Proktitis merupakan kondisi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anus. Gejalanya berupa rasa nyeri, sensasi terbakar di anus, hingga dorongan buang air besar yang mendesak.
Meskipun sering kali terkait dengan kondisi medis lain, proktitis dapat memicu rasa cemas dan frustrasi bagi penderitanya.
Definisi proktitis
Proktitis (proctitis) adalah peradangan yang terjadi pada anus dan lapisan rektum, yaitu bagian bawah usus besar yang menghubungkan ke anus.
Rektum berfungsi sebagai saluran berotot yang mengalirkan feses keluar dari tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada area rektum serta dorongan buang air besar yang terus-menerus.
Gejala kondisi ini bisa bersifat sementara atau berkembang menjadi kronis, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya.
Seberapa umum penyakit ini?
Kondisi ini cukup umum terjadi, siapa pun dapat mengalaminya. Meski demikian, Anda dapat mencegahnya dengan mengurangi faktor-faktor risiko.
Tanda dan gejala proktitis
Berikut adalah berbagai gejala yang muncul karena penyakit ini.
- Perasaan sering atau terus-menerus ingin buang air besar.
- Perdarahan pada rektum.
- Keluarnya lendir dari rektum.
- Nyeri pada rektum.
- Rasa sakit pada bagian kiri perut.
- Merasa penuh pada rektum.
- Diare.
- Rasa sakit saat buang air besar.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda harus segera pergi ke dokter setelah merasakan berbagai gejala di atas, terutama bila gejala sudah berlangsung selama beberapa hari.
Penyebab proktitis
Berikut ini hal-hal yang dapat memicu dan menyebabkan proktitis.
1. Penyakit peradangan usus
Hampir 30% orang dengan penyakit peradangan usus (penyakit Chron atau ulcerative colitis) mengalami radang pada rektum.
2. Infeksi
Infeksi menular seksual, terutama pada orang yang melakukan hubungan seksual secara anal, dapat menyebabkan penyakit ini.
Beberapa yang dapat menyebabkan proktitis meliputi gonorea, herpes kelamin, dan chlamydia. Kondisi ini menular juga terkait dengan HIV.
Infeksi yang terkait dengan bakteri makanan, seperti Salmonella, Shigella dan infeksi Campylobacter, juga dapat menjadi penyebabnya.
3. Menjalani terapi radiasi untuk kanker
Terapi radiasi yang ditujukan pada rektum atau area sekitar, seperti prostat, dapat menyebabkan peradangan pada lapisan rektum.
Proktitis radiasi dapat muncul saat perawatan radiasi dan berlangsung beberapa bulan atau tahun setelah perawatan.
4. Konsumsi antibiotik
Kadang antibiotik untuk mengatasi infeksi dapat membunuh bakteri baik pada usus, menyebabkan bakteri Clostridium berkembang pada rektum.
5. Diversion proctitis
Proktitis dapat terjadi pada orang yang melakukan operasi usus besar tertentu, contohnya operasi untuk mengalihkan saluran feses dari rektum.
6. Protein makanan
Kondisi ini dapat terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu sapi atau susu kacang kedelai, serta yang menyusui pada ibu yang mengonsumsi produk susu.
7. Penumpukan sel darah putih
Proktitis yang disebabkan oleh penumpukkan sejenis sel darah putih (eosinofil) pada lapisan rektum hanya menyerang anak-anak di bawah 2 tahun.
Faktor risiko proktitis
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terhadap proktitis, berikut daftarnya.
- Sering melakukan hubungan seks tanpa pengaman. Hubungan seks yang tidak aman meningkatkan risiko penyakit menular seksual sekaligus meningkatkan risiko proctitis.
- Bergonta-ganti pasangan, atau melakukannya dengan orang yang memiliki penyakit menular seksual.
- Memiliki penyakit peradangan usus seperti ulcerative colitis atau penyakit Crohn’s.
Diagnosis proktitis
Prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis proktitis meliputi hal-hal berikut ini.
- Tes darah. Tes ini dapat mendeteksi kehilangan atau infeksi darah.
- Uji feses. Anda mungkin akan diminta untuk mengumpulkan sel feses. Tes ini dapat menentukan apakah proktitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau tidak.
- Pemeriksaan ujung usus besar. Dokter akan menggunakan tabung fleksibel dengan sinar untuk memeriksa bagian ujung usus besar, termasuk rektum.
- Tes infeksi menular seksual. Tes ini meliputi pengambilan sampel cairan dari rektum atau saluran yang mengeluarkan urine dari kandung kemih (uretra).
Apabila penyebab dari proctitis diduga penyakit menular seksual, dokter akan memasukkan alat penyeka tipis pada ujung uretra untuk mengambil sampel.
Sampel kemudian diuji di laboratorium untuk mendeteksi bakteri atau organisme penyebab infeksi lainnya.
Pengobatan proktitis
Perawatan untuk proctitis tergantung pada penyebab peradangan.
Bila disebabkan oleh infeksi, dokter akan memberikan obat yang dapat memusnahkan bakteri seperti berikut ini.
- Antibiotik. Untuk proktitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter dapat merekomendasikan antibiotik, seperti doxycycline (Periostat, Vibramycin).
- Antivital. Untuk proktitis yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus herpes yang menular secara seksual, dokter dapat memberikan obat antiviral, seperti acyclovir (Sitavig, Zovirax, dll).
Proktitis ringan yang disebabkan oleh terapi radiasi biasanya tidak memerlukan perawatan khusus.
Bila penyakit ini menyebabkan rasa sakit dan perdarahan berat, Anda tetap memerlukan perawatan. Dokter dapat merekomendasikan perawatan berikut ini.
- Obat-obatan: berupa pil, atau supositoria untuk membantu mengendalikan inflamasi dan mengurangi perdarahan.
- Pelunak feses dan dilatasi: untuk membantu membuka obstruksi pada usus.
- Perawatan untuk menghancurkan jaringan yang rusak: untuk menghancurkan jaringan abnormal (ablasi) yang mengalami perdarahan.
Perawatan proktitis terkait dengan penyakit Chron’s atau ulcerative colitis ditujukan untuk mengurangi peradangan pada rektum. Berikut pilihan pengobatannya.
- Obat-obatan untuk peradangan rektum: mesalamine atau budesonide.
- Operasi: pembedahan untuk mengangkat bagian yang rusak dari saluran pencernaan bila perawatan dari obat-obatan tidak efektif.