backup og meta

6 Pilihan Obat Antibiotik untuk Diare dan Aturan Minumnya

Diare umumnya terjadi akibat infeksi pada sistem pencernaan. Gejala diare biasanya dapat sembuh dengan minum banyak air dan cukup istirahat. Namun, untuk kasus diare akibat infeksi yang parah, solusinya mungkin memerlukan obat antibiotik. Apa saja obat antibiotik untuk mengatasi diare? 

6 Pilihan Obat Antibiotik untuk Diare dan Aturan Minumnya

Ragam obat antibiotik untuk mengatasi diare

Antibiotik adalah obat yang berfungsi untuk melawan, memperlambat, dan menghancurkan pertumbuhan bakteri dalam tubuh.

Dokter akan meresepkan obat antibiotik jika penyebab diare Anda adalah infeksi bakteri. Namun, hanya antibiotik tertentu yang bisa diresepkan untuk diare.

Kebanyakan antibiotik bisa memunculkan efek samping berupa gangguan pencernaan yang akan memperparah diare.

Nah, berikut adalah jenis antibiotik yang diresepkan dokter untuk mengatasi diare akibat infeksi bakteri.

1. Cotrimoxazole

Cotrimoxazole adalah antibiotik yang mengandung dua jenis zat obat, sulfametoksazol dan trimetoprim. Cotrimoxazole biasanya diresepkan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli (E. coli).

Antibiotik ini dapat diresepkan untuk anak kecil dan dewasa yang alergi terhadap penilisin, tapi tidak untuk mereka yang alergi sulfonamide.

Dosis antibiotik ini untuk orang dewasa adalah 2 tablet untuk diminum 2 kali sehari, sedangkan untuk dosis untuk anak-anak akan tergantung pada berat badan.

2. Cefixime 

obat tablet sefiksim cefixime

Cefixime adalah antibiotik golongan sefalosporin yang diyakini manjur untuk cepat memulihkan diare akibat infeksi bakteri Salmonella typhi.

Diare yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella biasanya juga memunculkan gejala muntaber (gastroenteritis).

Mengutip Mayo Clinic, untuk mengatasi infeksi pada dewasa dan remaja di atas 12 tahun dengan berat lebih dari 50 kilogram, konsumsi 400 mg satu kali sehari, atau 200 mg setiap 12 jam.

Minumlah air putih yang cukup selama mengonsumsi cefixime. Anda juga dapat minum cefixime setelah makan untuk menghindari mual.

3. Metronidazole

Metronidazole adalah antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri pada lambung atau usus yang menyebabkan diare.

Dosis obat metronidazole yang diresepkan dokter untuk mengatasi diare biasanya 250 – 750 mg untuk diminum tiga kali sehari selama 7-10 hari.

Kocok suspensi oral (cairan) dengan baik sebelum Anda menuang dosis ke sendok. Takar obat cair dengan menggunakan pipet yang disediakan, gelas obat, atau dengan sendok pengukur dosis khusus.

Jika Anda diresepkan tablet, telan utuh-utuh dengan menenggak air. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet agar lebih mudah diminum.

4. Azythromycin

Azithromycin adalah obat antibiotik golongan makrolida yang umum digunakan untuk mengatasi diare wisatawan akibat infeksi bakteri Campylobacter jejuni.

Menurut studi dalam Military Medicine, gejala diare yang dialami sejumlah wisatawan di Thailand sembuh dalam 72 jam setelah minum azitromisin sesuai resep dokter. 

Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Konsumsi azithromycin sebanyak 500 mg per hari untuk 3 sampai 10 hari, tergantung dengan jenis infeksi yang dialami.

5. Ciprofloxacin 

Ciprofloxacin adalah antibiotik golongan fluoroquinolone untuk mengatasi bakteri Campylobacter jejuni dan Salmonella enteritidis penyebab diare.

Masih menurut studi dari Military Medicine, ciprofloxacin baru akan diberikan apabila efek antibiotik lini pertama, seperti cotrimoxazole dan cefixime, tidak ampuh mengobati diare.

