Transplantasi hati umumnya menjadi pilihan terakhir bagi orang dengan penyakit hati kronis dan tidak berhasil disembuhkan dengan pengobatan lainnya. Sayangnya sulit untuk menemukan donor hati yang benar-benar sesuai.
Itulah sebabnya, mencari pendonor hati memakan waktu lama hingga bertahun-tahun. Lantas, apa saja syarat donor hati yang wajib dipenuhi calon pendonor sebelum transplantasi hati?
Apa itu donor hati?
Hati atau liver adalah organ terbesar dalam tubuh manusia yang memiliki sejumlah fungsi penting bagi sistem pencernaan tubuh Anda.
Organ yang terletak pada rongga perut kanan atas ini berfungsi dalam menghasilkan cairan empedu, membantu tubuh membuang racun, hingga mengatur kadar gula darah.
Donor hati adalah prosedur pengambilan sebagian dari organ hati untuk diberikan pada orang lain melalui prosedur transplantasi hati.
Organ hati yang didonorkan dapat berasal dari orang yang sudah meninggal atau orang yang masih hidup.
Orang sehat bisa menjalani transplantasi hati karena adanya proses regenerasi hati yang membuat organ tubuh manusia ini bisa tumbuh kembali.
Menurut penjelasan buku The Liver: Biology and Pathobiology, regenerasi hati bisa terjadi karena hepatosit, yakni sel utama yang membentuk organ hati dan memiliki kemampuan untuk menggandakan diri.
Walaupun begitu, tentunya ada sejumlah persyaratan yang harus diperhatikan untuk dapat memberikan sebagian dari organ hati Anda untuk orang lain.
Apa saja syarat donor liver?
Donor liver awalnya didapatkan dari orang yang telah wafat, misalnya korban kecelakaan atau cedera kepala yang mengalami kematian otak, tapi jantung masih berdetak.
Namun, sangat sulit untuk menemukan donor hati yang cocok karena berbagai pertimbangan, seperti golongan darah, usia, tinggi badan, hingga kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Karena kebutuhan donor yang cukup tinggi dan masa tunggu yang lama, orang yang masih hidup dan sehat akhirnya diperbolehkan mendonorkan hatinya.
Pendonor hidup bisa berasal dari anggota keluarga, saudara kandung, pasangan, atau teman dari penerima donor hati atau liver.
Apabila berniat untuk menyumbangkan organ Anda, terdapat beberapa syarat donor hati yang harus dipenuhi.
- Berniat mendonorkan hati dengan keputusan sendiri tanpa paksaan dari pihak lain.
- Berusia 19 sampai 55 tahun.
- Kondisi dan fungsi hati baik.
- Memiliki kondisi psikologis yang stabil.
- Memiliki kondisi kesehatan yang prima.
- Tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti kanker, HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal, ataupun penyakit jantung.
- Memiliki ukuran tubuh sama atau lebih besar dari penerima donor.
- Memiliki golongan darah dan tipe jaringan yang sama.
- Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol dalam beberapa waktu yang telah ditentukan.
Hal yang terpenting adalah pastikan untuk memberitahukan kepada tim medis tentang riwayat kesehatan Anda sebelum melakukan donor hati.
Alhasil, tim medis dapat menentukan apakah Anda bisa menjadi kandidat pendonor atau tidak.
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum donor hati?
Sebelum mendonorkan organ, beri tahukan orang terdekat dan berikan pemahaman sebaik mungkin bahwa Anda ingin menjadi pendonor hati.
Persiapan transplantasi hati donor hidup, tim medis dari pusat transplantasi akan mengevaluasi kondisi kesehatan dan psikologis baik pendonor dan penerimanya.
Orang sehat yang ingin mendonorkan hatinya harus melakukan tes fungsi hati dan pemeriksaan lain, termasuk tes penyakit menular dan penyakit yang mengancam jiwa.
Selain itu, pencocokan hati donor hidup dengan penerima juga perlu dilakukan berdasarkan pada usia, golongan darah, ukuran organ, dan faktor lainnya.
Selama masa tunggu operasi, Anda perlu menjaga kesehatan liver dengan mengikuti pedoman diet, olahraga rutin, menjaga kesehatan mental, dan rutin konsultasi ke dokter.
Prosedur donor dan transplantasi hati
Sebelum prosedur berlangsung, baik pendonor atau penerima donor organ akan mendapatkan anestesi atau obat bius guna mengurangi rasa sakit selama operasi.
Ahli bedah akan mengangkat sebagian hati dari donor meninggal atau hidup dengan sayatan di perut.
Bagian hati yang didonorkan tergantung dari ukuran dan kebutuhan penerima.
Setelah itu, ahli bedah akan mengangkat bagian liver yang sakit dan menempatkan bagian hati sehat yang didonorkan ke dalam tubuh penerima.
Selama prosedur transplantasi ini, ahli bedah juga akan menghubungkan lagi pembuluh darah dan saluran empedu ke hati yang baru.
Umumnya, pendonor hati menghabiskan sekitar tujuh hari perawatan di rumah sakit.
Setelah pulang dari rumah sakit, Anda akan membutuhkan waktu pemulihan tambahan sekitar enam hingga delapan minggu.
Selama masa pemulihan, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pada bekas luka sayatan.
Dokter juga akan memberikan anjuran tentang perubahan gaya hidup yang perlu Anda lakukan setelah menjalani prosedur donor hati.
Organ hati yang telah didonorkan biasanya akan tumbuh kembali sampai pada ukuran sebelumnya. Fungsi hati pun bisa kembali normal dalam beberapa bulan setelah operasi.
Efek samping mendonorkan hati
Prosedur donor hati dari orang yang hidup tergolong aman. Umumnya tidak ada masalah kesehatan yang berarti yang dialami pendonor.
Sama halnya dengan risiko pasca-operasi besar pada umumnya, ada beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah mendonorkan hati yaitu:
- reaksi alergi terhadap anestesi,
- mual dan muntah,
- infeksi luka,
- perdarahan, hingga perlu transfusi darah,
- gangguan pembekuan darah, atau
- kerusakan organ atau jaringan dekat organ yang mengalami sayatan.
Meskipun mendapatkan anestesi atau bius selama operasi berlangsung, Anda tetap memiliki kemungkinan merasa sakit ketika dalam proses pemulihan.
Itulah sebabnya, Anda butuh konsultasi ke dokter secara rutin hingga benar-benar pulih setelah melakukan operasi transplantasi hati.
Pendonor hati untuk keperluan medis sah secara hukum. Namun, donor hati yang dilakukan dengan dasar jual beli donor organ dilarang secara hukum.
Mendonorkan hati dapat menyelamatkan hidup seseorang.
Namun, pastikan keputusan mendonorkan organ murni berasal dari diri sendiri tanpa pengaruh orang lain.
Sebelum memutuskan, Anda tetap perlu memikirkan secara matang keuntungan dan risikonya.
Konsultasikan dengan dokter mengenai prosedur dan perawatan kesehatan setelah mendonorkan organ.
[embed-health-tool-bmr]