Definisi tuberkulosis (TBC) usus
TBC usus adalah jenis tuberkulosis (TB) yang menyerang sistem pencernaan. Bagiannya meliputi:
- usus,
- peritoneum (selaput rongga perut),
- kelenjar getah bening perut,
- hati,
- pankreas, dan
- limpa.
Penyakit pencernaan yang juga disebut sebagai TB perut (abdomen) ini umumnya disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar ke organ perut melalui darah, getah bening, hingga dahak.
Alhasil, TB abdomen dapat memicu gejala yang berkaitan dengan masalah pencernaan, mulai dari diare hingga nyeri perut. Bila penyakit ini dibiarkan, tentu dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Seberapa umum kondisi ini?
Dilansir dari laporan organisasi kesehatan dunia WHO, terdapat 8,6 juta kasus tuberkulosis per tahun di seluruh dunia. Sementara itu, dua persen dari kasus tersebut yaitu TBC usus.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Anda bisa mengatasi TB perut dengan menghindari faktor risiko. Diskusikan dengan dokter terkait penyakit ini untuk lebih lengkapnya.
Tanda dan gejala TBC usus
Gejala dari TBC usus tidak pernah spesifik karena hampir mirip dengan gangguan usus lainnya, seperti penyakit Crohn. Meski begitu, ada sejumlah kondisi yang menandai terjadinya infeksi yang menyebabkan tuberkulosis pada perut, yakni:
- demam,
- berat badan menurun,
- sembelit (konstipasi),
- diare,
- sakit perut,
- BAB berdarah, dan
- penurunan nafsu makan.
Kemungkinan ada salah satu gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala, konsultasikan dengan dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?
Segera periksakan diri kepada dokter, terutama ketika mengalami gejala berupa: - perut tegang,
- terasa benjolan pada perut, atau
- mual dan muntah.
Penyebab TBC usus
Penyebab utama TBC usus yaitu infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi organ pencernaan seperti perut dan usus melalui darah lewat penyebaran infeksi primer di paru-paru.
Selain itu, infeksi ini dapat menyebar dengan berbagai cara, antara lain:
- konsumsi susu yang terkontaminasi,
- dahak yang terinfeksi,
- kelenjar getah bening yang terinfeksi melalui saluran limfatik, serta
- cairan dari paru yang terinfeksi bakteri penyebab TB perut.
Faktor risiko TBC perut
Penyakit TBC usus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit ini, seperti:
Komplikasi TBC usus
Jika TBC usus tidak segera ditangani, tentu dapat memicu risiko pada sejumlah komplikasi yang cukup berbahaya, meliputi:
- perforasi (lubang pada usus),
- adhesi (perlengketan usus),
- perdarahan, dan
- obstruksi usus (penyumbatan).
Diagnosis TBC perut
TBC usus memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lainnya, sehingga dokter mungkin akan kesulitan untuk mendeteksi penyakit ini bila berdasarkan gejalanya saja.
Oleh sebab itu, selain pemeriksaan fisik dan pertanyaan seputar gejala dan kondisi, dokter juga akan meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan khusus, yaitu:
- tes darah,
- endoskopi,
- biopsi,
- radiografi, dan
- polymerase chain reaction (PCR).
Pengobatan TBC usus
Bila segera diperiksakan ke dokter, TB perut sebenarnya dapat diobati dengan obat-obatan dari dokter. Hal ini bertujuan agar Anda tidak perlu mengobati TB abdomen dengan operasi.
Berikut ini beberapa cara yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi TBC usus.
1. Obat anti-tuberkulosis (OAT)
Pasien TBC perlu mendapatkan perawatan dengan minum obat anti tuberkulosis sesuai anjuran dokter.
Bila obat yang dikonsumsi dihentikan terlalu cepat, Anda lebih rentan mengalami TBC kembali dan bakteri yang masih hidup bisa menjadi resisten terhadap obat.
