ini biasanya sering dialami orang-orang yang mengidap psoriasis serta kondisi kulit lainnya yang menyebabkan kulit kering.

Gejala gatal dan bercak bersisik yang muncul pada kulit inilah yang disebut sebagai eksim kering. Masih belum diketahui apa penyebab pasti dari neurodermatitis, tapi banyak ahli meyakini stres bisa memicu gatal yang menjadi gejalanya.

5. Dermatitis numularis

Dermatitis numularis menyebabkan pembentukan luka lepuh berbentuk bulat pada permukaan kulit. Kondisi ini bisa dipicu oleh respons tubuh terhadap gigitan serangga ataupun logam dan bahan kimia.

Gejala eksim numular awalnya ditandai dengan peradangan kulit yang menimbulkan luka basah. Akan tetapi, begitu kulit mulai berkerak, akan muncul borok kering yang menutupi bagian kulit tersebut sehingga kondisi ini dinilai sebagai eksim kering.

6. Dermatitis stasis

Dermatitis stasis adalah peradangan kulit pada kaki yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah (varises). Aliran darah yang tidak lancar membuat darah dan cairan terjebak di anggota gerak bawah, terutama betis dan kaki.

Darah dan cairan akhirnya menyebabkan pembengkakan, kemerahan, gatal, dan nyeri pada kulit. Inilah yang mungkin disebut dengan eksim basah oleh kebanyakan orang Indonesia.

7. Eksim asteatotik

Eksim asteatotik umumnya dialami oleh orang di atas usia 60 tahun. Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti, tapi banyak ahli mengaitkannya dengan kondisi berikut:

  • Kulit yang terlalu kering.
  • Kulit yang terlalu bersih.
  • Terlalu sering mandi air panas.
  • Mengeringkan kulit secara berlebihan.

Eksim asteatotik awalnya muncul di kulit kaki bagian tulang kering. Bagian tubuh lain yang bisa terkena eksim kering adalah lengan atas, paha dan punggung bawah.

Ruam yang muncul terlihat berwarna merah muda atau merah, tapi cenderung hanya memengaruhi permukaan kulit di sekitar munculnya eksim. Berdasarkan gejala yang ditunjukkannya, eksim ini termasuk eksim kering.

Eksim kering dan eksim basah adalah istilah untuk menggambarkan gejala dermatitis pada kulit. Kulit yang mengalami ruam, bersisik, atau mengelupas disebut eksim kering, sedangkan luka lepuh atau bintil berisi cairan disebut sebagai eksim basah.

Lokasi munculnya gejala nantinya menentukan jenis dermatitis yang Anda alami. Jika masalah pada kulit Anda sudah diketahui, hal ini akan membantu dokter dalam memberikan penanganan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Types of Eczema | National Eczema Association. (2020). Retrieved 9 October 2020, from https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/

What is Eczema?. (2020). Retrieved 9 October 2020, from http://www.eczema.org/what-is-eczema

Types of Eczema. (2020). Retrieved 9 October 2020, from https://eczema.org/information-and-advice/types-of-eczema/

 

 

Versi Terbaru

12/10/2020

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Fototerapi, Terapi Cahaya untuk Penyakit Kulit dengan Sinar UV

Daftar Makanan yang Bisa Jadi Penyebab Eksim pada Bayi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 12/10/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan