backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Waspadai Pergaulan Bebas, Kenali Dampak dan Tips Mencegahnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 09/12/2022

Waspadai Pergaulan Bebas, Kenali Dampak dan Tips Mencegahnya

Sering kali orangtua dibuat was-was ketika menyadari anaknya telah memasuki usia remaja. Bagaimana tidak, anak remaja erat kaitannya dengan pergaulan bebas. Nah, agar anak Anda tidak terjerumus ke dalam jalan yang salah, orangtua harus tahu bagaimana cara menjaga pergaulan anak yang baik. Yuk, simak!

Apa itu pergaulan bebas?

pergaulan bebas

Pergaulan bebas adalah sebuah tindakan di luar batas kewajaran yang melanggar norma susila maupun agama.

Ironisnya, anak remaja paling rentan terjerumus ke dalam perilaku menyimpang ini karena sedang dalam proses pencarian jati diri atau krisis identitas.

Dalam situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud), disebutkan bahwa salah satu yang menjadi permasalahan terbesar anak remaja dalam proses pencarian jati diri adalah ketidaktahuan mereka terhadap dampak pergaulan bebas.

Sementara itu, kebebasan anak remaja dalam bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Tindakan-tindakan menyimpang muncul bukan tanpa alasan. Sejumlah faktor, seperti tingkat pendidikan yang minim, ekonomi keluarga sulit, anak broken home, dan pengaruh lingkungan sekitar kerap menjadi pemicunya.

Di sini, peran orangtua sangat penting untuk terus memantau perilaku anak dan menanamkan prinsip yang kuat sejak dini agar tidak salah pergaulan.

Apa dampak dari pergaulan bebas?

tanda anak menggunakan narkoba ciri anak memakai narkoba

Ingat, dampak dari pergaulan bebas tidak main-main. Pasalnya, konsekuensi yang didapat tidak hanya merugikan sang remaja itu sendiri, tetapi juga mencoreng nama baik keluarganya.

Berikut adalah beberapa dampak pergaulan bebas yang perlu diperhatikan.

1. Kenakalan pada remaja

Dampak yang paling mudah dilihat dari pergaulan bebas adalah semakin maraknya kenakalan di kalangan remaja.

Kenakalan tersebut bisa terlihat dari hal yang kecil hingga yang memiliki dampak besar, seperti melakukan perundungan pada teman, aksi pemalakan, dan kecanduan alkohol.

2. Seks bebas

Mengutip National Center for Biotechnology Information, sebuah penelitian terhadap 200 siswa dilakukan untuk menentukan kebutuhan pendidikan seks bagi remaja di Nigeria.

Hasilnya, siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang dampak seks bebas, meskipun pengetahuan dari sisi medis masih rendah.

Tentunya, melakukan seks bebas akan menimbulkan banyak bahaya yang mengintai, misalnya tertular penyakit seksual, HIV/AIDS, kanker serviks, hingga mengalami kehamilan yang tak direncanakan.

3. Pendidikan terganggu

Dampak remaja yang telah terjerumus dalam pergaulan bebas biasanya menjadi malas untuk melakukan hal-hal positif, termasuk tidak mau sekolah, malas belajar, bahkan suka membolos.

Sejumlah tindakan tersebut secara tidak langsung akan membuat pendidikannya terganggu.

4. Merusak hubungan dengan keluarga

Ya, dampak pergaulan bebas yang lebih besar, yakni rusaknya hubungan baik dengan keluarga. Kebanyakan orangtua akan merasa malu setelah mengetahui anaknya salah pergaulan.

Bahkan, pada kasus yang lebih parah, orangtua bisa saja tidak lagi peduli dan tidak mau mengakui anaknya sebagai bagian dari keluarga.

Dalam hal ini, dengan adanya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap dampak pergaulan bebas pada remaja, harapannya dapat membantu mencegah anak terlibat dalam pergaulan bebas.

Tips menjaga anak agar terhindar dari pergaulan bebas

cara mendidik anak remaja

Perlu diketahui bahwa keluarga dan orangtua merupakan baris pertahanan pertama yang bertanggung jawab penuh melindungi anak.

Jika Anda tak cepat-cepat mengambil langkah bijak, bukan tidak mungkin anak Anda ikut terseret arus pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.

Lantas, bagaimana cara menjaga pergaulan anak yang baik guna mencegahnya terjerumus ke arah negatif? Berikut beberapa hal yang perlu Anda lakukan.

1. Ajak anak diskusi

Tak dapat dipungkiri jika masa remaja adalah masa paling sibuknya anak. Namun, ketika anak dan Anda sama-sama punya waktu luang, manfaatkanlah untuk saling bertanya kabar dan bertukar cerita.

Anda bisa memancing obrolan dari topik yang paling sederhana. Setelah itu, barulah Anda giring obrolan ke topik utama.

Jelaskan pada anak apa itu pergaulan bebas secara umum, apa saja hal-hal yang masuk ke dalam tindakan tersebut, dan apa bahayanya bagi anak Anda juga orang-orang di sekitarnya.

Persilakan anak untuk bertanya tentang hal apa saja yang sekiranya masih membuat mereka bingung.

Jangan sungkan untuk mengatakan “tidak tahu” jika Anda memang belum mengetahui jawaban dari pertanyaannya.

Lalu, Anda bisa sampaikan kalau Anda butuh waktu untuk mencari tahu jawabannya, kemudian Anda dan anak bisa berdiskusi lagi di lain waktu.

2. Beri pendidikan seksual

Pergaulan bebas sangat erat dengan aktivitas seks yang tidak aman dan berisiko.

Jadi, mulailah mengenalkan pendidikan seksual kepada anak sejak dini meski obrolan seputar seks mungkin masih tergolong tabu untuk dibicarakan terang-terangan.

Pendidikan seksual bukan hanyalah mengenai hubungan seks semata. Anda dapat mulai dengan menjelaskan misalnya mengenai perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan secara umum.

Selain itu, jelaskan perubahan tubuh ketika puber, bagaimana kehamilan terjadi, risiko hamil di usia remaja, serta area-area tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.

Ajarkan pula anak untuk berani menolak atau melarikan diri ketika ada orang asing yang menyentuh area-area tersebut.

3. Terapkan aturan yang tegas di rumah

Menerapkan aturan tegas di rumah merupakan cara jitu yang bisa dilakukan orangtua untuk menghindari pergaulan bebas pada remaja. Beberapa aturan yang perlu ditegakkan misalnya soal jam pulang malam.

Sampaikan pada setiap anak, baik itu laki-laki maupun perempuan, tidak boleh pulang larut malam.

Mintalah anak-anak untuk sampai di rumah setidaknya pada pukul 8 malam, kecuali jika memang ada urusan lain dengan alasan yang kuat.

Selain itu, buatlah larangan untuk tidak mengajak teman-teman lawan jenisnya bermain di area kamar anak Anda.

4. Kenali setiap teman-teman anak Anda

Dalam banyak kasus, pergaulan bebas dapat disebabkan oleh lingkungan perteman sehari-hari.

Ya, kasus penyalahgunaan narkoba, minuman keras, bahkan seks bebas bisa dipicu jika anak-anak Anda bermain dan berkumpul di lingkungan yang mendukung hal-hal tersebut.

Nah, maka dari itu, pastikan Anda mengenali semua teman-teman anak Anda dengan baik. Bila perlu, mintalah anak Anda untuk mengajak teman-temannya ke rumah dan berkenalan dengan Anda.

Mengetahui lingkaran perteman anak juga memungkinkan Anda untuk mengenal orangtua anak-anak lain. Alhasil, Anda juga bisa bertukar pikiran dan informasi tentang tips mendidik anak dengan orangtua lainnya.

5. Awasi aktivitas anak sehari-hari

Usahakan Anda selalu memantau dan mengawasi semua kegiatan yang anak-anak lakukan. Anda bisa meminta anak Anda mengabari setiap kali mereka akan beraktivitas atau pergi ke suatu tempat.

Pastikan juga Anda mengetahui kapan mereka akan pulang. Anda bisa berkirim pesan singkat, menelepon, atau melakukan panggilan video dengan anak Anda guna memastikan kabar dan keberadaannya.

Berikan pemahaman pada anak bahwa apa yang Anda lakukan ini bukan sebagai bentuk kekangan, tapi pengawasan.

6. Dukung anak melakukan hobi yang ia sukai

Masa remaja adalah masa anak sedang aktif-aktifnya mencoba berbagai kegiatan. Apa pun kegiatan yang dipilih anak selama tergolong positif, usahakan untuk selalu mendukungnya

Jika anak Anda sedang gemar-gemarnya bermain sepak bola, Anda bisa mengikutsertakannya dalam ekstrakulikuler atau klub sepak bola.

Begitu pula jika anak Anda suka melukis atau menggambar, Anda bisa membelikan seperangkat alat gambar untuknya.

Intinya, alihkan perhatian anak dari pergaulan bebas melalui berbagai aktivitas positif yang ia sukai.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 09/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan