Sering dikira sakit maag biasa, hernia hiatal atau hernia hiatus terjadi ketika organ lambung menonjol ke dalam rongga dada dan memicu naiknya asam lambung.
Kondisi ini biasanya dialami oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Ketahui penyebab, gejala, dan pengobatannya berikut ini.
Apa itu hernia hiatal
Hiatal hernia adalah kondisi ketika bagian atas lambung menonjol ke dada melalui bukaan pada diafragma.
Diafragma merupakan dinding otot yang memisahkan lambung dengan dada. Otot ini membantu mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Namun, jika dinding otot diafragma melemah, bagian atas organ lambung dapat terdorong masuk ke dalam rongga dada dan memicu GERD, yakni naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Seberapa umumkah hernia hiatal?
Setiap orang dari segala kelompok usia dapat mengalami hernia hiatus. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, orang dengan kelebihan berat badan, dan orang-orang yang berusia lebih dari 50 tahun.
Tanda dan gejala hernia hiatal
Kebanyakan orang dengan kondisi ini seringkali tidak merasakan gejala. Meski begitu, secara umum beberapa tanda dan gejala khas yang kerap muncul adalah:
Biasanya gejala muncul satu jam setelah seseorang selesai makan. Bersandar atau berbaring dapat memperburuk rasa panas pada perut.
Jika hernia telah menyebabkan iritasi pada kerongkongan, perdarahan mungkin terjadi.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda perlu memeriksakan diri apabila mengalami gejala di atas disertai mual, muntah, atau susah kentut.
Anda kemungkinan mengalami jepitan atau gangguan hernia yang merupakan kondisi gawat darurat medis.
Tubuh setiap orang dapat menunjukkan reaksi yang beragam. Maka dari itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter bila mengalami keluhan terkait hernia, sekalipun keluhan tersebut tidak umum.
Penyebab hernia hiatal
Diafragma normalnya memiliki semacam lubang kecil yang disebut hiatus. Lubang ini dilewati oleh kerongkongan yang merupakan penghubung antara mulut dan lambung.
Hernia hiatal terjadi ketika ada bagian otot diafragma yang melemah sehingga bagian atas organ lambung mencuat melewati hiatus.
Penyebab pelemahan diafragma tidak diketahui secara pasti, tapi kemungkinan berkaitan dengan kondisi berikut.
- Terlahir dengan hiatus yang berukuran besar.
- Menurunnya kekuatan otot diafragma akibat pertambahan usia.
- Cedera pada diafragma, misalnya akibat benturan atau operasi.
- Tekanan terus-menerus terhadap otot sekitar diafragma akibat batuk, muntah, mengangkat benda berat, kebiasaan mengejan saat buang air besar, dan lain-lain.
Faktor risiko hernia hiatal
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami hernia hiatus adalah:
- kehamilan,
- obesitas,
- sering batuk kencang, dan
- mengejan saat buang air besar.
Di samping itu, orang yang berumur lebih dari 50 tahun berisiko lebih tinggi mengalami hernia pada diafragmanya.
Hal tersebut dikarenakan diafragma sama seperti otot lainnya pada tubuh yang akan melemah seiring bertambahnya usia.
Apakah hernia hiatus berbahaya?
Sebagian besar kasus hernia hiatal tidak berbahaya, bahkan tidak menimbulkan gejala. Namun, jika gejala hernia hiatus yang terjadi cukup parah, hal ini bisa membahayakan dan dapat menyebabkan komplikasi. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala penyakit ini.
Diagnosis hernia hiatal
Hernia hiatal sering kali terdiagnosis ketika pasien menjalani tes untuk mencari tahu penyebab heartburn, nyeri dada, atau sakit perut bagian atas.
Mengutip Mayo Clinic, berikut jenis tes yang biasanya dilakukan.
- Endoskopi. Endoskopi dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk selang kecil panjang dengan kamera melewati kerongkongan. Alat ini dapat memperlihatkan kondisi saluran pencernaan Anda dan mendeteksi hernia.
- Rontgen. Anda akan menjalani pemeriksaan sinar X setelah sebelumnya meminum cairan barium yang memperjelas warna saluran pencernaan.
- Esophageal manometry. Pemeriksaan ini mengukur irama gerak dan tekanan otot-otot kerongkongan ketika Anda menelan.
Pengobatan hernia hiatal
Hernia hiatal tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak menimbulkan gejala atau masalah kesehatan yang serius, biasanya Anda tidak perlu melakukan pengobatan.
Pengobatan umumnya dilakukan jika Anda mengalami gejala yang mengganggu. Berikut ini beberapa jenis pengobatan hernia hiatal.
1. Perubahan gaya hidup
Mencuatnya lambung bisa memicu naiknya asam lambung sehingga penderita kerap mengalami gejala maag.
Untuk mengatasinya, Anda perlu melakukan perubahan gaya hidup berikut guna meredakan gejala maag.
- Batasi atau hindari berbagai makanan pemicu asam lambung, seperti makanan pedas atau makanan asam.
- Jangan langsung berbaring setelah karena dapat membuat asam lambung lebih mudah mengalir kembali menuju kerongkongan.
- Konsumsi makanan untuk penderita hernia hiatal seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan makanan kaya probiotik.
- Sebelum tidur, tinggikan posisi kepala Anda sekitar 10 – 15 di atas kasur untuk membantu menjaga cairan asam tetap berada di dalam lambung selama Anda tidur.
2. Obat-obatan
Jika memperhatikan perihal perubahan tersebut tidak juga memberikan hasil, dokter mungkin akan meresepkan obat.
Jenis obat yang umumnya diresepkan adalah antasida, ranitidine, famotidine, dan obat penghambat pompa proton seperti omeprazol.
3. Operasi
Apabila gejala tidak bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan, serta muncul komplikasi, dokter kemungkinan akan menyarankan untuk melakukan prosedur operasi.
Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk memperbaiki posisi lambung dengan cara menarik lambung ke bawah perut dan mengecilkan lubang diafragma.
Perawatan rumahan hernia hiatal
Berikut perawatan rumahan untuk membantu Anda mengatasi hernia hiatal.
- Mengurangi berat badan jika sebelumnya berlebih.
- Makan secara perlahan.
- Makan sebanyak 4 – 5 kali sehari dengan porsi kecil sebagai pengganti waktu makan tiga kali sehari dengan porsi besar.
- Menghindari makan gorengan, pedas, atau makanan berlemak sampai kondisi Anda membaik.
Hernia hiatal terjadi ketika lambung mencuat ke otot diafragma karena terdapat bagian otot yang melemah.
Kendati tidak ada pengobatan khusus, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui apa saja pilihan penanganan yang bisa dilakukan.
[embed-health-tool-bmr]