Ambeien atau wasir adalah pembengkakan pembuluh darah pada rektum atau bawah. Wasir ternyata terbagi ke dalam beberapa stadium berdasarkan tingkat keparahan penyakit.
Masing-masing stadium wasir memiliki gejala berbeda, artinya cara penanganan setiap kondisinya pun berbeda.
Macam-macam stadium wasir
Ada dua jenis wasir yang utama, yakni ambeien eksternal dan internal. Wasir eksternal terjadi pada di bagian luar permukaan anus.
Sebaliknya, wasir internal muncul di dalam lubang anus, tepatnya pada bagian rektum. Pembagian stadium wasir ini digunakan untuk membagi tingkat keparahan ambeien internal.
Pembagian keparahan wasir ini diperkenalkan pada tahun 1980 oleh John Cedric Goligher. Oleh karena itu, stadium wasir juga kerap disebut Klasifikasi Goligher.
Perlu diketahui, tingkatan pada stadium wasir menggunakan angka. Semakin besar angka, maka semakin parah kondisi wasir. Setiap stadium pun memiliki cara penyembuhan masing-masing.
Berikut jenis dan gejala yang muncul pada setiap stadium wasir.
1. Stadium I
Ini adalah tingkatan ambeien dengan kondisi paling ringan. Gejala wasir yang utama pada stadium ini adalah adanya anus berdarah. Akan tetapi, bantalan anus tidak keluar dari dalam.
Sebenarnya, stadium wasir ini tidak berbahaya dan kadang gejalanya tidak terasa, kecuali saat darah keluar.
2. Stadium II
Kondisi ini membuat dubur berdarah dan bantalannya keluar dari lubang anus saat Anda mengejan atau disebut dengan prolaps rektum.
Namun, bantalan dubur segera masuk kembali dengan cepat ketika Anda berhenti mengejan. Anda tidak perlu susah payah memasukkannya kembali ke dalam lubang anus.
3. Stadium III
Pada stadium ini, bantalan dubur yang keluar melalui anus tidak hanya terjadi saat mengejan. Kondisi ini bisa muncul saat Anda beraktivitas biasa.
Bantalan dubur pun tak lagi mampu masuk secara spontan. Jadi, Anda perlu mendorongnya dengan tangan agar kembali masuk ke posisi awal di lubang anus.
4. Stadium IV
Stadium ini tentu menggambarkan kondisi wasir yang paling parah. Dalam hal ini, bantalan anus selalu keluar setiap saat. Bantalan anus bahkan semakin membengkak seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, Anda tak lagi mampu memasukkannya kembali ke dalam lubang anus dengan jari Anda.
Pengobatan wasir berdasarkan stadiumnya
Cara mengobati wasir internal yang tepat harus sesuai dengan kondisi keparahannya.
Pengobatan wasir bertujuan untuk mengurangi pembengkakan yang mengakibatkan bantalan anus keluar hingga ambeien pecah.
The American Society of Colon and Rectal Surgeons (ASCRS) memberikan pedoman cara mengobati wasir berdasarkan tingkat stadiumnya:
1. Stadium I
Cara utama mengatasi pengidap wasir stadium I adalah melalui asupan serat dan air yang mencukupi dalam pola makan sehari-hari. Ini berguna untuk mengatasi sembelit.
Susah buang air besar menyebabkan seseorang jongkok dan mengejan terlalu keras. Bila keduanya dilakukan terus-menerus, hal ini bisa memperparah ambeien.
Selain itu, dokter bisa memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak yang mengandung hidrokortison dan witch hazel. Obat ini biasanya berbentuk obat oles atau dimasukkan ke anus.
American Academy of Family Physician (AAFP) menyatakan bahwa witch hazel bekerja sebagai astringent, yakni mempersempit pembuluh darah dengan cepat sehingga meredakan gejala ambeien.
Untuk mengurangi rasa nyeri, Anda juga bisa mengonsumsi obat parasetamol atau ibuprofen dan berendam di dalam air hangat selama 10–15 menit.
2. Stadium II
Wasir stadium II biasanya akan mendapatkan perawatan rubber band ligation (RBL), skleroterapi, dan koagulasi inframerah.
Prosedur RBL dilakukan dengan cara mengikat benjolan wasir dengan karet gelang khusus. Lalu, aliran darah ke wasir dipotong. Wasir pun mengecil dan jaringannya mati sehingga benjolannya akan lepas dari anus.
Skleroterapi adalah penyuntikan cairan yang mengandung quinine, polidocanol, atau zinc chloride pada bagian yang membengkak.
Ini berguna untuk merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke pembengkakan wasir sehingga ambeien mengempis.
Sementara itu, koagulasi inframerah adalah pemberian gelombang inframerah pada wasir sehingga jaringan protein pada ambeien akan mati.
3. Stadium III dan IV
Bila prosedur di atas tidak berhasil dan Anda sudah memasuki stadium III dan IV, dokter akan melakukan operasi ambeien atau hemoroidektomi.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memotong jaringan ambeien menggunakan gunting bedah, pisau bedah, atau laser. Pengobatan ini cukup efektif untuk kasus yang ambeien yang parah.
Metode tindakan dilakukan dengan cara luka akan dibuka sebagian atau sepenuhnya. Risiko komplikasi prosedur ini lebih sedikit. Hanya saja, penyembuhannya memerlukan waktu yang lebih lama.
Selain itu, ada pula metode hemorrhoidopexy, yakni menggunakan alat serupa staples khusus medis untuk mengangkat jaringan wasir.
Metode ini tidak menggunakan sayatan. Jaringan wasir diangkat, lalu dijepit agar aliran darah menuju ambeien terputus.
Prosedur ini tidak semenyakitkan pemotongan wasir dan pemulihannya pun lebih cepat. Hanya saja, ada risiko ambeien bisa membesar dan bantalan anus kembali keluar seperti sedia kala.
Komplikasi tindakan penyembuhan wasir
Ada berbagai tindakan untuk mengatasi setiap stadium wasir. Namun, setiap prosedur memiliki risiko komplikasi.
Namun, Anda perlu mengetahui bila komplikasi jarang terjadi. Umumnya, komplikasi ini muncul pada wasir stadium III dan IV.
Berikut kemungkinan yang akan muncul setelah mendapatkan prosedur pengobatan wasir.
- Sepsis perianal: adanya infeksi berat pada kelenjar anus dengan tanda-tanda disfungsi kencing, nyeri yang semakin parah dan tak tertahankan, serta demam.
- Fistula rektovaginal: terbentuknya lubang saluran abnormal yang menghubungkan antara rektum dan vagina sehingga feses dan gas dari perut bisa melewati vagina. Komplikasi ini umumnya muncul pada prosedur hemorrhoidopexy.
- Retensi urin akut: komplikasi akibat tindakan hemoroidektomi dengan urine yang menumpuk di dalam kandung kemih.
Stadium pada wasir menunjukkan tingkat keparahan kondisi ambeien. Penyembuhannya pun menyesuaikan dengan stadiumnya.
Agar terhindar dari kondisi ini, pastikan Anda selalu bergerak aktif selama 30 menit setiap hari serta cukupi kebutuhan air dan serat. Hal ini berguna untuk mencegah sembelit penyebab wasir.
Saat buang air besar, pastikan Anda segera berdiri dan hindari jongkok atau duduk terlalu lama. Hal ini justru meningkatkan risiko otot anus dan rektum terlalu tegang sehingga pembuluh darah akan membengkak.
[embed-health-tool-bmr]