Untuk mengatasi diare, orang dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini sebanyak 500 mg selama 1 – 5 hari, tergantung dengan tingkat keparahan infeksi.

Konsumsilah obat ciprofloxacin bersama dengan air agar cepat diserap dengan baik oleh saluran cerna.

6. Levofloxacin 

Levofloxacin adalah antibiotik golongan fluoroquinolone yang juga digunakan untuk membunuh bakteri penyebab diare.

Levofloxacin sering diresepkan untuk pengobatan diare wisatawan karena kemampuannya mempercepat waktu penyembuhan dan dapat ditoleransi lebih baik oleh tubuh.

Untuk mengatasi infeksi bagi orang dewasa, konsumsi obat ini sebanyak 250 – 750 mg satu kali sehari. Efek obat ini untuk mengatasi diare rata-rata mulai terlihat dalam 6 – 9 jam setelah dosis pertama.

Hal yang perlu diperhatikan

Penggunaan antibiotik yang sembarangan atau sebenarnya tidak perlu dapat memicu resistensi bakteri. Artinya, bakteri di dalam tubuh kebal terhadap efek kerja antibiotik.

Resistensi antibiotik juga bisa menyebabkan sistem imun menjadi lebih lemah dalam melawan penyakit akibat infeksi. Akibatnya, penyakit penyebab diare makin sulit disembuhkan.

Untuk menghindari risiko ini, Anda perlu mematuhi aturan minum antibiotik yang benar. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika mengonsumsi antibiotik untuk diare.

  • Selalu minum antibiotik tepat waktu dan tepat dosis, sesuai anjuran dokter.
  • Tebus resep obat antibiotik sesuai jumlah yang diresepkan dokter (jangan lebih, jangan kurang).
  • Habiskan antibiotik sesuai jangka waktu yang diresepkan. Teruskan minum obat sampai habis meski Anda sudah merasa lebih baik.
  • Jangan melewatkan dosis. Tidak disarankan juga untuk mengonsumsi dua dosis sekaligus saat Anda lupa minum obat.
  • Jangan mengubah dosis dokter. Jangan mengurangi atau menambah dosis dari yang sudah diresepkan dokter dengan tujuan ingin cepat sembuh.
  • Jangan menyimpan obat antibiotik untuk berjaga-jaga kemungkinan penyakit kambuh ke depannya.
  • Selalu beri tahu dokter apabila Anda minum obat atau vitamin lain saat diresepkan antibiotik.

Kasus diare akibat infeksi bakteri mungkin memerlukan pengobatan antibiotik. Namun, antibiotik untuk mengatasi menceret perlu diperoleh dari resep dokter.

Perhatikan dengan baik anjuran dokter dan aturan pakai antibiotik sehingga pengobatan efektif mengatasi penyakit dan gejala yang dialami.

Kesimpulan

  • Ada beberapa antibiotik yang bisa diresepkan dokter untuk mengatasi diare: cotrimoxazole, cefixime, metronidazole, azithromycin, ciprofloxacin, levofloxacin.
  • Pastikan mengonsumsi obat antibiotik sesuai dengan aturan pakai serta takaran dosis dari dokter. Habiskan obat sesuai resep dan hindari menghetikkan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Tribble, D. R. (2017). Antibiotic therapy for acute watery diarrhea and dysentery. Military medicine182(suppl_2), 17-25.

Co-trimoxazole | Health Navigator NZ. (n.d). Retrieved 20 June 2025, from https://www.healthnavigator.org.nz/medicines/c/co-trimoxazole/

Co-trimoxazole.  MedlinePlus Drug Information. (2025). Retrieved 20 June 2025, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684026.html

Ciprofloxacin. (n.d). Retrieved 20 June 2025, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ciprofloxacin?mtype=generic

Metronidazole (oral route). (n.d.). Retrieved 20 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/metronidazole-oral-route/description/drg-20064745 

Versi Terbaru

03/07/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Rotavirus pada Anak, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

10 Rekomendasi Obat Diare, Ampuh Meredakan Gejala


Ditinjau oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 03/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan