backup og meta

Kolostomi

Kolostomi

Definisi kolostomi

Kolostomi (terapi pengalihan usus) adalah jenis operasi besar yang dilakukan guna mengatasi berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ usus besar.

Pada pengerjaannya, dokter akan membuat lubang di perut yang berfungsi sebagai pengganti usus besar untuk menampung dan mengeluarkan feses.

Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada orang-orang yang memiliki masalah pada usus bagian bawah. Masalah ini menyebabkan feses menjadi sulit dikeluarkan dari usus besar dan lama-lama bisa membahayakan kesehatan.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, di antaranya yaitu:

Kolostomi bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung dari kondisi masing-masing pasien.

Pada kolostomi sementara, lubang yang telah dibuat dokter untuk menampung kotoran akan bertahan hanya untuk sementara waktu sampai bagian usus yang bermasalah telah pulih. Setelah itu, dokter akan menutup lubangnya kembali.

Sementara itu, operasi kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak bisa buang air besar secara normal karena adanya kanker, perlengketan, atau pengangkatan beberapa bagian usus besar.

Jika masalah pada usus besar membuat pasiennya kesakitan, misalnya karena kanker usus besar, lubang yang telah dibuat akan terus dibiarkan terbuka. Jadi, pasien hanya bisa buang air besar melalui lubang tersebut seumur hidup.

Peringatan dan pencegahan kolostomi

Kolostomi termasuk jenis operasi besar sehingga membutuhkan obat bius. Sama seperti operasi lainnya, ada risiko efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi berlangsung. Mulai reaksi alergi pada obat bius hingga faktor kantong kolostomi itu sendiri.

Feses alias kotoran manusia mengandung bakteri dan zat-zat limbah yang harus segera dibuang. Setelah menjalani operasi ini, fesesnya tidak lagi dikeluarkan lewat anus, tapi justru melalui lubang di perut yang telah dibuat saat kolostomi.

Akibatnya, kotoran yang keluar bisa saja menyebabkan iritasi dan peradangan di area sekitar lubang perut. Kantong kolostomi yang menempel di perut juga bisa memberikan efek yang sama.

Namun, sebelum operasi dimulai, dokter tentu akan memberitahukan Anda semua informasi seputar kolostomi. Mulai dari tahapan, manfaat, efek samping, hingga risiko komplikasi setelah operasi yang mungkin terjadi.

Percayalah bahwa dokter pasti akan memberikan semua yang terbaik untuk Anda. Bila Anda masih punya pertanyaan atau keraguan, jangan takut untuk menyampaikannya pada dokter bedah Anda.

Proses kolostomi

Apa saja persiapan yang dilakukan sebelum operasi?

Sebelum operasi, dokter biasanya akan memberitahukan informasi kapan Anda harus sampai di rumah sakit. Biasanya pasien sudah datang sehari sebelumnya.

Persiapkan barang-barang kebutuhan Anda yang harus dibawa ke rumah sakit. Bila bekerja, pastikan Anda sudah mengambil cuti yang sesuai.

Ketika sampai di rumah sakit, dokter akan melakukan pengambilan sampel darah dan pemeriksaan fisik ulang untuk memastikan bahwa Anda benar-benar dalam keadaan sehat dan siap dioperasi.

Sembari itu, beritahu dokter Anda mengenai riwayat prosedur operasi yang pernah Anda jalani sebelumnya dan obat-obatan yang sedang diminum. Sampaikan juga bila Anda memiliki alergi pada obat atau makanan tertentu.

Biasanya, Anda harus berpuasa setidaknya 12 jam sebelum operasi. Bila perlu, Anda akan diberi obat pencahar atau enema yang akan membantu membersihkan usus Anda.

Bagaimana proses kolostomi berlangsung?

Operasi ini dilakukan dengan cara membuka salah satu ujung usus besar, lalu dihubungkan pada bukaan atau lubang (stoma) pada dinding perut, biasanya sisi kiri. Feses tidak akan lagi keluar melalui anus, tapi melalui stoma pada dinding perut tadi.

Setelah itu, pada lubang perut akan ditempelkan sebuah kantung kolostomi untuk menampung feses yang keluar. Kantung ini perlu diganti secara rutin setelah kotorannya penuh supaya tidak menimbulkan infeksi.

Bergantung pada kondisi Anda, kolostomi akan dilakukan pada salah satu dari empat bagian usus besar: transversal, asenden, desenden, atau sigmoid.