Normalnya, penggunaan obat anti-tuberkulosis berlangsung selama 6 hingga 9 bulan. Sejauh ini sudah ada berbagai macam obat untuk mengatasi TBC, termasuk TB perut. Obat anti-TBC yang paling sering diresepkan oleh dokter meliputi:
- isoniazid (INH),
- rifampin (RIF),
- ethambutol (EMB), dan
- pyrazinamide (PZA).
2. Operasi
Bila TB perut sudah menyebabkan komplikasi, dokter biasanya akan menganjurkan operasi sebagai alternatif mengatasi TBC usus. Operasi biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami obstruksi usus.
Prosedur pembedahan untuk mengobati TB perut ini pun dibagi menjadi tiga jenis, yakni:
- enteroenterostomy, yaitu memotong bagian usus yang terinfeksi,
- ileocecal resection, yaitu prosedur untuk menghambat TB ileocaecal, dan
- strictureplasty, yaitu mengawetkan usus besar.
3. Pengobatan TB resisten
Bakteri penyebab TBC yang resisten terhadap antibiotik biasanya membutuhkan perawatan khusus. Pasalnya, pengobatan untuk kondisi ini cukup rumit dan bisa membahayakan jiwa bila tidak ditangani dengan tepat.
Oleh sebab itu, penyakit TBC usus harus ditangani dengan konsultasi dari dokter dan pengobatan yang benar-benar intensif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko yang dapat mengancam jiwa.
Perawatan rumahan TBC usus
Selain mendapatkan obat-obatan, pasien TB perut juga dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat guna mendukung perawatan dari dokter.
Berikut ini gaya hidup sehat yang bisa dilakukan ketika mengalami penyakit TBC, termasuk TBC usus.
1. Pola makan sehat
Menjalani pola makan sehat selama menjalani perawatan dari dokter ternyata bisa membantu obat-obatan yang diberikan untuk melawan infeksi bakteri.
Ada pun pola makan yang bisa diikuti ketika terkena TB abdomen meliputi:
- porsi makan sedikit tetapi lebih sering,
- minum high protein shake di sela-sela waktu makan, serta
- rutin berolahraga, seperti jogging atau jalan.
2. Mengelola stres
Banyak pasien TBC, termasuk TBC usus, yang merasa stres karena proses pengobatannya yang berlangsung lama. Bahkan, beberapa dari Anda mungkin merasa malu atau tertekan untuk mengakui penyakit ini.
Stres tentu dapat memengaruhi proses penyembuhan. Maka itu, ada baiknya untuk meminta bantuan dari psikolog atau konselor yang direkomendasikan oleh dokter.
Hal tersebut bertujuan agar mereka dapat membantu Anda mengelola stres yang dialami.
Pencegahan TBC usus
Pada dasarnya, infeksi bakteri penyebab TBC usus dapat menular dengan mudah. Namun, risiko tingkat penularan biasanya akan berkurang ketika pasien TBC telah menjalani terapi obat antibiotik selama 2 minggu.
Selain itu, Anda juga bisa mencegah penularan TB abdomen dengan cara lainnya, seperti:
- tidak ke kantor atau bersekolah selama infeksi masih dalam fase aktif,
- tutupi mulut dengan tisu ketika bersin atau batuk, dan
- buang tisu bekas pakai setelah ditutupi atau bisa dibakar.
Sementara itu, bagi Anda yang ingin mengurangi risiko terkena TBC perut dapat dilakukan dengan menerima vaksin BCG.
Vaksin BCG
Salah satu cara mencegah penyakit TB yang paling sering direkomendasikan yaitu menerima vaksin BCG. Vaksin ini dapat membantu mencegah tuberkulosis pada orang dewasa dan anak-anak yang tidak pernah mengalami penyakit ini.
Selain itu, vaksin BCG juga disarankan untuk Anda yang tinggal atau berkontak dengan pasien TBC.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
[embed-health-tool-bmr]