  1. Kolostomi transversal akan dilakukan di bagian tengah usus besar yang melintang horizontal, di sekitar perut bagian atas. Biasanya jenis ini dilakukan untuk kolostomi yang bersifat sementara.
  2. Kolostomi asenden akan dilakukan pada bagian usus besar yang berada di sisi kanan perut. Operasi ini akan menyisakan hanya sebagian kecil dari usus besar yang dibiarkan aktif. Umumnya dilakukan untuk kasus penyumbatan atau penyakit yang lebih parah.
  3. Pada kolostomi desenden, operasi dilakukan pada bagian usus besar yang berada di sisi kiri bawah perut.
  4. Sisanya yaitu kolostomi sigmoid, yang ditempatkan beberapa inci lebih rendah dibandingkan desenden.

Apa yang terjadi setelah menjalani operasi?

Anda biasanya dianjurkan untuk rawat inap selama 3 – 7 hari dari sebelum operasi sampai masa pemulihan. Untuk mempercepat pemulihan, pastikan Anda benar-benar mengistirahatkan tubuh Anda secara maksimal saat rawat inap.

Pada hari pertama setelah operasi, Anda biasanya akan diminta mengisap es batu untuk membantu mengurangi rasa haus. Setelah itu, Anda akan diberikan makanan cair hingga makanan lunak secara bertahap untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap stabil pascaoperasi.

Beberapa hari setelah operasi, stoma mungkin akan tampak merah tua, membengkak, dan memar. Stoma normal biasanya berwarna merah atau merah muda. Dalam beberapa minggu, warnanya akan memudar jadi normal dan memar menghilang.

Nantinya, akan ada sedikit perbedaan bentuk feses yang keluar lewat anus dan lubang perut. Feses yang keluar mungkin tidak sepadat saat keluar melalui anus, tapi cenderung lebih lunak atau cair. Namun, ini tergantung kondisi kesehatan pasien.

Komplikasi kolostomi

Komplikasi yang dapat terjadi setelahnya meliputi:

  • kerusakan pada organ lain di sekitar usus besar,
  • hernia,
  • perdarahan di dalam perut,
  • usus menonjol melalui stoma lebih dari yang seharusnya,
  • muncul jaringan parut dan menyumbat usus, serta
  • luka terbuka pada area sekitar usus besar.

Agar terhindar dari komplikasi tersebut, Anda harus waspada dan selalu memperhatikan gejala-gejala atau perubahan yang dirasakan. Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala seperti:

  • kram yang berlangsung lebih dari dua jam,
  • mual atau muntah terus-menerus,
  • ada perubahan ukuran atau warna pada stoma,
  • stoma tersumbat atau menonjol,
  • muncul bau tak sedap pada stoma selama lebih dari seminggu,
  • perdarahan pada pembukaan stoma atau di kantong,
  • luka pada stoma,
  • luka atau iritasi kulit yang serius, atau
  • feses encer selama lebih dari lima jam.

Penanganan lebih cepat akan menghindari Anda dari risiko komplikasi lebih serius.

Perawatan kolostomi

Sebelum pulang ke rumah, dokter dan perawat biasanya akan memberi tahu cara membersihkan stoma. Maka itu, gunakan waktu di rumah sakit untuk mempelajari bagaimana cara merawat kolostomi yang baik dan benar.

Anda juga akan diajarkan cara menggunakan kantong kolostomi. Perhatikan instruksi dokter atau staf rumah sakit seputar cara memasang dan mengganti yang benar. Dengan begitu, risiko infeksi yang mungkin terjadi setelah operasi bisa dihindari.

Bersihkan stoma menggunakan air hangat dan usap dengan lembut.Kemudian keringkan perlahan atau biarkan area tersebut sampai mengering sendiri.

Pastikan kantung dan bukaan yang melindungi stoma Anda memiliki ukuran yang tepat. Bersihkan kantong secara rutin untuk menghindari kebocoran dan iritasi kulit. Jangan menunggu sampai stoma terasa gatal.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan pada dokter Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Colostomy. (2020). MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 5 February 2021, from https://medlineplus.gov/ency/article/002942.htm

Ostomy: Adapting to Life after Colostomy, Ileostomy, or Urostomy. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 5 February 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/in-depth/ostomy/art-20045825

Colostomy. (n.d.). Johns Hopkins Medicine. Retrieved 5 February 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/colostomy

Colostomy Facts. (n.d.). United Ostomy Associations of America. Retrieved 5 February 2021, from https://www.ostomy.org/colostomy/

Will You Need a Colostomy Bag After Colorectal Cancer Surgery? (2016). University of Utah Health. Retrieved 5 February 2021, from https://healthcare.utah.edu/the-scope/shows.php?shows=0_062j6lba

Versi Terbaru

03/03/2021

Ditulis oleh Adelia Marista Safitri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bilirubin dan Pemeriksaan Bilirubin

Tes SGOT dan SGPT


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 03/03/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan